La Tahzan
Jangan bersedih ketika hidupmu dihina, dimaki bahkan direndahkan. Sebab bumi yang selalu diinjak tidak pernah mengatakan sakit.
Prilly mencoba bersabar ketika ada orang yang terang-terangan tak suka jika dirinya memakai cadar. Ada yang mengatakan jika dirinya caperlah, pansos, cuman ingin dipandangan ukhty. Padahal niatnya hanya ingin menutup auratnya serta melaksanakan perintah Allah SWT.
"Tetap istiqomah dijalan-Nya, mungkin mereka hanya bisa melihat dari sisi kiri. Tak bisa melihat akan keseluruhan, aku harap kamu enggak anggap omongan mereka," ujar Hani.
Prilly mengangguk, buat apa mendengarkan omongan mereka yang tidak tau apa-apa. Hani merangkul Prilly, sebentar lagi kelas akan dimulai. Hani sama sekali belum melihat keberadaan Caca yang entah dimana, mungkin lagi bersama Reni.
"Kamu duluan aja ya, aku mau shalat dhuha dulu. Mumpung masih ada waktu." Prilly mengangguk, lalu melangkahkan kakinya menuju kelas seorang diri.
Entahlah perasaannya sedikit tak enak, seperti akan ada kejadian sesuatu. Wallahualam. Prilly mengelus dadanya agar tenang, mungkin hanya perasaannya saja. Prilly melanjutkan kembali langkahnya menuju kelas, kepalanya menunduk ketika berpapasan dengan Ustadz Ali.
"Assalamualaikum, Ukhty?"
"Waalaikumsalam, Ustadz. Afwan Ustadz, rasanya saya belum pantas untuk dipanggil Ukhty," ujar Prilly merasa tak enak jika harus dipanggil Ukhty oleh Ustadz muda ini.
"Saya yang ingin memanggilmu Ukhty, kalau begitu. Saya pamit, Assalamualaikum," pamit Ustadz Ali.
"Waalaikumsalam," gumam Prilly.
Prilly melanjutkan kembali langkahnya yang sempat terhenti gara-gara Ustadz gaul itu, tiba-tiba saja wajah Ustadz gaul itu terlintas dipikirannya. Astagfirullah. Zina pikiran sudah merambat kedalam pikirannya.
Sejak kelas dimulai, Prilly belum melihat Hani masuk ke dalam kelas. Rasanya ada yang kurang, Prilly berusaha fokus. Namun, tetap saja perasaan tak enak hinggap dihatinya. Prilly mencoba menenangkan pikirannya, Prilly menaruh pulpennya. Lalu menyenggol Caca yang duduk disebelahnya.
"Ca, kita ijin ke asrama yuk? Perasaanku tidak enak," bisik Prilly.
"Yaudah pake garem biar enak." Caca nyengir melihat Prilly menajamkan matanya, Caca berdiri diikuti oleh Prilly.
Lalu meminta ijin pada Ustadzah Nadya untuk ke Asrama sejenak, Prilly benar-benar merasakan perasaan tak enak terhadap Hani. Prilly segera mempercepat langkahnya, semoga saja Hani baik-baik.
"Pelan-pelan atuh ih, Caca susah jalannya. Sampeyan kamu beda sama Caca, Caca besar. Kamu kecil," gerutu Caca.
Prilly tidak mengidahkan gerutuan Caca, Prilly membuka pintu kamarnya. Dan melihat Hani sedang sujud, namun kenapa sangatlah lama. Prilly menyentuh punggung Hani.
Bruk
Caca melebarkan mulutnya melihat Hani tergeletak dilantai, dengan hidung yang mimisan. "Hani? Hani?" Panggil Prilly. Caca memegang tangan Hani, lalu menekan denyut nadinya.
"Innalilahi wa innalilahi rojiun. Hiks, Han. Kamu tidur kan? Hiks, bangun Han, Caca sama Prilly nunggu kamu Han. Kamu udah janji sama Prilly buat sebentar, hiks, tapi kenapa lami pisan atuh Han hiks," isak Caca.
Prilly menyandarkan tubuhnya pada tembok, dirinya masih belum percaya Hani begitu cepat meninggalkannya. Padahal waktu itu Hani masih memotivasinya, namun sekarang. Hani sudah pergi ke Rahmatullah.
![](https://img.wattpad.com/cover/227864497-288-k642167.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Mas Dosen [SELESAI]
Ficción GeneralSebuah perjalanan religi Aprillya Anzani seorang gadis bercadar yang memilih meneruskan pendidikannya ke Universitas ternama di Bandung dan demi orang tuanya. Seorang gadis yang kuat menahan semua permasalahan di hidupnya. Gadis yang kuat, di saat k...