Experiment

2.2K 143 31
                                    

"Njiir... satt... bangkee... anjing... babi... kud—"

"Bisa gak, gausah absen penghuni kebun binatang?" tanyaku memotong sambil menoleh ke samping sejenak dan mendesah pelan. Aku lalu kembali menatap Bakugou yang lagi ngamuk-ngamuk tepat di depanku, untung tubuhnya udah dirante. "Kata Onee-sama emang temanya mesti gini, gausah kayak orang disekap beneran, deh."

"GIMANA GUE BISA TENANG DAN DIEM!?" seru Bakugou berisik. "Ngapain gue drante segala, elah!? Terus ngapain lu deket-deket gue!? Menjauh sana, cuih, cuih!"

"Jan ngeludah, jorok," gumamku sambil ngalangin muka Bakugou pake payung ajaib yang sudah pernah membunuh seorang gadis di tangga sekolahnya. Kemudian menatap Bakugou yang tangannya dirante ke tembok tepat di sebelah kepala dan kakinya diikat dan dibuka selebar bahu. "... lagian... dalam kondisi terikat begini, kau justru kelihatan lebih baik daripada biasanya, lho. Serius."

"HAAH!? Jangan meledekku, modar sana sia!! Modar juga kalian, cewek-cewek sesat!!"

"HMM! Mantap, Momo! Sekarang genrenya jadi lebih hardcore lagi!" ucap Jiro sambil ngambilin poto sebanyak yang memori kamernya mampu sekalian ngasihin tisu ke Uraraka yang yang ternyata pencinta konsep begian.

"PALALU HARDCORE!!" seru Bakugou kesel.

"(Name), mulut Bakugou tolong dibungkam!" pinta Momo. "Biar diem dianya, masa di potonya dia mangap terus kek lagi nelen mangga utuh!"

"Oh, oke, Onee-sama," ucapku sambil melambai pada Momo, kemudian kembali fokus menatap Bakugou dan perlahan mempersempit jarak wajah kami. "Bakugou, diem."

Bakugou membeku, begitu juga Midoriya yang ada di dekat kami sambil mangap dan nutup matanya pakai tangan, dan seluruh anggota perusahaan penelitiannya Momo juga diam. "... a-apa..." gumam Bakugou pelan, lelaki itu lalu menggemertakan gigi dan menatapku. "Kalau aku gak diam, kau mau apaan, hah!?"

"... haah... kalau begitu terpaksa," ucapku pelan sambil menempatkan tanganku di sisi kanan dan kiri wajah Bakugou, tepat di sebelah tangan lelaki itu. Aku makin mendekatkan jarak kami dan mengunci tatapan mata merahnya denganku. "... aku akan menggunakan kekerasan untuk membuatmu tenang."

"... mau diapain tuh, man?" gumam Hagakure. "Itu lagi mo diapain, tuh? Tuh, mau diapain lagi, tuh?"

"Gadiem gua gaplok lu!" ucap Mina sambil sedia kamera. "Gaaah! (Name), cium, (Nameee)!!"

"APAAN, SIH!? Oi, tunggu oi, Siscon! Kubilang tung—hmphf!"

***

"K-Kacchan, kau gak apa-apa?" tanya Midoriya pada Bakugou yang lagi muntah pelangi di pojokan sementara (Name) dengan santainya cuci mulut sambil minum po*piip* di keran mesjid terdeket. "... u-uh, apa perlu kupanggilin dokter gigi!?"

"Diam, Deku! Sikapmu membuatku makin pengen muntah aja tahu, gak!?" hardik Bakugou kasar. "Enyah dari sini! Kenapa juga kau ada di sini!?"

"A-Aku juga dipanggil oleh (Name)-san untuk kemari, katanya dia butuh bantuanku atau semacamnya... tapi dia malah sibuk dengan Kacchan daritadi, sih."

"Sip, sip, sip! Bagus banget hasil fotonya, (Name)!" puji Momo sambil dengan semangat mengecek foto-foto di kameranya. "Lima menit lagi kita coba yang lebih 'hardcore', yah!"

"ENAK AJA LU!!" seru Bakugou gak terima. "Lu coba aja sendiri! Gue ogah lakuinnya!!"

"Ya udah, Deku-kun aja!" ucap Momo masih sama semangatnya sambil menatap Midoriya dengan tatapan prodator yang membuat lelaki ijo itu termundur.

"A-A-Anu, Yaomomo-san... um... a-aku di sini karena katanya kalian butuh bantuan dengan percobaan kalian soal Omega dan Alpha..." ucap Midoriya mundur dan sambil lemparin garem ke Mina dan Tsuyu yang udah ngadang jalannya dari belakang. "Tapi kenapa malah jadi sesi foto gini, sih??"

Dear Fujo/FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang