Hoseok terbangun tepat pukul 8 pagi. Dia membiasakan cahaya masuk ke netranya. Silau sekali, pikirnya. Dia menatap kesekitar dan baru tersadar jika dirinya di kamar. Sepertinya dia tidak bermimpi saat bertemu Namjoon semalam. Dia dimana sekarang?
Hoseok bangkit dari ranjangnya dan berjalan keluar kamar setelah membasuh wajahnya. Dia mencari sosok Namjoon dan benar saja jika dirinya berada di ruang tamu dan tengah menyesap secangkir kopi. Dia segera mendekat dan duduk disampingnya.
"Kau sudah bangun? Apa Kau masih tidak enak badan?" Tanyanya. Hoseok menautkan kedua alisnya dan menggelengkan kepalanya.
"Kukira Aku bermimpi semalam saat Kau kemari." Ucap Hoseok.
Namjoon mendengus pelan dan mengerucutkan bibirnya, "Tidak! Aku menjagamu sepanjang malam tau! Ayo ceritakan apa yang terjadi semalam? Kau berhutang padaku!" Ujar Namjoon. Dia menatap intens pemuda Jung itu dengan mata menyipit. Hoseok hanya bisa menghela nafas.
"Aku kan tidak berjanji."
"Kau berjanji!"
"Apa? Sepertinya aku tidak berjanji walaupunaku tidak sadar."
"Memang tidak."
Hoseok menajamkan pandangannya kepada Namjoon. Yang dipandang hanya terkekeh geli melihat Hoseok yang kesal. Sepertinya dia sudah sedikit membaik ya.
"Tapi Kau benar sudah tidak apa-apa?" Tanya Namjoon lagi. Hoseok menganggukkan kepalanya. Dia mengambil cangkir kopi di tangan Namjoon dan meminumnya.
"Kalau ada masalah, ceritakan! Jangan Kau pendam sendirian. Kita sudah bersahabat hampir 15 tahun." Ucapnya. Hoseok hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja. Dia mengembalikan gelas itu dan menyandarkan punggungnya di sofa. Tenaganya masih belum pulih sepenuhnya.
Namjoon memperhatikan wajah lesu Hoseok, "Semalam ada yang menelfon. Namanya Yoongi kalau tidak salah." Ucapnya. Hoseok membuka matanya lebar-lebar dan segera memperbaiki posisinya lagi. Dia duduk sigap menghadap Namjoon
"A-apa yang dia katakan?" Tanyanya.
Namjoon sedikit menaikkan satu alisnya, reaksinya heboh sekali. Pikir Namjoon.
"Tidak. Dia hanya bertanya Kau pergi kemana dan malah menuduhku membawamu kabur. Siapa sih dia?"
"Tidak penting. Katakan dia bilang apa saja?" Ucap Hoseok pelan.
"Hm? Tidak ada, hanya pertanyaannya kemarin aneh sekali. Apa Kau menangis karena dia? Jika iya, katakan padaku dimana rumahnya. Dia belum pernah menjajal batu masuk ke minumannya ya?" Ujar Namjoon.
"Aishh.. Sudahlah. Lupakan saja. Bukan karena dia aku menangis." Ucap Hoseok. Namjoon menatap Hoseok bertanya. Akhirnya Hoseok menjelaskan apa yang terjadi semalam tanpa memberitahu siapa Yoongi sebenarnya karena takut Namjoon kesal.
Namjoon hanya mendengus pelan. Apa sih yang disembunyikan Jung Hoseok ini? Mencurigakan sekali. Juga tanda merah di lehernya, dia sudah punya kekasih ya? Jika iya, bar- bar sekali sahabatnya ini ya.
"Oh ya, Kau kenapa ingin kemari? Semalam Kau berkata jika seharusnya Kau datang hari ini kan?" Tanya Hoseok. Namjoon menganggukinya.
"Aku hanya ingin bertemu denganmu. Sudah lama kita tak mengobrol. Kau juga 2 minggu ini tak ada mengirimiku pesan atau menelfonku."
"Kau juga sibuk tuh. Enak saja menyalahkanku." Balas Hoseok. Namjoon tersenyum seperti orang bodoh saat mendengar hal itu. Memang sih Namjoon sangat sibuk akhir-akhir ini. Dia sudah menyandang gelar asisten dosen, wajar jika dia sibuk. Hoseok saja kagum sekali dengan Namjoon. Sudah pintar, tampan pula. Tapi ada banyak hal yang membuat Hoseok terkadang kesal dengan dirinya. Salah satunya adalah,
KAMU SEDANG MEMBACA
VERGIB MIR [End]
FanfictionWarning! This story contain BDSM, R4PE, 21+, TRAUMA. Be smart. Bagaimana caramu mendapatkan cinta? Boy x Boy