Part 7

2.1K 237 8
                                    

___

Yoongi terbangun pukul 4 sore, dia mengusap kedua matanya dan segera membasuh wajahnya. Setelahnya, dia  keluar kamar dan betapa terkejutnya dia saat ada seseorang tidur di sofanya. Siapa itu?

Yoongi mendekatinya dan membulatkan kedua matanya, oh iya kan Hoseok dia ajak ke apartemen tadi? Bisa-bisanya Yoongi lupa seperti ini. Yoongi menatap anak itu yang wajahnya memerah. Tangannya tergerak untuk mengecek suhu tubuhnya. Astaga panas sekali.

Pemuda Min itu langsung mematikan AC ruangan itu dan mengambilkan selimut untuknya. Apa yang harus dia lakukan? Dia tak pernah merawat orang sakit.

Apa bertanya saja kepada Seokjin? Iya dia harus bertanya kepada kakaknya. Yoongi segera berdiri dari duduknya dan keluar untuk menemui Kim Seokjin. Dia di dalam kan?

Yoongi mengetuk pintu apartemen itu beberapa kali. Tak menunggu lama, Seokjin membukakan pintunya dan menatap bingung adiknya. Tidak biasanya dia harus mengetuk pintu dulu. Toh dia tau password apartemen Seokjin.

"Ada apa?" Tanyanya.

Yoongi terlihat bingung, "Apa yang biasa Hyung lakukan jika sedang sakit?" Tanyanya tiba-tiba.

Seokjin mengerutkan keningnya, "Pergi ke dokter. Kalau tidak minum obat saja. Kenapa? Kau sakit?" Tanya Seokjin panik.

Yoongi menggelengkan kepalanya, "Bukan aku, tapi Hoseok. Dia ada di apartemenku." Ucap Yoongi. Seokjin membulatkan matanya.

"APA?"

"Jangan berteriak. Aku di depanmu. Aku minta tolong kepadamu, lihatlah Hoseok. Badannya panas sekali. Aku membawanya kemari sejak jam 2 tapi aku tertidur dan baru bangun." Ucap Yoongi.

Seokjin menghela nafas, "Astaga kau ini. Sudah ayo ke apartemenmu. Kasihan dia."

Seokjin dan Yoongi kembali ke apartemen Yoongi dengan segera. Bisa Seokjin lihat jika Hoseok meriang, seperti yang Yoongi katakan badannya panas sekali.

"Kenapa tak panggil dokter?" Tanya Seokjin. Yoongi menggelengkan kepalanya. Sang Kakak hanya mendengus pelan.

"Pindahkan dia ke kamarmu. Aku akan merawatnya." Ucapnya.

"Apa harus?"

"Harus! Kau sudah membawanya kemari saat dia sakit. Apa kau mau menyiksanya dengan membiarkannya disini? Kau bilang dia kekasihmu."

"Cerewet. Jangan bilang begitu lagi. Aku pindahkan, minggir."

Yoongi mengangkat tubuh Hoseok. Ternyata tak terlalu berat. Dia memindahkan tubuh kurus itu ke kamarnya sedangkan Seokjin mengambil kompresan di dapur. Dia kembali menyusul keduanya ke kamar.

"Kau punya obat paracetamol? Badannya benar-benar panas. Dia harus minum obat." Ucap Seokjin sembari memberikan kompresan pada dahi Hoseok.

Yoongi mengangguk dan keluar dari kamar untuk mengambil kotak obat di tempatnya. Dia segera masuk kembali dan memberikan obat itu kepada Seokjin.

Mungkin Hoseok merasa sedikit terganggu dengan kompresan dan percakapan mereka, dia membuka matanya dan sedikit terkejut saat ada Seokjin di sampingnya.

"E-eh? S-sunbae? Kenapa bisa di rumahku?" Tanyanya. Yoongi memberi tatapan datar kepada Hoseok. Dia ini lupa ingatan ya gara-gara demam?

Seokjin tersenyum, "Aku bukan ada di rumahmu. Tapi kau di rumah Yoongi." Ucapnya. Hoseok mengerutkan keningnya, di rumah Yoongi?

Hoseok mengamati sekitarnya dan benar saja ini bukan kamarnya. Akhirnya dia tersenyum canggung kepada Seokjin. Dia mengalihkan pandangannya kepada Yoongi yang berdiri di belakang Sang Kakak.

VERGIB MIR [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang