7

740 111 5
                                    

Hari demi hari berlalu, Baskara semakin dekat dengan Anika bahkan kedekatan mereka sampai diketahui oleh seluruh murid-murid di SMA.

Awalnya Anika takut citra seorang Baskara rusak karena dekat dengan gadis buruk rupa seperti dirinya. Tapi melihat Baskara yang tampak cuek-cuek saja membuat Anika semakin lama, berusaha membiasakan diri dan percaya diri kalau memang ini tidak mimpi, Baskara memang dekat dengannya, meski mereka hanya berteman, status itu cukup bagi Anika.

Ketika bel pulang sekolah berbunyi, Meylanie menghampiri Anika buru-buru. "Eh, Anika," sapa Meylanie.

"Iya, apa, Mey?" Anika masih sibuk memasukan buku dan peralatan sekolah lainnya ke dalam tas.

"Lo kapan sih pacarannya sama Baskara? Deket doang, nggak ada statusnya," cibir Meylanie. "Emang enak digantungin, An?"

"Buset, Mey, gue kira lo mau nanya apaan," Anika mendengus sambil memakai tasnya. "Baskara punya pacar, Mey. Nachel namanya. Gue pernah liat mereka video call. Baskara nurut banget sama pacarnya, udah pasti Baskara sayang banget sama Nachel."

"Nurut, belum tentu betulan sayang," Meylanie mendengus. "Apalagi pas sekarang kenal sama Anika Pratiwi dan kalian sama-sama suka power ranger. Emang klop banget deh kalian."

"Tau ah."

"Ya udah, gue balik ya. Udah ditungguin sama Adi di depan."

"Adi?" Anika berjalan keluar kelas, menyusul Meylanie. "Kakak lo kan cewek, terus itu Adi, itu siapa?"

Meylanie nyengir. "Cowok gue."

"Nemu dimana?" Anika main asal ceplos. "Perasaan waktu itu masih galauin Leo, deh?"

"Ya.. Move on, dong," Meylanie tertawa pelan. "Adi itu temennya Kakak gue, kan sering ke rumah tuh, eh tau-taunya cinlok kita."

Anika manggut-manggut. "Bagus deh. Normal tuh Adi, Kalo Leo fix gay."

"Terserah deh," Meylanie masih terkekeh. "Oh iya, lupa, tadi Baskara chat gue. Dia bilang, dia nungguin lo di koridor depan Tata Usaha. Abisnya, dia chat lo cuma ceklis satu."

"Hape gue modar," ujar Anika dengan kebingungan. "Btw, ngapain Baskara di situ? Mau bayaran? Perasaan belum jatuh tanggal deh."

"Mau ngajak jalan lo kali," ledek Meylanie.

"Yeee, ngaco!"

"Amin," Meylanie mengusap wajahnya dengan kedua tangan sebagai bentuk permohonan doa. "Dah, Anika! Have fun with Yayang Baskara!"

"MEYLANIE!" Anika menggerutu sebal karena Meylanie selalu menggodanya seperti itu.

Baru saja Anika menuruni tiga tangga dari kelasnya yang berada di lantai dua, sepatunya beradu dengan sepatu orang lain yang hendak naik ke atas juga.

"Anika, gue tungguin lama banget sih," keluh seseorang yang tidak lain lagi adalah Baskara. "Temenin gue yuk."

"Kak Baskara?" Anika masih terkejut sehingga belum bisa merespons ucapan Baskara.

"Iya, ini Baskara," Baskara tersenyum melihat Anika yang kaget. "Gue ulang, temenin gue, yuk?"

"Tem-temenin?"

CHOICE [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang