Bab 38 - Praktek

2.8K 133 23
                                    

Telat updet terus, saya lama2 jadi merasa kehilangan INSPIRATION :') ~Ma

Kayaknya bntr lagi book ini abis, nih :'D ~Mi

YES, BEBAS! ~A
~~~~~~

"... ah, ini?" gumam Momo ketika dia lagi balik-balik halaman buku (Name) dari Todoroki itu, mendadak lelaki itu pun langsung saja batuk-batuk sampe muncrat. "Uhuk! Todoroki seleranya! Uhuk! Uhuk!! Suka BDSM dia—OHOK OHOK! HOK! HUEEK!! EHEK!!"

"Onii-sama, sehat?" tanya (Name) bingung dengan perubahan sikap sang kakak yang mendadak jadi OOC. "Butuh aku panggilin dokter, kah?"

"Gak usah," tolak Momo masih sambil keselek seblak, lelaki itu kemudian berdehem dan membalik halaman dengan halaman manga di tangannya. "... caranya... gitu, yah?"

"Cara ngapain sih, Onii-sama?"

"Bereproduksi—eh, enggak, enggak, bukan gitu maksudnya! Coba tunggu sebentar dulu yah, (Name)!" Momo kemudian membalik-balik halaman buku di tangannya dengan cepat, kemudian akhirnya berhenti di satu bagian dan terdiam selama beberapa saat. "Ah! Baiklah, aku paham!"

Momo kemudian meletakan bukunya di meja yang ada di sebelah kasur gede (Name), kemudian berdehem pelan dan mencondongkan badannya sampai wajahnya berada tepat di depan wajah sang adik.

"(Name)..." panggil Momo pelan tepat di depan wajah sang adik, membuat nafasnya yang TIDAK bau jigong mengenai (Name), baik wajah (Name) maupun wajahnya langsung saja memanas. "A-Apapun yang terjadi malam ini, serahkan saja padaku. Malam ini akan jadi rahasia kita berdua, jadi... nikmatilah saja..."

"Apa maksudmu, Onii—hmmph!?" ucapan (Name) dipotong oleh Momo ketika lelaki itu menempelkan bibirnya ke bibir sang lelaki, (Name) langsung saja membeku dan sama sekali gak melawan lagi ketika Momo makin menekan bibirnya kepada (Name), dan perlahan mulai memasukan lidahnya ke dalam mulut lelaki di bawahnya. "... a-aah..."

Sebuah desahan pelan yang lolos dari mulut sang adik membuat wajah Momo makin memanas, lelaki itu pun dengan cepat menarik diri dan menutupi mulutnya dengan tangan sambil agak terengah-engah.

Kecepetan, kecepetan! Masa segini aja udah keluar suaranya! Momo langsung panik dalam hati, apalagi karena jantungnya langsun dag dig dug serr entah karena apa. Apa aku sanggup lanjutinnya!? Aah, (Name), mukanya jan kek gitu, dong! Jangan menatapku begitu!!

Ketika lagi panik-paniknya, mendadak terdengar bunyi ketokan di pintu. Dalem hati Momo udah mengumpat dan bilang, Awas aja gopud, gue cabik-cabik terus gue jaddin makanan anjing juga lu, yah-_-. Si kamvret mulai barbar ya, bund.

"Y, p?!" tanya Momo pada orang di luar kamarnya.

"Mak sm bpk-mu mo k kndngn, kut gk?" balas suara emaknya dari luar kamar Momo.

"G, mksh."

"Bahasa macam apa itu-_-?" gumam (Name) sinis, tak berapa lama langkah kaki pun kembali terdengar dan kedua ortu mereka hilang! Waw, sungguh ajaib! "O-Onii-sama... ka-kalau sampai kejadian barusan keulang dan ada orang lain yang masuk bagaimana...?"

Jan ngomong gitu, jan ngomong gitu!! Kamu gatau apa, aku udah panik banget sekarang!? Momo menarik nafas panjang, kemudian mendesah pelan. "(Name)... aku gak tau kau semesum itu."

"Bukan mesum oi, ku cuman gamau ketahuan!" ucap (Name) kesel, lelaki itu kemudian mengalihkan pandangannya. "Yah... kalau sampai ketahuan, maka bisa-bisa bahaya bagi Onii-sama. Maksudnya, kau pasti gak akan mau ketahuan melakukan hal anu-anu dengan orang sepertiku, bukan!?"

Momo terdiam mendengar perkataan (Name). "Apa maksudmu 'orang sepertimu'?" gumam Momo pelan.

"Yah, orang gak berguna dan hanya bisa melangkahi kakakku padahal mestinya aku menjadi orang yang bisa selalu ada di belakangmu dan mendukungmu! Bagaimanapun, aku ini hanyalah sebuah kegagalan dalam bentuk manusia—"

Dear Fujo/FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang