Setiap detik adalah waktu untuk mengagumimu.
———
Now Playing | Monday To Sunday—Produce X 101
———
Rumah sederhana yang tidak begitu besar tetapi mempunyai halaman lumayan luas dengan beberapa pohon yang tumbuh di sana terlihat sangat tenang. Lampunya agak redup, karena memakai lampu dengan daya kecil, tapi siapa sangka di dalamnya ada sebuah kehangatan sebuah keluarga.
Sehabis maghrib, Tiara baru pulang dari kerja sambilan, di salah satu tempat fotokopian dekat sekolah. Perekonomian keluarganya yang memburuk beberapa tahun lalu, membuat gadis berusia 17 tahun itu harus bersekolah sambil bekerja untuk meringankan beban orang tuanya.
Bagi Tiara, dilahirkan di dunia ini saja sudah jadi hal yang sangat membahagiakan dalam hidupnya. Orang tuanya sudah membesarkan dirinya, merawatnya dengan kasih sayang, jadi Tiara merasa tak enak kalau harus terus-terusan merepotkan.
Meski yang namanya orang tua akan mengusahakan apapun untuk anaknya, tetapi tetap saja, Tiara ingin meringankan beban orang tuanya. Dia ingin orang tuanya bisa menikmati libur akhir pekan, tidak bekerja terus menerus bahkan di hari libur.
Tiara melirik adik laki-lakinya yang berusia dua tahun lebih muda darinya, kelas 3 SMP, namanya Kenzo. Ia sedang asik menonton tivi sambil selonjoran santai di sofa lusuh.
"Aduh Brother, tolong ya, jangan nonton terus," tegur Tiara.
Kenzo memutar bola matanya malas, "duh Sis, tolong ya, jangan sirik," balasnya tak mau kalah, jadi makin fokus menonton, mengabaikan Tiara yang berkacak pinggang di sampingnya.
"Tugas sekolah kamu udah belum? Jangan nonton mulu ah," gemas Tiara, menarik paksa Kenzo untuk bangun.
"Udah. Sana-sana, nggak usah ganggu, lagi seru ini," kata Kenzo cepat.
Tiara ikut menonton, tak lagi merecoki adiknya. Baru sebentar menonton, tapi dia sudah merasa bosan dengan serial rangers dari negara Jepang itu. "Seru apanya? Ini tontonan anak SD tau," keluhnya.
Untuk kedua kalinya Kenzo memutar bola mata, malas menanggapi kelakuan kakaknya yang tidak membiarkan dirinya tenang.
"Ken, tips move on dong," celetuk Tiara asal, tatapannya menerawang ke depan, bukan lagi ke televisi.
"Mana aku tau, memangnya aku ini ahli cinta apa? Aku tuh masih SMP, nggak ngerti gituan," jawab Kenzo pencitraan.
"Huh, mana ada anak jaman sekarang nggak ngerti bucin. Jangan sok iya banget deh, Ken," balas Tiara sebal.
"Kak, aku ini SMP, coba deh adeknya tuh diajarin yang baik-baik aja, jangan tularin virus bucin yang bikin bego," geram Kenzo, tak lagi menonton tivi, tapi menatap Tiara dengan gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA
Teen Fiction"Jangan suka sama gue, Ra. Pergi, lupain gue."-Mahesa. "Sekali aja, gue mau jadi apa yang Esa harapkan. Gue mau jadi dunianya Esa."-Mutiara. ****** Tidak semua cinta bisa digenggam. Ada cinta yang hanya bisa dipendam dalam diam. Dan kisah ini akan m...