Bab 23 Tanpa Henti

1.7K 210 5
                                    

Dengan baju tidur dan rambut yang sangat berantakan, Nanda menghampiri Arka yang sedang memasak. Saat Nanda memperhatikannya lagi ternyata Arka bersama Yossy.

"Kak Setanya mana?" tanya Nanda dengan suara parau.

"Kak Seta ngga pulang lagi semalam. Hari ini sidang untuk kasus lanjutanmu, Nan" jawab Arka sambil mengaduk nasi gorengnya.

"Kak Jovan juga ngga pulang?"

"Ngga, Jovan lagi bangunin Dirga sama Yonda"

"Mereka belum bangun?"

"Belum"

"Memangnya, mereka main game sampai jam berapa?"

"Mana Abang tau, Nan"

"Terus, Bang Aka bangun jam berapa tadi?"

"Abang ngga lihat jam waktu bangun"

"Kenapa ngga lihat, Bang?"

"Males"

Arka menyodorkan gelas yang penuh dengan susu putih didepan Nanda. Selama adiknya mengoceh tadi, dia sempat membuatkan segelas susu untuknya. Yang menyedihkan adalah Nanda tidak bisa mengangkat gelas penuh itu dengan satu tangan. Dan, yang membahagiajan adalah saat meminum susunya barulah Nanda diam.

"Dirga, gimana ya?" tanya Yossy dengan bergumam saja dan barulah Arka ikut terdiam karenanya. Nanda masih sibuk dengan segelas susu.

"Semalam, aku sudah bicara dengan dia. Dirga bilangnya sih baik-baik aja. Tapi aku tidak yakin. Aku berencana untuk menemaninya" jawab Arka.

"Semoga semuanya berjalan dengan baik. Aku yakin, Seta tidak akan kenal ampun kali ini" tambah Yossy.

"Boleh tidak Nanda juga ikut Bang Aka kesana?"

Arka menekuk alisnya, "Nanda di rumah aja"

"Tapi, Bang Aka--"

"Ngga akan terjadi apa-apa sama Abang atau pun Kak Seta" sahut Arka dengan cepat. Mendapat sahutan Arka yang seperti itu, Nanda langsung terdiam.

Dirga dan Yonda berhasil dibangunkan oleh Jovan yang sudah rapi dengan setelan jasnya. Yonda menyandarkan kepalanya dimeja makan dan Dirga mengambil air putih dikulkas.

"Dirga" panggil Yossy yang bertujuan untuk memastikan perasaan Dirga hari ini.

"Aku baik-baik aja, Kak" jawab Dirga langsung. Bibirnya memang berucap demikian tapi tidak dengan mata sembabnya dan wajah kuyunya.

"Arka nanti kamu jangan dateng kesana, ya. Takut ayahku berulah lagi"

"Dirga.."

"Jangan. Kamu di rumah sakit aja. Banyak pasien pada nungguin kamu" Dirga mengakhiri kalimatnya dengan senyuman. Ia melangkah menuju meja makan dan meletakan air putihnya disana.

"Ayo sarapan. Aku harus berangkat pagi soalnya" kata Jovan yang mencoba mencairkan suasana.

Semuanya sudah kembali ke meja makan dan sibuk dengan pemikirannya masing-masing.

Arka meraih ponselnya dan menelfon Seta sebentar. "Kak. Iya, kami lagi sarapan, Kak Seta udah sarapan?. Ya udah, nanti dititipin sama Jovan aja. Iya semuanya baik-baik aja. Nanda juga baik-baik aja. Ya. Ya. Ya" panggilan itu ditutup.

"Jovan, nanti titip nasi, ya" pinta Arka.

"Serius, Seta cuma titip itu?", Arka mengangguk dengan tanpa dosa.

"Seta mau sarapan sama nasi doang, mungkin" Yossy memang selalu bisa memunculkan candaan.

"Ya, nasi kan bisa digoreng. Kali aja Kak Seta punya kompor di kantornya" ini lagi, Yonda. Selalu kreatif dan imajinatif.

NandArka (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang