Aneh, aneh, aneh!! Tamaki berseru dalam hatinya. Kenapa... kenapa (Name) melakukan 'itu' denganku? Maksudnya... gak heran kalau banyak cewek yang mendekati dan akhirnya jadi yang pertama dengan (Name). Tapi... kenapa aku...?
"Tamaki-kun, kau memikirkan apa?" tanya lelaki berambut hitam itu lembut, membuat Tamaki tercekat. Tangan (Name) yang ada di pipi Tamaki pun menarik wajah lelaki itu supaya jarak mereka menipis. "Tolong jangan pikirkan apapun selain diriku, malam ini..."
Tamaki udah mau meledak itu keliatannya, "A-A-A-Aku—"
(Name) sudah keburu mencium sang senpai sebelum Tamaki sempat protes. Tamaki yang sudah syok itu kayaknya dikit lagi bakal dibawa ke rumah sakit akibat serangan jantung plus stroke.
Kedua tangan (Name) di pipi kanan dan kiri Tamaki menarik sang senpai supaya makin merapat lagi, dan perlahan (Name) pun memasukan lidahnya ke dalam mulut Tamaki. Tamaki menutup matanya dan wajahnya sudah serasa terbakar apinya Endeavor. "(N-Name)..." panggil Tamaki kelewat pelan di antara ciuman mereka. "A-Ah... (Name)..."
"... kenapa?" tanya sang lelaki sambil melingkarkan lengannya di sekitar leher Tamaki dan makin menempelkan tubuh mereka. "Kenapa?"
"A-Ah... k-kau terlalu dekat... (Name)."
"... Tamaki..." gumam (Name) sinis. "Klo kita social distancing gimana caranya melakukan 'itu'?! Gelud dulu hayuk, senpai!"
"Y-Y-Ya! T-Tapi maksudnya bukan itu!" Tamaki berucap dengan gugup dan buru-buru. "... i-ini... adalah kali pertama aku melakukannya, jadi... a-aku... tolong lakukanlah dengan p-pelan... (Name)..."
Lelaki berambut hitam itu diam sejenak, "Ya. Kalau itu tenang saja."
Sang lelaki kemudian memasukan tangannya ke celana Tamaki dan perlahan melepaskan celana lelaki di bawahnya itu. Tamaki daritadi tutup mata pake tangan dan kardus bekas mobil yang ia ambil di depan rumah (Name) tadi.
"Tamaki-kun, mukanya gausah ditutup. Itu kardus dari mana, coba-_-?" gumam (Name) pelan. "... lagipula, karena ini yang pertama bagimu. Untuk sekarang aku gak akan menyakitimu."
"A-Apa maksudnya 'untuk sekarang'!? (Name), a—ahh...!"
Tanpa peringatan (Name) langsung saja memasukan dua jarinya ke dalam lubang Tamaki, membuat sang lelaki menegang dan refleks mendesah kesakitan. "... rilek sedikit, Tamaki," ucap (Name) masih dengan santuy-nya memaju-mundurkan tangannya di lubang Tamaki. "Jariku susah bergerak, nih."
"A-Aah...! J-Jangan... ahh... hahh..." Tamaki memegangi tangan (Name) dan menahannya. "... he-hentikan... nggh... a-aah... ini..."
"Kenapa?" dengan (sok) tanpa dosanya, lelaki itu justru mengangkat kedua kaki Tamaki dan membukanya lebar-lebar, kemudian (Name) menggunakan ujung jarinya untuk mengusap mulut lubangnya. Wajah Tamaki jadi makin terbakar. "... kau terlihat sangat menyukainya."
"A-AAAHH!!" Tamaki langsung panik dan bimbang antara menutupi wajah atau bagian bawahnya. "A-Ah... i-ini sangat... memalukan... kumohon... hentikan, jangan melihatku... (Name)..."
"Lalu gimana kita bisa melakukan itu, Tamaki...?" tanya sang lelaki rambut hitam sambil langsung memasukan dua jarinya ke dalam lubang Tamaki, membuat sang senpai mendesah lagi. "... katakan... lalu bagaimana cara melakukannya?"
"Ahh! Ahh...! (Name)... nggh! Ahh... (Name)... hentikan!"
Bukannya mendengarkan Tamaki, sang lelaki justru menggerakan kedua jarinya keluar-masuk dengan lebih cepat lagi, kemudian (Name) memasukan kedua jarinya dalam-dalam sampai nyaris memenuhi bagian lubang Tamaki.
"Ahh~!" seru Tamaki sambil menahan tangan (Name) dengan kedua tangannya lagi. "Ahh... nggh~ (Name)... he-he-hentikan..."
(Name) menekuk kedua jarinya di dalam lubang Tamaki, membuat lelaki berambut ungu itu berseru dan menggenggam sepre (Name) yang terbuat dari emas-emas di Tanah Abang. "Tamaki-senpai, tadi kau sudah setuju..." gumam (Name) dingin. "Jadi tolong jangan mempermainkan perasaanku yang udah galau mau mem*piip* atau melakukan dengan cara halus ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Fujo/Fudanshi
RomanceYaoyorozu (Name) adalah adik dari Yaoyorozu Momo yang sering sekali dijadikan bahan untuk berfujo ria oleh siswi-siswi di Yuuei. Awalnya hanya di kelas 1-A, tapi perlahan semuanya mulai mengenal (Name) Masalahnya, karena kekuatan dan juga sikapnya i...