Bab 36 - Mendadak berubah!

1.7K 99 4
                                    

Mendadak pengen bkin vanila :) ~Mi

Ayo kita tobat sejenak dan bkin lemon tp versi vanila aja :D ~Ma

Yo sama aja namanya bukan tobat iki-_-!! ~P
~~~~~~~~~~~

Di suatu pagi yang gak cerah-cerah amat karena lagi mendung, sesosok lelaki berambut hitam ngesot keluar dari dalam rumahnya. "Yah, ujan," gumam lelaki itu sambil dangak sampai matanya kemasukan air ujan. "Aduduh, mata aing kelilipan...!"

"Onii-sama, apa kau gak apa-apa!?" seru adeknya yang bernama (Name) sambil menerjang keluar rumah sambil bawa payung. "SINI MANA MATANYA, BIAR GUER BERSHIN PAKE ALKOHOL BIAR BERSIH MENGKILAP TANPA NODA!"

"MATA GUE PERIH ENTAR, BANGSAT! YANG BENER, NAPA!!"

"Heh, gentleman kok, ngomongnya kasar-_-?" gumam ibu dari dua makhluk itu seraya menendang punggung anaknya. "... nah, nah, jangan ribut terus! Sana kalian ke sekolah, udah mau telat, nih!"

"Ya, itu benar. Saya pamit dulu untuk ke sekolah, akan saya pastikan Onii-sama semua kebutuhan sekolahnya terpenuhi," janji (Name) sambil membungkuk pada ibunya. "Tidak akan saya biarkan sampai terkena penyakit atau debu apalagi bakteri apapun! Kemudian juga aku—"

"Abcot," potong Momo sambil memakan biskuit sebagai sarana pengisi tenaga dan makanan manisnya. Tapi dia makannya sambil berdiri, sangat sopan, bukan? Lelaki itu kemudian diam sejenak dan menatap adiknya. "(Name)... kau lupa sesuatu, kan?"

"Huh? Enggak tuh, aku udah siapin seragam Onii-sama, bekal makan siangmu yang udah disterilkan dengan semprotan baygon, tasmu sudah kucuci dari kemaren, sarapanmu sudah aku kasih ritual biar enak dan baik untuk tubuh—kutambahin paku sama pecahan kaca—dan juga sepatu juga seluruh barang-barangmu sudah aku siapkan, kok!"

"Masalahnya bukan itu," gumam Momo, ia lalu menatap (Name) tajam. "... tas sekolahmu mana, (Name)?"

Begitu Momo bertanya, (Name) langsung saja mengalihkan pandangannya ke langit untuk menghindari tatapan plus senyuman 'sini lehernya aku bacok' dari Momo. "Aaah, aku bisa buat pakai Quirk-ku, kok! Jangan khawatir!" ucap lelaki itu. "Y-Yang terpenting, sarapan Onii-sama sudah aku—"

Mendadak suara perut (Name) yang belom makan lima hari dua malam terdenger, membuat kedua kakak adik itu diam di tempatnya aja selama beberapa saat. "... haah... sudah kubilang, kan?" gumam Momo sambil mendesah pelan, lelaki itu kemudian mengambil keping terakhir biskuit yang tengah ia makan dan memasukan separuhnya ke dalam mulut (Name) sambil menatap langsung ke mata (Name) yang nampak kaget. "... nah, ayo kita ke sekolah sekarang! Aku gak akan mai sampai terlambat!"

(Name), masih dalam keadaan agak terkejut, mengambl keping biskuit yang Momo letakan dan memakannya dengan pelan sambil agak menunduk. "Y-Ya, kau benar, Onii-sama," gumam lelaki itu pelan. "... ayo kita jalan sekarang."

***

"Ya! Bagus sekali, Yaomomo-kun!!" seru Mina semangat sambil lanjut jepret-jepret kamera. "(Name)-kun juga! Kalian berdua keren sekalii!!"

"Wuaah... aku sampai gak bisa berhenti mimisan..." gumam Uraraka sambil ngabis-ngabisin tisu kelas. "... ukh, duo Yaoyorozu memang yang terbaik! (Name)-kun, Yaomomo-kun!! Lebih semangat lagi, lebih dekat lagii!!"

Aku terdiam sejenak dan menatap ke arah Momo dengan wajah agak memerah, saat itu kedua tanganku sudah ada di dinding tepat di sisi kanan dan kiri wajah Momo, membuat wajah kami saling berdekatan dalam jarak gak aman. "Ah... yah, itu... aku..." gumamku kurang jelas, aku kemudian menatap mata Momo dalam-dalam. "... apa ini baik-baik saja bagimu, Onii-sama?"

Dear Fujo/FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang