Part 45

1K 148 73
                                    

⚠️Cerita bermuatan dewasa seperti kata-kata kasar, pelecehan, bdsm, benda tajam, dll⚠️

.Skip jika tidak nyaman.
Beberapa bagian akan dihapus sehari setelah publish.

️⚠️️Dilarang meniru adegan yang ada⚠️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ini hari ke-6 hilangnya Jung Hoseok, polisi yang diminta untuk mencari belum menemukan titik keberadaannya. Gudang yang sudah 2 hari ini diselidiki tak menghasilkan apapun. Tapi Namjoon terus mendesak para polisi untuk mencari keberadaan sahabatnya.

Sama halnya dengan Min Yoongi, 2 hari ini dia terus menangis karena merasa sangat kehilangan. Ia putus asa, bahkan dirinya tak tau apakah sang kekasih masih hidup atau tidak. Yoongi sudah overthinking jika dirinya tak bisa bertemu kembali dengannya. Padahal dia sudah memilih tanggal yang pas untuk pernikahan mereka. Tapi mengapa ini harus terjadi?

Kim Seokjin yang tak tega melihat adiknya seperti ini, menangis tanpa mau menjaga kondisinya juga. Bukankah ia juga menyiksa dirinya sendiri kalau seperti ini? Tak tahan melihat sang adik yang putus asa, dia memutuskan untuk memanggil kedua orang tuanya. Walaupun Seokjin tau jika dirinya akan marah, tapi jika ia tak melakukannyaㅡYoongi akan macam-macam nantinya.

"Bagaimana Yoongi?" Tanya Namjoon. Dia baru saja kembali setelah mengikuti investigasi polisi dan ayahnya. Seokjin terlihat murung, ia menggelengkan kepalanya.

"Dia masih menangis saat ku tinggal tadi. Tapi aku baru aja menghubungi bibi dan paman Min. Kemungkinan besok mereka kemari."

Namjoon mengangguk, "Aku juga belum menemukan apapun. Penculik sialan itu masih belum ditemukan keberadaannya."

"Apa... Tidak ada bukti di gudang itu?"

"Belum, belum ada bukti. Seperti yang kubilang kemarin, hanya ada bercak darah. Aku tak tau, itu bercak darah apa. Sudah terlalu kering jika harus di tes dna, tapi polisi tengah berusaha."

"Sebenarnya Hoseok kemana? Aku sangat khawatir." Ujar Seokjin. Namjoon menatap istrinya yang terlihat gelisah. Dia memeluknya dan mengusap punggung Seokjin.

"Aku tau. Aku juga sangat khawatir. Kita berdoa saja jika dia akan baik-baik saja."

Kim Seokjin menganggukkan kepalanya. Baru saja mereka menikmati pelukan yang hampir 5 hari ini tak dirasakan keduanya, Namjoon mendapatkan sebuah pesan lagi. Kali ini lebih membuatnya terkejut, emosi yang tiba-tiba memuncak, rasa khawatir yang amat dalam.

Foto Hoseok sedang diikat dengan kedua tangan di bagian belakang dan menyatu dengan kaki. Ia dalam keadaan telungkup juga tanpa busana. Kedua mata Hoseok tertutup kain hitam dan mulut yang juga dimasuki kain putih. Kaki Namjoon mendadak lemas, ia tak bisa berkata-kata melihat sahabatnya. Bajingan mana yang berani memperlakukan adiknya seperti ini!?

"Bangsat..!!!" Umpat Namjoon tiba-tiba. Tentu saja orang yang berada di hadapannya terkejut. Ia baru pertama kali mendengar suaminya mengumpat seperti ini. Apa yang membuatnya berkata-kata kasar?

"Namjoon, kau kenapa?"

"Bajingan ini, dia bermain-main dengan adikku. Kemana aku harus mencarinya hyung!!!??" Ujar Namjoon. Ia gelisah, ingin marah tapi dia sedang bersama istrinya.

"Sayang tenang dulu. Coba lihat, kau mendapat pesan dari siapa sebenarnya?"

Seokjin merebut paksa ponsel Namjoon dan seketika ia membuangnya. Apa yang baru saja dia lihat? Itu, Hoseok? Air matanya tak bisa dia bendung. Mengapa sampai seperti itu!?

VERGIB MIR [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang