Bab 8 People

2.4K 318 4
                                    

Semua orang dalam cerita ini memiliki rahasia mereka sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang dalam cerita ini memiliki rahasia mereka sendiri. Tidak ada yang ingin rahasia mereka terbongkar sebelum waktu yang dirasa tepat. Termasuk dengan Dirga yang justru memiliki rahasia paling buruk diantara mereka semua;mungkin.

Kembali pada kecelakaan yang merenggut nyawa adik dari Praseta. Sampai saat ini Dirga masih merasa sangat bersalah padanya. Karena bukan saja ia tidak bisa menyelamatkan nyawanya tapi Dirga lah yang sejujurnya penyebab kecelakaan itu terjadi.

Kedatangannya untuk menggantikan Arka yang sedang menolongnya seakan menghapus kesalahan itu dan membuatnya terlihat seperti malaikat penolong bagi semua orang. Bukan hanya adiknya, sesungguhnya Dirga juga ingat bahwa Seta juga merupakan korban dari kecelakaan itu walaupun lukanya tidak cukup parah.

Dirga yakin jika suatu hari Seta mengingat segalanya maka Dirga harus siap untuk mempertanggungjawabkan kematian adiknya. Belum lagi, jika Arka dan Nanda tau keburukan ini. Dirga akan menerima banyak kebencian dari mereka.

Namun, kecelakaan itu sungguh tidak Dirga sengaja. Dirga juga tidak memiliki motif apapun untuk membunuh karena Dirga dan Seta belum saling mengenal sebelumnya.

Dirga sudah sangat lelah untuk terus berlari dari rasa bersalahnya namun dia juga belum siap untuk berhenti dan menerima segala resikonya.

"Kak Dirga sudah selesai?" pertanyaan dengan suara melengking dari Nanda membuyarkan lamunannya dan Dirga dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya.

"Sudah. Kamu mau nunggu Arka?"

Nanda tiba-tiba ingat ada yang harus dia tanyakan pada Dirga mengenai kakaknya. "Kak, boleh aku menanyakan beberapa hal. Belakangan ini Bang Aka itu takut sekali jika aku terlalu dekat dengan seseorang bernama Seta. Apa sebelumnya kalian saling mengenal?"

"Aku tidak tau ada nama itu tapi mungkin hanya Arka yang tau dia siapa, Nan. Kamu tau kan kalau Arka tidak terbiasa jujur untuk segala hal"

Untuk sementara ini adalah jawaban tepat yang Dirga utarakan. Dia juga tidak sepenuhnya berbohong. Dia tidak pernah mengenal Seta sama sekali.

"Iya Kak. Ya, aku hanya aneh saja. Bang Aka tidak pernah setakut itu" cicit Nanda sambil memutar sendoknya dan memasang wajah melamunnya.

***

Arka tidak bisa berdiam diri dan hanya menyaksikan kegilaan ini. Seta yang semakin berani mendekati keluarganya terutama Nanda membuatnya merasa ia harus mengambil langkah. Maka, malam ini tak peduli selarut apapun Arka membuat janji untuk bertemu dengan Seta.

Hari ini bahkan belum berganti dan baru tadi sore mereka bertemu. Kini semua mobil yang berlalu lalang dan juga lampu redup dihalte bus dekat rumah Seta menjadi saksi pertemuan dua kakak yang sangat menyayangi adiknya ini.

"Aku fikir kau datang bersama Nanda" kata Seta sambil memasukan kedua tangan dalam saku celananya. Sapaan dan juga candaan ringan itu hanya dibalas dengan wajah datar dan dingin dari Arka.

"Kau ketakutan? Lalu bagaimana denganku yang secara langsung melihat kematian adikku waktu itu, Arka?" sindiran yang sangat halus ini begitu menusuk dihati Arka. 

"Aku sudah berusaha menyelamatkannya. Kau sendiri melihat usaha itu. Aku tidak meninggalkan tugasku begitu saja. Dan masalah donor paru itu-" sekarang Arka kehilangan kalimatnya.

Seta mengangkat salah satu alis dan menoleh sedikit. Ia memasang wajah menghinanya karena Arka tidak bisa berkata apapun lagi.

"Jangan lupa untuk menjelaskan bagaimana ayah kandungku bisa menikah dengan ibumu sekarang. Kau juga bisa menjelaskan betapa bahagianya kalian diatas penderitaanku dan ibuku, Arka!" semakin sarkas dan berani Seta untuk membuat hati Arka penuh dengan amarah dan rasa bersalah.

"Kau menyetujui donor itu, Seta" ucap Arka dengan suara pelan.

"Koreksi. Ayahku yang menyetujuinya, Arka!" Seta mengambil dua langkah untuk mengikis jarak dengan lawan bicaranya. "Adikmu itu masih bisa bernafas karena donor itu. Kau harus mengakuinya, Arka" Seta tertawa hambar sejenak namun ekspresi wajahnya menunjukan kesedihan.

"Kau tau apa yang lebih lucu lagi. Nanda secara tiba-tiba datang ke rumah kami. Bukankah itu sebuah pertanda, Arka?"

"Maksudmu apa?" Arka mulai geram. Salah satu tangannya mulai mengepal dengan kuat.

"Kau sudah merenggut semua dari kehidupanku, Arka. Sekarang adalah saatnya kau mengembalikan apa yang sudah kau ambil dariku dan ibuku"

Nanda? []

NandArka (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang