———
"Kali ini semesta membiarkan aku berada dekat dengannya."—Mutiara Wijaya
———
Now Playing| To My World—Produce X 101
———
Juno berdiri di depan kelas, kali ini berperan sebagai anggota osis, bukan sebagai salah satu penghuni kelas.
Dia berdehem keras, meminta perhatian teman-temannya yang masih sibuk menunduk membaca buku atau mengerjakan tugas.
"Perhatian semuanya, gue mau kasih tau informasi osis," katanya tegas.
Mendengar itu, secara spontan, seisi kelas menutup buku, kemudian mendongak, memperhatikan lekat-lekat Juno yang berdiri di depan. Pikir mereka, cepat didengar, akan cepat selesai, maka waktu untuk melanjutkan belajar lebih banyak. Tidak terbuang begitu saja.
Beginilah anak IPA 1, bukan cuma kelas ini saja, suasana serupa juga terjadi di kelas unggulan lain, 10 IPA 1 dan 12 IPA 1. Seperti mereka punya cetakan yang sama, khas kelas unggulan.
Dulu, bagi Juno, ditatap seintens ini oleh murid sekelas akan sangat mengintimidasinya, tapi semakin lama, dia jadi terbiasa, bahkan secara tidak langsung karakter tegas seperti ini melekat dalam dirinya. Tapi tetap saja, Juno kadang random, absurd dan punya tingkah aneh. Cuma orang-orang terdekat yang tahu hal itu.
"Sebenernya gue belum disuruh menginfokan ke siapa-siapa, tentang proker osis tahun ini," kata Juno. "Cuma, gue mau kasih sedikit bocoran ke kalian, soalnya, tahun ini agak berbeda dari tahun kemaren," jelasnya.
"Perubahannya signifikan banget ya, Jun?" tanya Shadam mulai penasaran.
Juno mengangguk dengan ekspresi agak kecewa, "osis tahun ini aktif banget, bakal banyak kegiatan," katanya.
"Emangnya sekolah setuju? Biasanya buat HUT aja acara sehari doang," Depika menimpali, wajah juteknya langsung membuat Juno mendelik, tapi buru-buru menahan diri agar tak emosi.
"Sekolah setuju, bahkan ada beberapa proposal yang di acc, tinggal nungu dana cair," jawab Juno seadanya. "Ketos yang sekarang ini geraknya cepat, Kak Satria aja sampe ngacungin jempol," lanjutnya.
Esa mengesah pelan, paling malas ikut kegiatan sekolah model begini. Baginya acara seru-seruan dengan dalih program osis, sama aja buang-buang waktu belajar. Kapan dia bisa mengalahkan Shadam dan Depika kalau begini?
"Ah ya, yang gue denger juga, ada beberapa acara yang diusul anak kelas akhir ya?" tanya Tiara. Gadis itu memperhatikan Esa yang sudah malas mendengarkan. Senyum kecil terbit di wajahnya. Cara Esa cemberut itu membuatnya tampak lucu, gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA
Teen Fiction"Jangan suka sama gue, Ra. Pergi, lupain gue."-Mahesa. "Sekali aja, gue mau jadi apa yang Esa harapkan. Gue mau jadi dunianya Esa."-Mutiara. ****** Tidak semua cinta bisa digenggam. Ada cinta yang hanya bisa dipendam dalam diam. Dan kisah ini akan m...