"Nachel, gue mau keluar sama Anika. Lo mau ikut, nggak?" tawar Baskara sambil memakai jaketnya.
Nachel yang sedang menonton drama korea menggeleng. "Nggak deh, lagi seru banget nih. Lagian ogah banget gue jadi nyamuk ntar."
"Oh ya udah, lo di rumah ya jangan kemana-mana. Inget, udah malem ini. Terus kalo butuh apa-apa lo minta aja sama Bi Eka, lagi ada di kamarnya kan dia?" tanya Baskara.
Nachel mengangguk. "Iya, Baskara, bawel deh lo. Ya udah sana jalan, kasian, Anika nungguin lo tuh pasti."
"Iya, iya, gue jalan dulu, ya," Baskara melambaikan tangan, lalu berjalan keluar dari kamar Nachel.
Saat sedang melihat drama korea yang romantis, Nachel jadi membayangkan kalau hal indah yang terjadi di layar, bisa dirasakan Nachel secara nyata di kehidupannya dengan Jarvis. Nachel tersenyum sendiri membayangkan itu, lalu kemudian menyadari kalau dirinya hanya berhalusinasi semata, Nachel harusnya tahu diri bagaimana dirinya saat ini, dan tidak mungkin Jarvis akan jatuh hati kepadanya.
Nachel menghela napas, meski drama yang ditontonnya sedang seru-serunya, tapi Nachel mendadak lapar. Kemudian Nachel beranjak keluar kamar untuk berjalan ke dapur.
Nachel melihat ke dalam kulkas, ternyata tidak ada apa-apa alias kosong. Nachel kemudian berjalan ke kamar asisten rumah tangganya, berniat untuk mengajaknya berbelanja bulanan di supermarket, tapi Nachel melihat asistennya sedang pulas tertidur, Nachel jadi tidak tega membangunkannya, Bi Eka pasti kelelahan telah seharian berkerja seorang diri mengerjakan pekerjaan rumah.
Nachel memutuskan untuk pergi ke supermarket sendiri saja. Lagian letaknya tidak begitu jauh dari komplek yang ditempatinya. Hitung-hitungan olahraga mengingat Nachel jarang sekali bergerak karena Baskara terlalu memanjakannya.
***
Saat sudah di supermarket, Nachel mulai menaruh bahan makanan yang ingin dibelinya untuk menjadi stok di kulkas ke dalam troli belanjaan. Tapi saat hendak memasukan tepung ke dalam troli, Nachel tak sengaja menjatuhkannya ke lantai, tapi untung ada seseorang yang memungutnya.
Nachel menoleh, lalu tersenyum pelan melihat seorang pria membantunya. "Terima kasih, Mas."
"Iya, Mbak, sama-sama. Ngomong-ngomong, mbak belanja sendirian?"
Nachel mengangguk. "Iya, Mas."
"Oh.. " Pria itu manggut-manggut, wajahnya tampak ramah. "Kalau gitu, saya bantuin gapapa kok mbak. Kasian saya liat perempuan lagi hamil harus bawa belanjaan sendirian."
"Mas.. Tapi beneran gapapa?"
"Iya, Mbak tenang aja."
Nachel membiarkab troli belanjaannya didorong oleh pria tadi, lalu kini tibalah saat berada di kasir untuk membayar belanjaannya.
"Mbak.. Mbak yakin bisa bawa pulang belanjaan sebanyak ini?"
Nachel meringis. "Nggak, sih.. Paling nanti saya naik taksi aja."
"Setau saya daerah sini sepi taksi, Mbak, udah pada pesan yang lewat online semua, itu juga belum tentu langsung dapet kan? Kalau Mbak mau, saya bisa antarkan ke rumah."
"Mas.. Memangnya saya nggak apa-apa merepotkan seperti ini?"
"Nggak, Mbak, ibu saya bilang kita harus baik sama siapa saja. Sesama manusia udah harusnya saling membantu, siapa tau lain kali saya yang butuh bantuan Mbak kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
CHOICE [LENGKAP]
Novela JuvenilHidup adalah sebuah pilihan. Tiap hal selalu saja dihadapi dengan pilihan. Sekalipun itu mengenai cinta. Kadang kala, kita tak bisa memilih untuk bersama orang yang teramat kita cintai bukan karena perasaan itu sudah tidak ada lagi. Tapi karena...