28

467 72 7
                                    

Jarvis tersenyum kecil ketika Diandra sedang menyuapkannya sebuah makanan. Ini sudah tepat satu bulan kesepakatan yang dibuatnya dengan Diandra berlangsung.

Sebenarnya, Jarvis bisa saja memberi Diandra lebih banyak waktu untuk membuatnya jatuh cinta karena Jarvis benar-benar bertekat untuk melupakan Anika. Hanya saja, Jarvis mempunyai alasan lain untuk menyudahi kesepakatan yang telah dibuatnya dengan Diandra.

"Gimana rasanya, Vis? Enak?" tanya Diandra dengan senyuman lebar. Di minggu pagi ini, Diandra datang ke rumah Jarvis untuk membawakan Jarvis nasi goreng ayam buatannya.

Jarvis mengambil alih sendok yang Diandra pegang, lalu menyendokan nasi goreng buatan Diandra dan menyuapi Diandra. "Menurut lo?"

Diandra mengangguk senang. "Iya, enak kok rasanya!"

Jarvis mengangguk.

"Tapi, menurut Jarvis gimana?"

"Lo nggak selalu butuh orang lain untuk menilai masakan lo enak apa enggak kalo lo bisa merasakan itu sendiri," Jarvis mengambil tisu yang berada di meja ruang tamunya, lalu mengusap sudut bibir Diandra.

Diandra tersipu ketika Jarvis untuk pertama kalinya bersikap perhatian dengannya. "Tapi, apa salahnya gue mau tau pendapat lo?"

Jarvis menghela napas, lalu tersenyum kecil menatap mata Diandra. "Enak."

Diandra semakin tersenyum senang sekarang. "Kalau gitu, dimakan lagi, ya."

Jarvis mengangguk. Membiarkan Diandra menyuapi nasi gorengnya hingga habis. Tadi Jarvis sempat menyuruh agar Diandra makan juga, tapi Diandra menolaknya dengan alasan sudah sarapan lebih dulu di rumahnya.

"Tunggu sebentar," Jarvis berdiri saat nasi goreng di kotak makanan yang Diandra bawa sudah habis.

Diandra mendongak. "Mau kemana?"

"Ganti baju."

"Lho, emang lo mau kemana?"

"Kita," koreksi Jarvis. "Mau ngajak lo jalan."

Diandra menatap Jarvis dengan tatatan tak percaya, ini kali pertama Jarvis mengajaknya pergi duluan selama satu bulan proses PDKT berlangsung. "Lo serius?"

"Ya," Jarvis berbalik badan lalu menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya. 

***

Jarvis sudah menemani Diandra selama seharian penuh untuk mengelilingi mall. Jarvis menyuruh Diandra memilih apapun yang gadis itu inginkan. Baik itu pakaian, make up, sepatu, tas, atau barang perempuan lainnya. Tentu Diandra merasa begitu senang Jarvis sudah baik kepadanya. Dan ternyata, Diandra bukan tipikal orang yang suka menghamburkan uang sehingga Diandra tidak mengiyakan sepenuhnya yang Jarvis suruh. Diandra hanya membeli sepasang sepatu saja, itu juga untuk Aldi.

Diandra bilang, sepatu milik Aldi sudah lusuh, dan lelaki itu tak kunjung menggantinya entah karena apa. Itu sebabnya sebagai sahabat yang baik, Diandra berinisiatif untuk membelikannya.

"Lo yakin nggak beli apapun?" tanya Jarvis saat mereka baru saja tiba di sebuah restoran hot-pot.

Diandra mengangguk, "Iya, Vis. Gue jalan sama lo aja udah seneng banget."

Jarvis tidak menjawab. Dia mulai memesan kepada pelayan di sana, begitu juga dengan Diandra.

"Vis," ucap Diandra sambil menyelupkan daging ke dalam panci hot-pot. "Perasaan lo sama gue gimana sekarang?"

CHOICE [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang