.
.
.
.
.
.Yoongi tengah berada di rumah Kihyun setelah bertemu dengan kakaknya tadi. Ia akan pulang sekitar 1 jam lagi. Ada rasa rindu juga dalam dirinya karena tak bertemu teman-temannya.
"Jadi Hoseok masih di Daegu? Kenapa tak kau bawa kesini? Aku rindu kekasihmu." Ujar Kihyun yang baru saja datang dari dapur. Ia membawakan minuman untuk Yoongi dan kekasihnya.
"Hm.. Dia tadi sedang tidur. Badannya juga tak terlalu sehat, jadi ku tinggal saja sementara. Sebentar lagi aku juga pulang."
"Kasihan sekali.. Tapi kau dan dia baik-baik saja kan?"
"Iya. Kami tidak ada masalah kok. Mungkin aku akan kembali kemari beberapa hari lagi, Hoseok juga harus kuliah."
"Lalu kau? Sudah kau putuskan mau bekerja dimana?"
Yoongi menggeleng, "Papa menyuruhku untuk meneruskan usahanya. Tapi ya itu, harus disana. Sedangkan Hoseok ada disini, aku sedang membujuk papa agar mau membuka cabang disini." Ujar Yoongi.
Jackson dan Kihyun menatap satu sama lain, "Dasar bucin." Ujar Jackson. Yoongi hanya mengendikkan bahunya saja. Sebenarnya ia masih kepikiran dengan semua cerita Kim Namjoon tadi. Apa yang sahabat kekasihnya katakan benar-benar membuatnya terkejut. Tapi di lain sisi, ia merasa bersalah karena mengingat dirinya mengajak Hoseok ke klub dulu. Ternyata alasan ia meninggalkannya waktu pertama kali dulu karena hal itu? Mengapa ia tak pernah menceritakannya? Apa ia belum memercayai Yoongi?
Pikiran Yoongi terus memutar disana. Ia bingung, bagaimana cara bertanya kepada si kekasih tanpa menyakitinya. Karena bagaimanapun mereka sebentar lagi menikah. Yoongi tak mau ada yang di sembunyikan lagi. Ia tak mau calonnya masih mempunyai beban sendirian, sementara ia sendiri tak tau.
Namjoon tadi juga berkata jika Yoongi memang keberatan dengan kenyataan Hoseok, ia harus meninggalkannya mulai detik ini. Yoongi tak boleh mendekati Hoseok lagi jika ia merasa kurang nyaman. Kakak iparnya itu tak mau jika sang sahabat tersakiti lebih dalam saat Yoongi sudah tau kenyataan tapi ia menahannya atau bisa dikatakan Namjoon takut jika Yoongi suatu saat meninggalkannya saat posisi mereka sudah menikah.
Setelah menyelesaikan obrolan singkat dengan kedua sahabatnya, Yoongi segera pamit dari hadapan mereka. Ia harus pulang sekarang karena perjalanan ke Daegu tidaklah dekat. Ia juga tak mengabari kekasihnya sejak pagi. Pun dengan si Jung, ia tak mengirimi Yoongi pesan satu saja. Saat si Min meninggalkannya pagi tadi, Hoseok masih tertidur nyaman di kasur.
***
Jung Hoseok tengah berjalan di sepanjang pedesaan bersama Yejun, yang tak lain adalah sahabat kekasihnya. Tiba-tiba saja saat ia sedang membantu calon mama mertuanya, Yejun datang dan mengajaknya untuk berjalan-jalan keluar. Karena ia tak enak jika menolaknya, akhirnya si Jung mau. Anggap saja dirinya mencari udara segar karena semalaman ia menangis. Yoongi juga sedang pergi dan Hoseok masih belum tau kemana pemuda itu pergi. Mamanya tak memberinya tau.
Keduanya berjalan dengan pikiran masing-masing tanpa tau apa yang dipikirkan satu sama lain. Canggung, itu yang dirasakan Hoseok saat ini. Bagaimanapun, ia tak terlalu bisa berkomunikasi dengan orang lain jika mereka tak terlalu dekat. Dan Yejun ini sepertinya sama dengannya. Pendiam. Berbeda jika sedang bersama Yoongi.
Karena tak betah dengan situasi sekarang, si Jung mencoba membuka suara untuk memecah keheningan sore itu.
"Hyung, kita mau kemana?" Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERGIB MIR [End]
FanfictionWarning! This story contain BDSM, R4PE, 21+, TRAUMA. Be smart. Bagaimana caramu mendapatkan cinta? Boy x Boy