Bab 29 Waktu yang Kejam

1.8K 222 17
                                    

"Saat ini, kondisi Nanda stabil. Infark yang ia alami masih bisa dikendalikan. Cederanya lah yang menjadi masalah. Sampai hari ini pembuluh darah dan jaringan otaknya masih mengalami kerusakan sehingga Nanda belum bisa sadar dari komanya. Semua ini juga mempengaruhi syaraf dan organ tubuhnya, termasuk paru-paru Nanda"

Arka menghela nafasnya lelah  sedangkan Seta masih ingin mendengarkan penjelasan dokter lebih lanjut.

"Jadi, kita akan berusaha untuk memperbaiki cederanya. Kami berharap Nanda memiliki proses penyembuhan yang baik" ujar dokter itu lagi.

"Jadi, apa yang harus kami lakukan?" tanya Seta hati-hati.

"Saat ini sering-seringlah memberikan stimulus pada Nanda. Mungkin mengajaknya bicara atau memperdengarkan musik dengannya. Itu akan sangat membantu" saran dokter itu lagi.

Dokter itu memperlihatkan hasil CT Scan Nanda yang baru dan menjelaskan infark batang otak Nanda yang mulai mengecil karena operasi dan pengobatannya.

"Disini, infarknya sudah mulai terkendali. Hanya saja dibagian sebelah kiri yang mengalami perdarahan tidak terkendali inilah yang mempengaruhi sirkulasi darah ditubuh Nanda. Penyembuhan lukanya juga masih belum bisa dikatakan baik, tapi untuk pasien yang memiliki luka seperti ini, Nanda sangat kuat karena bisa bertahan hingga sekarang"

Arka menunduk perlahan. Disaat yang sama Seta menggenggam kedua tangannya. Sedari tadi, hanya Seta yang kuat berbicara dengan dokternya Nanda. Arka tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya menjadi pendengar yang baik.

"Tolong selamatkan adik saya, Dok" pinta Seta.

Dokter itu mengangguk kecil sambil tersenyum simpul, ia menjawab, "tentu saja. Kami juga meminta bantuannya untuk selalu kuat disampingnya"

Seta dan Arka mengucapkan terima kasih lalu meninggalkan dokter itu dengan segala pekerjaannya. Setelah Arka menutup pintu, ponsel dari dokter yang bernama Sammy itu berdering dengan satu nama yang tidak asing.

Candra...

"Can?"

"Gimana keadaan anak itu?"

"Nanda" balas Sammy untuk mengingatkan bahwa anak itu memiliki nama yang bagus.

"Ya intinya itu. Bagaimana keadaannya?"

"Kondisinya masih sama. Tapi sudah menuju ke kata baik. Cederanya masih sangat sulit untuk disembuhkan. Aku bahkan belum berani mengatakan dia bisa bangun lagi atau tidak. Anakmu tidak menjaganya lagi. Mungkin Yonda sedang sibuk"

"Dia sedang mempersiapkan ujian, mungkin"

"Kau ayah paling buruk yang pernah aku temui. Kalau kau ingin bicara pada Yonda atau menjenguk temannya Nanda, maka datanglah kemari. Sekalian mengunjungi aku kawanmu ini"

"Dia bukan temannya Yonda tapi adiknya Yonda"

"Dan sekarang, kau menganggapnya sebagai anakmu juga?"

"Ini mungkin karma untukku. Aku kehilangan anakku lagi. Seharusnya aku tidak perlu menyalahkan Yossy atau pun Yonda atas kematian si bungsu. Sampai membuat mereka kehilangan kasih sayang ibunya mereka"

"Tidak ada kata terlambat untuk berubah, Can. Aku yakin Yossy dan Yonda masih menyayangimu. Tidak ada bekas anak di dunia ini dan kau tau itu, Can"

"Selamatkan kebahagiaan kedua putraku saat ini, Sam. Aku mohon padamu"

"Aku ini bukan Tuhan, Can. Aku hanya bisa berusaha"

Panggilan itu selesai. Candra tau semua tentang Nanda karena pertemuan tidak sengaja antara dirinya dan Yossy beberapa waktu yang lalu dan kawannya Sammy yang menghubungkannya dengan seorang anak bernama Nanda ini. Pemuda yang sekarang menjadi prioritas kedua putranya.

NandArka (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang