Reinforcement

2K 126 44
                                    

"... (Name)..." panggil Midoriya dengan suara agak bergetar. "... ahh, a-aku tidak bisa menahannya lagi. Kumohon... masukan milikmu kesini... ah, rasanya sangat menyakitkan kalau kau terus me-menggantungkanku begini!"

"... Midoriya," ucap (Name) pelan. "Kau serius tidak apa-apa dengan ini?"

Midoriya hanya mengangguk dan mendesah pelan selagi ia tetap menahan kakinya supaya tertap teruka dengan kedua tangannya. Lelaki berambut hijau itu terengah-engah karena tatapan (Name) yang sangat fokus padanya itu.

"... aku masih... ragu karena... ah, ini pertama kalinya ada yang membantuku pada periode seperti ini, biasanya aku pakai obat penahan, soalnya..." gumam Midoriya sambil mengalihkan pandangan sedikit. "... tapi, aku tidak bisa menahannya. Kalau itu kau... aku gak masalah, (Name)."

(Name) langsung saja menutupi mulut dan hidung dengan satu tangan saat bau Midoriya menusuk masuk ke dalam hidungnya. "... ahh, kau memberikan kepercayaanmu pada orang yang salah, Midoriya," ucap lelaki berambut hitam itu sambil menghampiri Midoriya yang udah duluan tiduran di atas kasur hotel tersebut. "Baumu betul-betul membuatku gila... sekarang aku jadi tidak punya pilihan selain memangsamu lho, Midoriya..."

"Hnggh!" Midoriya langsung saja berucap ketika (Name) dengan mendadak memasukan satu jarinya ke lubang lelaki itu. "... aah...! (Name)... san...!"

(Name) mengabaikan desahan Midoriya dan mendekatkan wajahnya ke leher sang lelaki lagi untuk mengendus Midoriya dan perlahan mencium leher lelaki itu.

"U-Ungg..." gumam Midoriya pelan sambil mengalihkan pandangannya. (Name) pun menelusurkan ciumannya di leher Midoriya hingga makin ke bawah sampai ia akhirnya menyentuh pangkal leher lelaki itu. (Name) kemudian mengigit pangkal leher sang lelaki hingga membuat desahan keluar dari mulut Midoriya. "A-Aah! (Name)... pelan-pelan..."

"Mmfh..." (Name) mengabaikan sang lelaki dan mengigit leher Midoriya makin keras, membuat lelaki sang Omega yang daritadi kulitnya sudah terasa panas itu mendesah makin keras. Lelaki rambut hitam itu kemudian menambahkan dua jari lagi ke dalam lubang Midoriya yang sudah basah akibat cairan Midoriya sendiri. "... ehh... nampaknya malah ini aku gak akan bisa menahan diri, nih..."

Ketiga jari (Name) masuk makin dalam ke lubang Midoriya yang sudah terasa sangat panas, membuat lelaki itu mendesah keras-keras dan melingkarkan lengannya di sekitar (Name). "... a-aah!" seru Midoriya saat ketiga jari (Name) itu bergerak maju dan mundur hingga menyentuh bagian paling sensitifnya. "H-Haahh, tunggu...! J-Jari-jarimu... a-aahh... h-hnggh!"

Menyadarai itu titik sensitif Midoriya, (Name) menggerakan ketiga jarinya maju dan mundur di dalam lubang lelaki itu dengan makin cepat, membuat desahan Midoriya juga makin cepat lagi.

"Ahh... aah... hahh... (Name)... aah!" Midoriya terus saja mendesah keras-keras selagi tubuhnya ikut bergerak-gerak karena rasa nikmat yang disebabkan jari-jari (Name) itu. (Name) kemudian diam sejenak dan melebarkan ketiga jarinya sedikit di dalam lubang Midoriya, memabut lelaki itu mendesah keras-keras. "Aaah! A-Ahh...! (Name)!!"

Seruan Midoriya yang terus menggema selagi jari-jari (Name) bergerakmaju dan mundur di dalam lubangnya yang panas, basah, dan sensitif itu. Hanya dengan tangan (Name) saja, seluruh tubuh Midoriya sudah bergetar hebat dan penisnya mulai mengeluarkan cairan juga.

"Ahh! A-Aku... aah... bi-bisa segera keluar! (Name)...!!" seru Midoriya yang merasakan dirinya sudah di ujung. "Huuaah!! Ahh... nggh! A-Aaah! (Name)...!! Tu-Tunggu—A-AAH! Haah... aah... hhaa..."

(Name) bahkan tidak memperlambat gerakan jarinya saat Midoriya sudah di ujung, akhirnya lelaki berambut hijau itu pun mencapai klimaks dan langsung berejakulasi hanya dengan dimasukan jari (Name) ke dalam lubangnya saja.

Dear Fujo/FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang