Bab 33 Maksudnya Apa?

1.8K 216 14
                                    

Malam ini, mereka bertujuh dengan Nanda yang masih belum bebas bergerak sedang menikmati obrolan masing-masing. Yonda selalu menggenggam dan sesekali memainkan jemari Nanda sementara yang lain sedang bersantai disofa.

"Nanda, kau perlu sesuatu?" ini sudah kelima kalinya Yossy menanyakan hal yang sama dengan jawaban Nanda juga masih tetap sama.

"Kak, aku kan ada disampingnya. Kau tidak perlu mengkhawatirkan dia"

"Iya, lupa" sanggah Yossy dengan sangat malas.

Nanda mengeratkan tautan jemarinya   dengan Yonda. Ia langsung mendapatkan tatapan penuh tanya dari Yonda.

"Game" singkat Nanda. Senyuman kotak itu langsung terukir begitu indah lalu Yonda dengan antusias mengeluarkan ponselnya.

"Main apa? Kalau digame yang ini, aku sudah hampir mencapai gold. Aku masih bertengkar dengan Dirga, aku masih ingin mengalahkanya. Bla bla bla...." Nanda hanya memperhatikan Yossy yang sedang bermain sambil berteriak.

"Woo.. Ya ya ya.. Apa ini.. Yaa... Kenapa mobilku cuma diam, eh ini bagaimana.. Hey, aduh!" teriak Yonda yang sangat fokus dengan game mobile speednya.

Tenggorokan Nanda sakit karena menahan tawanya. Yonda yang melihat Nanda begitu bersusah payah itu menghentikan gamenya dengan sengaja ia kalah dan memilih tertawa dengan Nanda.

"Nanti saja kalau kau sudah sehat, Nan" Yonda kemudian mendekat pada  semua kakaknya dan meminta satu kaleng cola.

"Ngga, ngga, ngga. Hari ini kamu udah habis empat kaleng" cegah Yossy dengan tangan kanannya yang hanya terulur untuk merebut cola ditangan Yonda.

Tanpa diduga, Dirga dengan cepat merebut kaleng berisi cola yang masih segar dari tangan Yonda. Yossy tertawa lalu Dirga yang tanpa dosa menghabiskan cola itu dengan ekspresi yang penuh dengan kemenangan.

Target Yonda dan Dirga selanjutnya adalah eskrim yang ada didepan Arka. Mereka berdua berebut. Arka yang terusik akhirnya memilih pergi dan mengambil pisang sebagai ganti eskrimnya yang terenggut paksa.

"Penyedap rasa" ucap Yonda sambil menyebarkan rumput laut diatas eskrim Dirga.

"Ah! Ya!.." Dirga hanya bisa menatap Yonda kesal tapi dia juga pasrah.

"Aku mau sikat gigi" Jovan langsung mengambil sikat gigi dan pasta giginya. Ia berjalan ke kamar mandi. Saat Jovan sampai didepan pintu, ia menyempatkan untuk memberi senyum pada Nanda yang sedang menatapnya.

"Yossy mana sampahnya. Aku mau ke mobil sebentar" Seta mengulurkan tangan kanannya untuk menerima plastik sampah dari Yossy.

"Butuh ditemani tidak?", Seta hanya menggeleng dan memasukan ponsel ke saku belakang celananya.

Seta membuka pintu ruangan. Ia sedikit tersentak karena Candra sudah berdiri diluar ruangan.

"Tuan Candra.." semuanya langsung menoleh pada Seta. Yossy dan Yonda sampai harus berdiri karena rasa terkejutnya.

"Aku hanya ingin menjenguk Nanda" ujar Candra dengan kikuknya.

Seta mengangguk, "Yossy dan Yonda juga sedang berada disini". Seta memutar kepalanya sebentar dan menatap dua orang yang baru saja ia sebut. Dia persilahkan Candra masuk sementara Yossy masih waspada.

Yonda mendekat pada Nanda dan kembali menautkan jemari mereka. Genggamannya pada Nanda semakin erat saat ayahnya semakin dekat dengan mereka.

Candra tersenyum. "Bagaimana keadaan kamu, Nanda?" tanya Candra dengan suara yang begitu lembut. Tanpa sadar, Nanda teringat pada ayah dan bundanya yang kini telah tiada.

NandArka (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang