Bab 40 - Makan Malam

2.7K 130 47
                                    

"(Name)-san," panggil Todoroki yang mendadak nongol sambil bawa rantang. "Makan siang bareng, yuk."

"Hm? Ya, boleh," balasku sambil bangkit dari mejaku. "Kebetulan aku juga gak bawa bekal. Dimana?"

"Kalau jam segini tempat-tempat biasa bakal rame, gimana kalau di atap saja? Seenggaknya di sana lebih senyap."

"Oke," balasku sekenanya, aku baru saja mau melangkah pergi ketika mendadak Momo muncul dan mencengkram tanganku.

"Tunggu sebentar, (Name)!" ucap lelaki berambut hitam itu, walau bicaranya padaku matanya justru menatap tajam Todoroki. "Kau tahu area atap itu terlarang, bukan? Kau gak boleh ke sana kecuali darurat kayak mau ngasih makan sianida ke burung, mau mengejar burung, atau mau melempar batu dan mengketapel burung."

"Kenapa semuanya berhubungan sama burung, Onii-sama-_-?" tanyaku heran.

"Gatau, aku cuman ada dendam pribadi sama burung 😊" jawab Momo sambil tersenyum. "Tapi karena kau gak boleh makan siang di sana, lebih baik makan siang denganku saja, yuk! Aku sudah membuatku makanan, lho!"

"Ah, soal itu..." aku menatap Todoroki sekilas. "Onii-sama, maafkan aku. Kau terlalu baik dan sudah berkali-kali membuatkan masakan buatku. Aku jadi gak enak, terlebih lagi makanan yang kau buat makin lama bukannya makin enak malah makin—uhuk—itulah—uhuk!"

"Tapi aku membuat ini dengan bahan-bahan yang benar, kok! Aku sudah memakai ikan piranha hasil tangkapan kemarin, komodo asap, dan juga buaya tumis dan kubuat dengan susah payah. Makanya aku mau kau jadi orang pertama yang mencobanya, (Name)!"

"Sejak jadi cwek skill masak Onii-sama ilang-_-" ucapku pelan sambil membayangkan ada di posisi Samat dan Jyuto. "Tapi, Onii-sama—"

"(Name)-kun! Kebetulan sekali bertemu di sini!" mendadak Mirio muncul bersama dengan Tamaki dan Nejire-nya lagi melayang-layang di belakang. "Kami mau makan siang! Kau mau ikut atau tidak!?"

"Wah, hebat! Mirio udah mulai ambil langkah!" ucap Nejire sambil tersenyum lebar. "Udah mulai aktif yah, Mirio-nya!"

"A-Ambil langkah..." ulang Tamaki yang ada di belakang mereka. "(N-Name)! Makan bareng... de-denganku saja, yah...?"

"Tamaki-kun, Mirio-kun..." ucapku sambil menatap Todoroki dan Momo. "Aku—"

"Ah, (Name)-san! Kebetulan ketemu di sini!" mendadak Midoriya dkk meluncur ke arah kami dengan semangat. "Ke kantin bareng, yuk! Biasanya kau bawa bekal, jadi aku mau mengajakmu ke sana mumpung kau gak bawa!"

"Aku duluan yang ajak (Name)!" Momo langsung narik tanganku dengan kencang.

"Bohong, aku duluan," ucap Todoroki sambil menarik tanganku yang satunya.

"Biarkan (Name)-san memilih, dong!" ucap Uraraka. "Dia mungkin mau makan sama kita!"

"Mungkin juga dia lebih memilih sama kita! Iya kan, Tamaki!?" tanya Mirio sambil tersenyum lebar.

"Tapi aku kakaknya (Name)!" Momo mulai enggas.

"Sebagai ketua kelas, aku mengingatkan bahwa semua orang itu punya hak! Berikanlah hak (Name)-san, Yaoyorozu-san!" Iida berucap membela. "Mungkin kau tertarik makan bersama denganku—dengan kami bukan, (Name)-san...?"

Aku sama sekali gak menjawab, membuat perdebatan makin memanas dan muka-muka semua makhluk yang dengan kurang sopan santunnya itu berdebat di lorong pun jadi seolah mereka siap terjang.

Dahlah, daripda gue yang kena mending kabur aja-_-, ucapku dalam hati, aku pun kemudian berbalik dan berjalan pergi dari sana tanpa mereka sadari.

Dear Fujo/FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang