Oke, gess, kita libur dulu lemonnya :) ~Ma
Mohon maaf sebesar-besarnya user Nek*poi yg hobi nntn Free di depan adek sepupu,
tp karena takut kita mengalami pen-banned an oleh Parkie karena Papa Shittai Datte nontonnya berbayar, jadi marilah rehat sejenak :( ~MiOmegaverse yang lemonnya terpending :v ~A
~~~~~~~~~~~~"... Onee-sama," gumamku pelan di telpon. "Katanya Onee-sama pesawatnya kecelakaan? Moga cepet mati, yah."
"Heh-_-" ucap Momo sinis.
"Emaap, dibajak, Onee-sama," ucapku pelan. "... tapi kapan Onee-sama akan balik? Dikit lagi udah masanya, lho..."
"Iya, aku tahu dikit lagi di Jepang akan mendekati musim itu... tapi mumpung di luar negeri sedang musim kawin, jadi aku masih ingin meneliti perbedaannya di luar negeri sedikit lagi..."
"Punya kakak yang dari SMA pujoshi gini deh, jadinya-_-" gumamku pelan. "Gedenya jadi peneliti sih, karena pinter. Tapi penelitiannya rada-rada belok. Untung sayang."
"Maap aku dah punya yang lain, (Name) 😊"
"Serasa ditolak akutuh-_-" aku lalu mendesah pelan. "... cepetan pulang, ini aku lagi di café dan di depanku ada duren melototin aku kayak dendem banget gitu, lho. Tolong cepetan pulang, Onee-sama."
"Urusin makanya, jangan ditaro dan dikasih makan aja. Oiya, Jiro dan manggil. Babay, (Name)!"
"... dasar siscon," gumam lelaki duren tersebut sinis. "Gue paling jijik liat yang namanya siscon."
"Itu bukan siscon, aku cuman berhutang banyak sama Onee-san sejak dulu, makanya ku berterimakasih," gumamku pelan. "Lagian lu siapa, sih? Ikut-ikutan aja gue lagi ngobrol ma kakak gue?"
"Lu sendiri siapa, emangnya!?" seru lelaki itu balik, membuatku diem aja dan minum tehku sambil menatapnya sinis.
"(Name)," jawabku masih sambil minum teh. "Btw, tadi di jalan ngerasa kehilangan atau jatuhin sesuatu, gak?"
"Haah!? Apaan?!"
Aku meneguk tehku sekali lagi dan menatap lurus dan datar lelaki bermata merah itu, "... akhlak lu kok gak ada, sih?"
"SIAL—"
"Plis jangan ribut, kuping gue pengang dengernya," gumam seorang lelaki berambut merah-putih kayak bendera sambil tutup kuping, tutup mata, tutup hati. "... tuh liat, anak-anak lagi main perosotan langsung takut sama elu. Jan ribut bisa gak, Bakugoblok?"
"Apa lu bilang!?" seru Bakugou, dua makhluk itu pun perang sementara penjaga toko berusaha menghentikan mereka. Karena aku bodo amat, aku pun bangkit dan berjalan ke pintu keluar tepat saat kulihat langit masih aja ujan dari sejak aku dateng ke café itu. "UDAHLAH! AKU MO PERGI AJA!!"
Baru saja aku hendak mengambil payung yang ada tadi kubawa dan letakan di tempat penitipan payung, lelaki non-akhlak bernama Bakugou itu juga menjangkau payungku, membuat tangan kami tabrakan, dan menciptakan ledakan sehingga penumpangnya—kuman di tangan kami—pun tidak bisa diselamat.
"Haah?!" seru Bakugou selagi aku haah-nya biasa aja kayak orang coba ngeluarin kelomang. "... oi, Siscon!? Apa yang kau lakukan pada payungku, hah!?"
"Ini payungku, Bakugou," gumamku sambil menggenggam payung itu dan menatap tepat ke arah Bakugou. "... sudah kuduga, bukan cuman gak punya akhlak, tapi kau bahkan gak diajarin supaya gak mencuri, yah?"
"Mencuri!? Ini punyaku, tahu!"
Melihat perang kedua akan dimulai, mbak-mbak yang tadi nenangin Bakugou pun kembali menghampiri kami. "T-Tuan-Tuan..." ucap sang mbak memasang senyumnya. "Maaf, tapi tolong jangan ribut di sini, yah? Atau nanti saya panggilin penjinak buaya, mau?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Fujo/Fudanshi
Roman d'amourYaoyorozu (Name) adalah adik dari Yaoyorozu Momo yang sering sekali dijadikan bahan untuk berfujo ria oleh siswi-siswi di Yuuei. Awalnya hanya di kelas 1-A, tapi perlahan semuanya mulai mengenal (Name) Masalahnya, karena kekuatan dan juga sikapnya i...