"... jangan buat temanmu khawatir, kau pergilah dan cari dia, (Name)!" ucap Natsuo sambil tersenyum pada sosok lelaki di depannya. "Dan juga ambilah telponmu, kali aja udah selesai dibenerin sama abangnya."
"Ah, iya, terimakasih sudah membayari kamar sama po*piip* sweat-nya semalam," ucap (Name) pelan, lelaki itu kemudian diam sana karena Natsuo juga diem aja di depan hotel yang semalam mereka inapi. "... apa ada sesuatu yang mau kau katakan, Natsuo? Mukamu kek mo ngomong gitu."
"Ah, tidak, tidak apa-apa!" Natsuo kembali berucap dengan senyumnya yang mencerahkan hari-hari teletabis. "... hanya saja... anu... um, supaya kita bisa lebih gampang komunaksi, boleh aku minta nomormu?"
Lelaki berambut hitam di depan Natsuo diam sejenak, "Boleh saja. Kenapa kaku banget? Kau mo sekalian beliin pulsa, kah?"
"I-Itu juga boleh!" ucap Natsuo sebenarnya tanpa pikir panjang. "Dan... k-kalau lain kali aku butuh bantuan mengenai cewek kayak semalam... aku boleh... menghubungimu?"
(Name) yang setengah ingat setengah gak ingat apa yang terjadi semalam pun terdiam, kemudian akhirnya mengangguk. "Ya," ucap lelaki rambut hitam itu sambil tersenyum tipis. "Aku akan dengan senang hati membantu sebisaku, Natsuo."
Perlahan senyum juga melebar di bibir Natsuo sekali lagi, "Baiklah, kalau begitu! Ah, tapi... aku baru ingat telponku mati. Semalam aku mau mencoloknya dulu sebelum tidur semalam, tapi malah keburu aing yang kecolok..."
"Huh?"
"Enggak! Baterai telponku abis, itu saja!" Natsuo buru-buru berucap sambil tersenyum. "Kalau begitu... bagaimana aku akan mencatata nomormu?"
"Kalau soal itu tenang saja," ucap sang lelaki sambil menjulurkan tangan dan membuat sebuah kertas dan pulpen dari lengannya begitu saja. Lelaki itu kemudian menulis nomornya di kertas tersebut, sementara Natsuo hanya diam saja...
"... (Name)..."
"Ya? Nih, nomornya."
"Kau juga bisa... mengkopi dan membuat Quirk seperti membuat benda, bukan?"
Melihat aura-aura gelap yang keluar dari tubuh Natsuo, (Name) terdiam, "... ya? Kenapa...?"
"Kenapa... kenapa kau gak perbaikin telponmu dengan Quirk saja kalau begitu!? Atau seenggaknya kau buat telpon baru dengan Quirk-mu, kalau enggak munculin alat-alat benerin telpon sendiri, gitu!? Biar kau gak usah kesini dan kita akhir-akhirnya gak kejebak ujan dan malah nginep di sini!?"
(Name) diam selama beberapa saat. "... karena, Natsuo," ucap lelaki itu pelan. "Kalau begitu cerita ini gabakal ada kemajuan."
"BODOLAH!" ucap Natsuo kesal, dia pun berbalik dan berjalan pergi dengan—tanpa sadar—wajah yang memerah saat mengingat kejadian semalam. "Gak ikutan, gak ikutan! Aku keluaaar!!"
Setelah berjalan cukup jauh dari (Name) dan masuk ke kerumunan, Natsuo perlahan memperlambat langkahnya dan menatap kertas berisi nomor sang lelaki di tangannya. Wajah Natsuo masih memerah dan agak panas... tapi bukan karena kesal, seolah ada hal lain yang membuat wajahnya terasa hangat saat dia mengingat (Name)...
Natsuo langsung berbalik untuk melihat (Name) sekali lagi, tapi saat dia melihat di tengah-tengah kerumunan, sosok itu sudah tidak ada di sana. Punggung sang lelaki masih dalam penglihatan Natsuo, tapi saat matanya tidak bisa menangkap wajah sosok (Name) sekali lagi saja...
Natsuo memegangi dadanya dan menunduk sambil lanjut jalan ke rumahnya, ... rasanya aneh sekali di dalam sini...
Ditinggal sedetik langsung kangen ae lu, bang :v
***
"Beruntungnya aing hari ini, lagi service ac ketemu sama doi..." gumam Hawks saat dia melihatku yang berdiri depan kang service hp. "Zero, kebetulan sekali ketemu di sini, yah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Fujo/Fudanshi
RomanceYaoyorozu (Name) adalah adik dari Yaoyorozu Momo yang sering sekali dijadikan bahan untuk berfujo ria oleh siswi-siswi di Yuuei. Awalnya hanya di kelas 1-A, tapi perlahan semuanya mulai mengenal (Name) Masalahnya, karena kekuatan dan juga sikapnya i...