26

474 83 10
                                    

Jarvis Adelio. Lelaki itu punya tubuh yang tinggi, mewarisi ayahnya. Jarvis juga tampan, ini bukan sekadar omong kosong bahwa tampan itu relatif, tapi memang sudah terbukti dari beberapa gadis yang rela melempar jauh rasa gengsinya hanya untuk mendekati Jarvis.

Bukan hanya perkara tubuh yang bagus, dan wajah yang tampan saja membuat Jarvis ditaksir banyak perempuan. Tapi karena Jarvis juga kaya raya. Terlihat dari pakaian casual atau kendaraan yang digunakan Jarvis selalu tampak begitu mahal. Tentu banyak sekali perempuan yang berlomba-lomba untuk mencuri perhatian Jarvis, tapi tak satupun ada yang bisa karena perhatian Jarvis telah lebih dulu dicuri oleh seorang gadis bertubuh agak bongsor yang dua tahun lalu ditemuinya di sebuah toko mainan.

Waktu itu, Jarvis sedang mengunjungi toko mainan untuk menghadiahkan sepupunya sebuah mainan karena hari ini adalah hari ulang tahun Jason, sepupunya. Jarvis datang sendiri kala itu, dia sedang memilih-milih mainan di rak yang menyediakan berbagai jenis mobil-mobilan. Dalam pikirannya, Jarvis berencana untuk membelikan sebuah mobil remote.

Tapi saat sedang memilih, Jarvis tak sengaja mendengar sebuah suara dari depan. Dari celah rak mobil-mobilan, Jarvis bisa melihat ada seorang wanita yang sedang memegang kotak mainan berisi power ranger. Wajah gadis itu tampak sebal memandangi mainan yang di pegangnya.

"Kenapa mahal banget, sih?! Gue udah nabung sebulan masih nggak cukup juga buat beli!" keluhnya sambil terus memandangi mainan power ranger tersebut.

Jarvis mengerutkan dahi melihat gadis itu. Ini kali pertama bagi Jarvis melihat secara langsung perempuan yang menyukai mainan laki-laki seperti gadis di depannya. Tentu saja Jarvis merasa agak heran melihatnya.

"Ini kalo gue nabung sebulan lagi, bakalan keburu diambil orang nggak, ya?" lagi, gadis itu bermonolog sambil terus memandangi mainan yang berada di tangannya. "Tapi ini aja udah sisa satu-satunya di sini. Duh, bisa-bisa pas gue dateng udah nggak ada lagi," ucapnya dengan wajah sedih.

Jarvis seakan melupakan niatnya untuk datang ke toko mainan ini. Jarvis seolah tersihir untuk tak menatap ke lain arah selain melihat gadis di depannya saja. Tanpa sadar, bibir Jarvis membentuk senyuman kecil dan jantungnya terasa aneh, perasaan seperti apa ini? Jarvis mulai dilanda rasa bingung.

Apa ini yang sering dibicarakan oleh orang-orang?

Perasaan cinta?

Gadis yang sedang Jarvis intip dari celah rak itu tidak cantik, Jarvis mengakuinya. Tapi ada hal lain yang membuat Jarvis begitu tertarik, Jarvis ingin sekali mengenalnya. Sebelumnya Jarvis tak pernah merasa seperti ini kepada perempuan manapun.

Jadi, Jarvis sedang mengalami fallin' in love at first sight?

Jarvis menggeleng geli memikirkan hal itu dalam hati. Jarvis bahkan baru tiga belas tahun. Bagaimana bisa-bisanya pikiran Jarvis berkata bahwa yang dirasakannya saat ini adalah cinta?

Tiba-tiba saja fokus Jarvis kepada gadis itu buyar saat telponnya berdering. Ada panggilan yang masuk, dari sang ibu rupanya.

"Ya, Ma?" Jarvis mengangkat panggilan sambil sesekali mencuri pandang ke arah gadis yang masih setia memandangi mainan di tangannya.

"Kamu dimana? Kok keluar nggak bilang, Mama?"

"Beliin kado buat Jason. Lupa, Ma, sorry."

"Yaudah buruan. Ini kita udah mau jalan lho ke restoran kita buat ngerayain ulang tahunnya Jason. Kamu udah selesai beli kadonya?"

"Mmmm... Iya, udah, Ma," Jarvis mengambil asal mobil remote di rak tanpa perlu melihat berapa harganya.

CHOICE [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang