Bab 2 - Po*piip* Sweat

6.2K 579 244
                                    

"... magang lapangan?" gumamku pelan, kemudian mendesah dan menggeleng. "Tidak tertarik sama sekali. Kecuali Onee-sama sudah mendapatkan tempat magang, aku gak akan magang dimana pun."

"Sumpah dia mah ketergantungan banget sama Yaomomo-_-" gumam Jiro lama-lama rada kesel gitu sama (Name). "... gak bisakah kau memikirkan hal lain selain apa yang diperintahkan Yaomomo?!"

"Tidak," aku menjawab singkat. "Aku ada hanya untuk melayani dan menjalankan perintah Onee-sama..."

"Oi, jangan ngobrol!" Aizawa rada kesel karena aku dan Jiro sibuk ngobrol di belakang. "Haah, apa kalian bahkan mendengarkan apa yang Mirio katakan?"

"Ya, senpai sedang menjelaskan tentang magang lapangan, bukan?" ucapku sambil mengangkat satu tanganku. "Dan memperkenalkan Big Three, grup berisi tiga orang terkuat di sekolah ini. Tiga senpai ini adalah yang terkuat bahkan di antara para guru dan staff, jadi apa Mirio-senpai seriua mau melawan kami yang baru kelas 1 ini?"

Mirio tersenyum padaku, "Ya! Aku dengar kalian sudah melalui sangat banyak hal, jadi aku ingin coba melawan kalian! Dan bukankah ini akan jadi latihan yang bagus?!"

Aku diam sejenak dan memikirkan jawaban terbaik, tapi sebelum aku bisa membuka mulut mendadak Nejire berdiri di depanku, "Yaoyorozu, kan!? Kau mirip dengan kakakmu, apa kalian kembar? Kudengar dalam keluarga Yaoyorozu anak kedua akan dijadikan butler bagi anak pertama, apa itu benar? Apa saja yang sudah kau lakukan untuk kakakmu?"

"... iya, aku (Name) Yaoyorozu, salam kenal, Senpai," ucapku sambil membungkuk sedikit. "Tidak, bukan kembar, tapi memang katanya kami agak mirip. Memang benar aku ini ada hanya untuk melayani dan menuruti perintah Onee-sama, dan untuk yang sudah kulakukan untuk Onee-sama... ah, itu tidak sebanding dengan kehadiran Onee-sama yang setara hadiah terbaik di dunia."

"Siscon!" komentar para siswa. "Yaomomo, lakukan sesuatu tentang adikmu, dong!"

Momo hanya bisa tersenyum sambil menangis, "Kalian gak tahu, saat kusuruh dia melakukan apapun yang dia mau lakukan dan berhenti menuruti perintahku, dia malah bilang yang dia mau lakukan hanyalah melayani dan menuruti perintahku saja... (Name), kumohon berhentilah..."

Aku membeku, "Tapi, Onee-sama-"

"Oi, Siscon," panggil Bakugou kasar. "Kau tahu kan, keberadaanmu di sini itu hanya membuat semua cowok merinding dan kesal saja, kau juga sudah membuat kakakmu takut, jadi berhentilah jadi banci menjijikan...!"

"Ah, jadi begitu?" ucapku pelan sambil menyeringai tipis. "Kau merinding saat ada aku dan ketakutan padaku, huh?"

Bakugou "Sialan! Kau ini-"

"Bakugou, hentikan," mendadak Shoji buka suara. "Tidakkah kalian memikirkan Yaoyorozu-san? Setidaknya dia sudah mencoba sebisanya. Kumohon hargailah dia sedikit..."

"... uh... Shoji-san benar, sih..." salah satu siswa berucap, dan semuanya berangsur-angsur diam.

"... terimakasih," bisikku pada Shoji, lelaki itu hanya melambai seolah bilang tidak apa-apa.

"... nah!" Mirio kembali berucap. "Bagaimana kalau kita mulai latihannya!?"

***

"Uaakh!" seru salah satu siswa saat dia terlempar ke belakang akibat serangan Mirio. Aku menutup mataku dan berusaha untuk fokus, tapi para siswa terus saja bertebangan karena terkena serangan Mirio dan perlahan K.O. satu persatu. "Ukkh! Sialan, kuat sekali!"

... padalah ini baru Mirio-senpai, ucapku dalam hati sambil memfokuskan pikiranku. Ayolah, ayolah... sedikit lagi aku akan dapat rancangannya, aku harus konsentrasi! Aku hanya harus-

Dear Fujo/FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang