"(Na-Name), apa yang kau lakukan...?" gumam Kirishima dengan agak bergetar sambil menggenggam lengan (Name) yang dengan santuy dan watados lagi jalan di sebelahnya. "Ahh... apa yang kau masukan tadi?"
"Bukan apa-apa," jawab lelaki berambut hitam itu sambil lanjut jalan. "Heh... tapi kau bilang masa periode Omega seperti saat ini membuatmu ikut terpengaruh, kan? Aku hanya coba membantu saja. Ya sudah, Red Riot, ayo kita lanjut patroli."
"M-Mana bisa aku lakukan...!?" ucap Kirishima sambil agak menunduk saat ia sekali lagi merasakan sebuah benda mengisi penuh lubangnya dan bergetar dengan amat pelan. "... a-aah... rasanya... aneh sekali, tahu..."
Kirishima baru hendak menyentuh bagian belakangnya, ketika mendadak (Name) yang tengah memasukan tangannya ke dalam saku menekan sebuah tombol dari alat di dalam sakunya dan getaran benda di lubang Kirishima pun bertambah keras.
"Aah...!" desah Kirishima pelan, dengan buru-buru lelaki itu menutup mulutnya dan menatap sekitar jalanan dimana mereka patroli. "H-Hentikan ini, (Name)... nggh... a-aku..."
"Kalau kau masih protes, akan kunaikan sampai getaran maksimal dan akan kutinggalkan kau di sini," ucap sang lelaki rambut hitam sambil menyentuh bagian belakang Kirishima sambil mendorong masuk alat di lubangnya hingga ujung benda itu menusuk bagian terdalam Kirishima. "Nah, ayo lanjut patroli, Kirishima...?"
***
"Z-Zero? Itu Zero, kan!?" ucap seorang cewek random di seberang jalan, membuatku dan Kirishima auto noleh. "Eeh!? Ini seriusan Hero Zero itu!?"
"Sesuai namanya, dia nyaris gapernah keluar kalau bukan urusan penting," ucap seorang cewek asal memutuskan. Padahal aku jarang keluar rumah soalnya di rumah Onee-sama banyak kerjaan dan tugaskulah mengerecoki pekerjaannya. "Tapi... kali ini dia keluar dengan Red Riot, a-apakah mungkin... ada sesuatu di antara mereka berdua?!"
"Di antara Petra dan Melati ada jurang," gumamku sambil lalu. "Yuk lanjut jalan, Red Riot."
"T-Tunggu! Jadi kau juga Hero, (Name)!?" tanya Kirishima kaget. "A-Aizawa-sensei gak pernah—aah...!"
"Jangan banyak bicara dong, Red Riot, kalau mereka mendengarmu sampai mendesah begitu bisa-bisa mereka benar paham, lho." Aku bergumam sambil sekali lagi menaikan volume getaran hingga tubuh Kirishima ikut agak bergetar dan lelaki itu nyaris saja terduduk. "... heh... kau juga nampak menyukainya yah, Kirishima? Banyak orang di sekitar sini lho, kalau baumu ketika kau dalam keadaan begini mencapai mereka bisa-bisa gawat, kan?"
"A-Ahh..." desah Kirishima pelan. "Nggh... haahh... a-ah. A-Aku gak ada waktu untuk memikirkan mereka... haah... me-memangnya kau sendiri enggak... ter-terpancing dengan keadaanku sekarang, (Name)?"
"... huh?"
"M-Maksudnya, kudengar penciumanmu cukup tajam! A-Apa bauku gak cukup mempengaruhimu...?"
Aku diam selama beberapa saat, kemudian menaikan volume getaran sekali lagi hingga sekarang sudah setengah dari volume maksimal. "Yah, jujur saja..." gumamku pelan. "... situasi begini cukup mempengaruhiku."
"A-Ahh!" desah Kirishima, lelaki itu kemudian kembali menutup mulutnya dengan tangan saat beberapa makhluk random ber-ras manusia dan berjenis kelamin perempuan menghampiri kami.
"Red Riot!" ucap salah satu gadis di sana. "A-Aku... boleh minta tanda tanganmu!?"
"Y-Ya, boleh! D-Dengan senang hati..." ucap Kirishima agak bergetar. "... haahh—b-buat siapa dimana?"
Selama beberapa gadis itu mengerubungi Kirishima, aku dengan sengaja menaikan volume getarannya lagi, membuat wajah Kirishima perlahan jadi sangat memerah. "... anu..." ucap salah satu gadis lain. "Hero... Zero... boleh aku minta tanda tanganmu juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Fujo/Fudanshi
RomanceYaoyorozu (Name) adalah adik dari Yaoyorozu Momo yang sering sekali dijadikan bahan untuk berfujo ria oleh siswi-siswi di Yuuei. Awalnya hanya di kelas 1-A, tapi perlahan semuanya mulai mengenal (Name) Masalahnya, karena kekuatan dan juga sikapnya i...