Part 16

1.8K 212 18
                                    

Yoongi dan Hoseok mengantarkan Nyonya Min ke stasiun pukul 3 sore. Hoseok merasa senang sekali karena dia bisa mengantarkan Bibi Min. Dia tersenyum saat Bibi berpamitan kepadanya.

"Hoseok, Bibi akan merindukanmu. Telfon Bibi kalau Yoongi berulah, oke?" Hoseok terkekeh dan mengangguk. Sedangkan Yoongi yang mendengarnya hanya bisa mendengus pelan. Kesal dengan kedua orang didepannya ini.

Nyonya Min melepas pelukannya dari Hoseok dan menatap Yoongi.

"Ingat pesan Mama, tidak ada ke klub lagi. Kalau kau mau minum, kau kan bisa ajak Hyungmu dan teman-temanmu." Ucapnya.

Yoongi hanya menganggukinya, "Mama masuk sana. Hati-hati." Ucap Yoongi. Mama Min hanya bisa menghela nafas karena diusir oleh anaknya sendiri.

"Ya sudah. Mama masuk dulu. Sampai bertemu lagi, sayang." Ucap Nyonya Min. Mereka mengangguk, beliau segera masuk ke kereta. Hoseok tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Ayo pulang. Kau bilang ingin ke tempat mendiang Mamamu. Aku antar." Ucap Yoongi.

Hoseok menoleh, "Hyungie mau mengantar?" Tanyanya. Yoongi mengangguk. Dia menarik tangan Hoseok agar keluar dari stasiun. Hoseok hanya bisa mengikutinya saja.

Hoseok menunjukkan jalan dimana menuju ke tempat pemakaman Mamanya. Sebelumnya mereka mampir ke toko bunga sebentar. Mereka segera turun dari sana dan masuk. Hoseok tampak tersenyum dan berjalan senang di depan Yoongi.

Hoseok meletakkan bunga yang sudah dia beli ke atas gundukan tanah itu. Yoongi memperhatikan raut wajah Hoseok. Dia terlihat sedih tapi tidak dengan ekspresi wajahnya. Seperti dia sedang menyebunyikan lukanya.

"Mama, malam natal nanti aku tidak akan tidur cepat. Aku akan merayakannya dan paginya aku akan datang lagi kemari." Ucap Hoseok. Dia melirik kepada Yoongi sebentar yang ternyata juga tengah menatapnya. Yoongi tersenyum tipis, Hoseok membalasnya.

"Um~ sudah sore. Sebaiknya aku pulang dulu Ma. Sampai nanti." Ucap Hoseok dan mencium batu nisan didepannya. Dia mengajak Yoongi pulang.

Sampai di mobil, mereka tidak berbicara satu sama lain. Hening sekali, Hoseok jadi merasa canggung. Yoongi juga tidak lekas melajukan mobilnya.

"Hyuㅡ"

"Menginap saja di apartemenku ya." Ucap Yoongi. Hoseok menoleh dan mengerutkan keningnya.

"Hm? Kenapa?" Tanya Hoseok.

Yoongi menggelengkan kepalanya, "Tidak ada. Kau sendirian kan?" Ucap Yoongi. Hoseok menganggukinya. Di mengambil ponselnya yang berdering, dari Namjoon ternyata. Hoseok rindu sekali pada sahabatnya itu.

"Aku angkat telfon sebentar ya?" Ucap Hoseok. Yoongi mengangguk.

"Halo?"

"Hoseok, kau dimana? Aku ingin bertemu." Ucap Namjoon di seberang sana.

"Aku sedang di jalan. Sehabis dari tempat Mama." Ucap Hoseok.

"Kalau begitu, ayo bertemu di kafe. Ada yang ingin ku bicarakan."

Hoseok menggigit bibirnya, dia kan sedang bersama Yoongi. Kalau Namjoon tau, dia pasti marah.

"T-tapi aku tidak sendirian." Ucap Hoseok pelan.

"Sedang bersama Yoongi juga? Sudah tidak apa-apa. Aku ingin bertemu kau intinya. Nanti ku kirim alamatnya." Ucap Namjoon.

"Ba-baiklah~"

Hoseok mematikan sambungan telfon itu dan menghela nafas. Dia kembali menatap Yoongi.

"Hyung, bisa mampir ke kafe ini? Aku ingin bertemu Namjoon sebentar." Ucap Hoseok sambil memperlihatkan lokasi yang baru saja dikirim sahabatnya.

VERGIB MIR [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang