duabelas

430 71 2
                                    

Mark POV
.
.



"Itu dia orangnya!" Aku kaget karna seseorang tiba tiba saja berteriak karnaku. Yang lebih mengagetkan lagi dia datang membawa kak Cio disampingnya.

"K-kak Cio."

"Mark!"

Aku jadi khawatir sekarang. Bukan apa apa, perkataan Lucas yang tadi masih terngiang ditelingaku.

*Flashback*

"Lucas!"

"Kenapa lagi?"

"Kau kenapa sih? Aku salah apa sampai kau menjauhiku seperti ini. Terakhir kau bilang ingin aku antar beli game baru. Tapi kau malah meninggalkanku disana. Lalu sekarang, kau mengabaikanku dari saat itu? Kenapa? Aku salah apa?"

"Aku tidak menjauhimu."

"Kau menghindariku."

"Chh."

Dia terlihat sangat membenciku sekarang. Aku salah apa sampai dia begini? "Aku tidak akan tahu kesalahanku sampai kau mengatakannya Lucas."

"Kau masih juga tidak sadar Mark, atau memang kau pura pura bodoh."

"Maksudmu?"

"Aku menyuruhmu dekat dengan kakakku hanya untuk mengenalnya sebagai kakakku, bukan malah menyukainya."

"Tapi Lucas--"

"Aku masih menghormatimu karna kau yang menolong kakakku saat itu. Tapi jika masalahnya sudah seperti ini aku tidak bisa diam saja. Tolonglah jangan mempermainkan kakakku seperti ini."

"Aku tidak mempermainkannya Lucas, aku memang belum mengutarakannya secara langsung mengenai perasaanku kepadanya, tapi aku benar benar lebih dari sekedar menyukainya, aku menyayanginya."

"Kau pikir dulu perkataanmu sebelum mulai berbicara. Sudahlah, aku lelah bicara denganmu, lagian kau tidak akan medengarkanku."

Lucas pergi hadapanku dengan kasar.

"Lucas!" Aku mempercepat langkah kaki untuk mengejarnya.

"Apa lagi!"

"Aku benar benar tulus menyayanginya. Jika dia tidak menyukaiku sekalipun, tidak apa, aku hanya akan menyayanginya sampai kapanpun."

"Dia akan dijodohkan nantinya. Dan aku tidak mau kalau dia akan sakit."

"Aku akan pastikan dia tetap bersamaku."

"Sudahlah, jangan terlalu berharap."

"Aku tidak akan menyerah."

"Mark! Kau mendengar perkataanku atau tidak! Bagaimana kalau dia sampai tahu yang sebenarnya, kau tidak pikir sampai kesana!"

Aku, apa yang aku sembunyikan dari diriku sendiri? "Aku--"

"Sudahlah, menyerah saja dan anggap semuanya tidak terjadi apa apa."

"Bagaimanapun dia akan tahu nantinya, seberapa keras usahaku menyembunyikan semuanya, dia akan tahu juga."

"Kau sudah bosan hidup rupanya."

Bugh! Lucas memukulku sekali tepat dipipi sebelah kiri.

Tidak ada respon yang berarti selain pipiku yang mulai terlihat memerah. "Kenapa kau diam saja hah? Balas aku Mark! Balas aku!"

Mark tetap diam dan tidak bergeming sedikitpun. Lucas mencengkram kerah jaket Mark. "Ingat ya Mark, kau harus jauhi kakakku, kalau kau masih melihat kakakku sebagai seorang wanita, aku tidak akan tinggal diam!"

moccacino, mark lee (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang