Jung Hoseok merasa sangat menyerah. Dia tak tau apa yang harus ia lakukan lagi. Pemuda itu seenaknya bermain dengan tubuhnya, dia tak bisa memberontak karena dirinya saja sudah tak punya tenaga. Sejak 3 hari yang lalu, penculik dirinya hanya memberinya makan 2 kali saja. Ia juga tak diperbolehkan untuk berbicara sedikitpun.
Badannya terasa panas sekali. Ia yakin dirinya sedang demam, tapi apa lagi yang harus ia lakukan? Meminta pemuda itu untuk membawanya ke rumah sakit? Atau sekedar memanggil dokter? Tidak, dia tak mungkin mau.
Si Jung memejamkan matanya kembali karena pemuda itu baru saja bangun. Lagipula sejak semalam ia tak bisa tidur karena merasa sakit.
Sang pemilik rumah menatap Jung Hoseok yang tergeletak lemas di lantai. Ia menyenggol sedikit tubuhnya yang sudah tak bertenaga.
"Hei, bangun kau."
Tidak ada jawaban dari si Jung. Apa dia pingsan? Pikirnya. Pemuda yang sampai sekarang tak tau siapa itu mencoba membangunkan si Jung lagi. Dan benar saja jika anak itu pingsan. Dia mendecak kesal.
"Merepotkan!" Ujarnya dan berlalu pergi dari sana. Ia menelfon seorang dokter karena tak mau si Jung cepat mati. Dirinya masih ingin bersenang-senang dengan Hoseok, lebih tepatnya tubuh seksinya.
Setelah dokter yang di panggil berhasil ia hubungi, pemuda itu kembali ke tempat dimana Hoseok berada dan segera mengangkat tubuhnya ke sofa agar sang dokter nanti tak curiga. Ia kembali berjalan menuju kamarnya untuk mandi sembari menunggu dokter datang.
***
Tepat 10 hari ini, Hoseok masih berada di tangan penculik sialan yang bahkan tak diketahui keberadaannya. Polisi memang menemukan barang bukti darah itu, tapi mereka tak menemukan sedikit saja sidik jari sang pelaku. Hal ini membuat semua orang frustasi, apalagi Yoongi. Dia mengurung dirinya di kamar walaupun ada kedua orang tuanya. Nyonya dan Tuan Min yang turun tangan untuk ikut mencari keberadaan calon menantunya.
Hari ini Seokjin, Namjoon dan kelima teman Seokjin akan berkumpul di apartemen Jin. Mereka akan membahas hal selanjutnya yang harus mereka lakukan. Namjoon, sang sahabat yang harus kehilangan Hoseok sebenarnya tak mau ikut berkumpul. Tapi karena semalam dirinya juga mendapat pesan dari si bajingan itu lagi, ia harus membahasnya dengan mereka bukan? Penculik itu tak meminta tebusan uang atau apapun, dia malah berkata jika harus merelakan Hoseok hidup bersamanya. Si brengsek itu bahkan berkata jika sebentar lagi dia akan membawa si Jung ke luar negeri agar terjauh dari mereka.
Namjoon rasa penculik Hoseok ini orang gila. Ia pengecut, hanya bisa bersembunyi dibalik ponselnya.
"Kapan penculik itu akan pergi?" Tanya Jackson. Namjoon menggelengkan kepalanya, jika ia tau dia akan menyusulnya sendiri.
"Aku ada satu ide. Tapi ini harus melibatkan banyak orang." Ucap Jungkook.
"Apa?"
"Aku tau ini sedikit tak masuk akal atau sulit. Tapi, kita tau jika ada banyak sekali terminal/stasiun yang ada di Seoul ini. Jika kita mau menangkap manusia itu, kita setidaknya harus menyiapkan beberapa orang/polisi untuk menetap di area sekitar sana. Siapa tau ada yang mencurigakan." Ujar Jungkook.
"Tapi kita tidak tau kapan dia akan bertindak, Kook. Bukankah itu malah buang-buang waktu?" Ujar Kihyun.
"Kalau begitu, lacak saja nomor telfon penculik itu. Baru kita bisa mengetahui dimana dia berada." Tambah Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERGIB MIR [End]
FanfictionWarning! This story contain BDSM, R4PE, 21+, TRAUMA. Be smart. Bagaimana caramu mendapatkan cinta? Boy x Boy