Bab 2 Cerita dari Hidupku

4.1K 445 28
                                    

Arka itu super pendiam tapi bisa menjadi dokter yang baik untuk semua pasiennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arka itu super pendiam tapi bisa menjadi dokter yang baik untuk semua pasiennya. Dia tidak banyak bicara kecuali itu adalah hal yang sangat penting dan mendesak. Dia lebih suka menyelesaikan masalah dengan berbicara langsung tanpa melibatkan siapapun. Orang paling cuek dan tanpa basa basi namun cerdas dan realistis dalam pemikiran.

Arka memulai harinya untuk bekerja. Dia merawat pasien di poli rawat jalan terlebih dahulu. Dia menyapa pasien-pasiennya dengan senyuman dan juga sikap wajar yang ia miliki. Meski terkesan dingin semua pasiennya mengaku Arka adalah dokter yang sangat kompeten dan profesional.

Seperti hari ini, seharusnya dia bisa menikmati waktu libur dengan berbaring diatas kasur empuknya tapi sekarang dia sedang berada di rumah sakit untuk menyelesaikan tugasnya. Ada pasien yang mendadak terkena serangan jantung dan membuat dokter seperti dia harus bertindak segera.

Beberapa dokter lebih memilih untuk menerima konsultasi melalui chat tetapi Arka lebih suka datang ke rumah sakit sambil memberikan advice. Dua hal dalam satu waktu bisa Arka lakukan dengan baik sejauh ini.

Arka berharap tidak ada lagi pasien setelah ini. Dia benar-benar butuh kasurnya. Arka menoleh dan melihat ponselnya yang tergeletak begitu saja. Setelah itu dia mencari kontak Nanda untuk dia ajak makan sore ini.

***

Nanda terdiam.

Dia sudah lelah untuk melatih kemampuan olahraganya di gor lapangan basket ini. Pikirannya melayang pada hal penting yang ia rahasiakan sendiri.

Satu bulan yang lalu...

Nanda hanya berjalan biasa melewati kerumunan orang yang sedang melihat beberapa alat musik atau aksesorisnya yang dijual di sebuah mall yang ia datangi saat ini. Hal yang menggerakan dia untuk datang ke toko membosankan itu adalah karena kakaknya hobi bermain piano dan ia ingin membelikan sesuatu yang berhubungan dengan musik.

Yah..

Nanda sebenarnya juga tidak terlalu mengerti dan paham apa yang akan dia beli. Mungkin, dia hanya akan melihat-lihat saja.

Tepat didepannya saat Nanda mengarahkan penglihatannya kesana, sosok yang sangat ia kenal terlihat sedang menggenggam dan berjalan mesra dengan seorang wanita.

Wanita itu bukan ibunya tapi sosok pria itu adalah ayah tirinya.

Nanda masih menatap mereka berdua dengan nanar. Hatinya terus berteriak dan fikirannya terus menolak apa yang ia lihat. Bagaimana jika kakaknya tau? Bagaimana jika ibunya tau?

Bunda sangat mencintai ayahnya. Nanda sangat paham akan hal ini.

Setelah beberapa saat bertahan dengan lamunannya. Ayahnya dan wanita itu pergi dari sana. Dengan hati yang kecewa Nanda mengikuti mereka berdua lalu sampailah mereka pada salah satu rumah makan yang ada di mall tersebut.

Kemesraan mereka membuat Nanda muak. Bundanya sedang sibuk untuk bekerja lalu ini yang ayahnya lakukan? Kakaknya sangat percaya padanya lalu ini balasannya?

Bertambah lagi alasan Nanda untuk membuat jarak dengan ayah angkatnya.

Nanda melempar bola basketnya begitu saja. Kemarahannya perlahan mulai ia rasakan dalam hati saat mengingat itu semua.

Persoalan itu hanya Nanda yang tau. Ayah tirinya juga tidak menyadari bahwa Nanda berada disana dan mengikuti mereka bahkan sampai ayahnya mengantar wanita itu pulang ke rumah.

Nanda merasa harus menyelesaikannya sendiri. Akan seperti apa Bunda atau Arka jika mengetahui orang yang mereka percaya harus melakukan hal hina seperti itu?

Bang Aka is calling....

"Kenapa, Bang?" tanya Nanda setelah menjawab panggilan dari kakaknya. Ia mendengarkan Arka yang sedang berucap diseberang sana.

"Ya udah. Aku tunggu di tempat aku latihan basket kaya biasanya" lalu panggilan itu Nanda tutup secara sepihak.

***

"Abang udah ijin Bunda kalau kita makan diluar?" tanya Nanda sambil mengunyah makanannya.

"Udah" jawab Arka yang membuat Nanda kembali pada makanannya. Sementara Arka sedang menjeda kalimatnya. Dia mulai berhati-hati dalam berucap, "Nanda masih mau jaga jarak sama Ayah?" pertanyaan Arka kali ini berhasil mengusik ketenangan Nanda.

"Aku ngga jaga jarak" singkat tapi bermaksud menghindari arah bicara kakaknya. "Jadi, ini tujuan Abang ngajak Nanda makan diluar?" tanya Nanda dengan nada yang mengintimidasi.

"Ngga, Nan. Abang cuma mau kamu sedikit berbagi sama Abang. Iya, memang dia bukan ayah kandung kita tapi Abang tau kamu bukan orang yang berbuat sesuatu tanpa alasan" Arka menjeda kalimatnya sampai Nanda benar-benar fokus padanya.

"Abang tau kamu punya alasan, Nan. Kalau kamu ngga bilang sama Abang justru Abang mikir kamu terlalu kekanakan da--"

"Anggap aja aku seperti itu, Bang. Aku kekanakan!"

Kenapa adiknya jadi keras kepala seperti ini?

"Nan, bukan seperti itu maksudnya Abang. Abang yakin kamu sudah cukup dewasa untuk menyikapi pembicaraan seperti ini"

Nanda mematung. Sebenarnya dia juga tidak sadar telah mengeluarkan kekesalannya tadi. Dia tidak sengaja untuk menginterupsi kalimat kakaknya.

"Bang Aka.." panggil Nanda dengan lirih. Arka menunggu dengan sabar kalimat Nanda selanjutnya. "Aku mau Ayah sama Bunda bercerai" Arka mendelik seketika setelah mendengar permintaan gila dari adiknya.

"Nan!"

"Aku bisa kasih alasannya. Aku akan buktikan sama Abang dan Bunda kalau Ayah--" Nanda terdiam. Dia kehilangan kalimatnya lalu mulai berucap lagi, "kasih Nanda waktu, Bang. Nanda janji akan membuktikan sama Bang Aka secepatnya"

Arka memijat pangkal hidungnya sambil memejam erat. "Nan, jujur sama Abang ada apa. Kamu bukan orang yang akan bertindak seperti ini kalau ngga ada sebab" desak Arka yang dibalas dengan kebungkaman Nanda.

Hening menguasai keduanya untuk beberapa menit. Arka sudah kehilangan selera makan karena pembicaraan ini. Maksudnya adalah untuk membuat Nanda bisa jujur padanya. Tapi adiknya itu tetap menjadi orang yang berkepala batu bahkan saat bicara dengan kakaknya sendiri.

"Abang percaya sama Nanda, kan?"

Bicara soal kepercayaan. Arka pasti akan selalu percaya pada Nanda. []

NandArka (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang