Bab 36 Keinginan

1.8K 225 14
                                    

Souyaa

Okay, sou stop buat sakitin Nanda🙏

***

Jovan hanya bisa panik ketika mendapat kabar dari Arka dan Seta jika mereka tidak bisa menemani Nanda hari ini. Sore ini adalah jadwal Nanda untuk terapi dan Jovan tidak siap untuk itu. Jovan tidak percaya diri untuk menemani Nanda. Dia bukan Yossy yang mengayomi atau Arka dan Seta yang sudah jelas kedua kakaknya Nanda. Yonda dan Dirga tidak mungkin diandalkan.

"Yos, ayolah. Aku ngga bisa kalau dampingin Nanda terapi. Kalau nemenin dia tiap malem ngga apa-apa. Tapi jangan pas dia terapi"

"Jovan, tolong. Aku masih di ruang persidangan. Ini hakim udah mau dateng. Udah-udah kamu pasti bisa"

"Aku ngga bisa aku terlalu panik!" kekeh Jovan sambil menyalakan mobil dan mengemudikannya.

"Jovan, jangan panik. Kamu bisa! Pokoknya kamu bisa, okay? Ini hakim udah masuk"

Jovan yang kesal melempar ponselnya ke kursi kemudi sembarangan. Bagaimana bisa? Aku yang melihat Nanda pertama kali setelah kecelakaan itu terjadi. Aku juga tidak terbiasa dengan peran seorang kakak. Bagaimana kalau aku makin memperburuk suasana? Aku bukan Arka yang bisa mengontrol emosinya atau Seta yang tetap bisa tenang apapun yang terjadi. Batin Jovan yang terbolak-balik dengan benak yang menganalisa makin membuatnya takut.

***

Jovan membuka pintu kamar rawat Nanda dengan hati yang was-was. Ia menarik nafas begitu dalam dan menghembuskannya perlahan. Nanda masih tertidur dengan posisi setengah duduknya.

"Oke, kamu bisa, Jovan" kata hati Jovan dengan penuh keyakinan. Dia mendekat pada Nanda.

"Nan, ini Kak Jovan. Nanda bisa dengar Kak Jovan?" dengan sabar, Jovan menunggu Nanda membuka mata dan mengerjap agar lebih fokus.

Dibalik ventilatornya, Nanda tersenyum. Untuk pertama kali, Jovan menemaninya dimasa yang sangat penting. Biasanya Seta kalau tidak, ya Arka. Yossy lebih bisa diandalkan untuk mengurus Dirga dan Yonda.

"Nan, kamu terapi sore ini. Kamu harus yakin kamu bisa, ya?" kata Jovan dengan suaranya yang begitu menenangkan.

Nanda mengisyaratkan pada Jovan dengan menunjuk ventilator itu dengan tangan kanannya lalu Nanda membuat gestur kalau alat itu akan dilepaskan.

"Ventilatornya dilepas, Nan? Serius?" tanya Jovan tidak percaya sementara Nanda mengangguk untuk meyakinkannya.

Seta, Arka, kamu dimana?. Jovan mulai resah.

Dokter Sammy masuk dengan satu perawat yang membawa peralatan yang diperlukan.

"Aku kira tadi Seta" ucap Dokter Sammy yang sedang menyapa Jovan.

"Aku berharapnya juga begitu" , Jovan balik tersenyum lalu membalas sapaan Dokter Sammy, "Iya mereka sedang bekerja" kata Jovan.

"Nan, kamu siap?" pertanyaan Dokter Sammy langsung diangguki antusias oleh Nanda.

"Suster siapkan masker oksigen Non Rebreathing Mask dulu. Kita lihat setelah Nanda memakainya"

Jovan tetap diam dan menggenggam tangan Nanda begitu erat. Mereka berdua tengah berbagi rasa takut. Saat ventilator itu dimatikan, Nanda sudah merasa kepayahan. Dokter Sammy memberikan bantuan breathing melalui Bag Vulve Mask sebentar untuk mengoptimalkan kondisi oksigen dalam tubuh Nanda.

"Dilanjut, Nan? Kamu baik-baik saja?"  tanya Dokter Sammy yang sedang memastikan. Nanda mengangguk pelan.

"Nan, jangan paksakan", Jovan ikut khawatir. Mendengar itu, Nanda membawa genggaman mereka didepan dadanya. Nanda ingin Jovan percaya jika ia bisa melakukannya.

NandArka (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang