20-Distances

515 63 26
                                    

Aku tak tahu letak salahnya di mana. Namun, saat kau menciptakan jarak seperti ini, hatiku merasa tak terima.

———

Now Playing|Some—Bolbbalgan4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now Playing|Some—Bolbbalgan4

———





Merusuhi Esa ke kantin rasanya sudah jadi kebiasaan tersendiri untuk Tiara. Meski cowok itu tak terlalu memperlihatkan kegalauan yang sangat kentara seperti sebelumnya, tapi tetap saja, Esa masih malas ke kantin.

Sebegitu niatnya Esa menghindari April.

Tiara menghampiri pemuda jangkung itu, menepuk pundaknya pelan lalu tersenyum hangat, "ayo-ayo ke kantin!" ajaknya semangat.

Esa cuma diam, memandangi Tiara dengan tatapan dinginnya membuat gadis itu merasa aneh.

"Eh, ayo! Jangan banyak alasan gini dong," paksa Tiara tetap memaksa Esa yang cuma diam tak menyahut.

Tatapan Esa semakin dingin, Tiara bahkan menciut karenanya, tak lagi memaksa cowok itu. "Lo kenapa? Sariawan?" tanyanya mencoba bercanda.

Tapi respon Esa bukannya tertawa, malah memalingkan muka, membereskan buku-bukunya yang berserakan di atas meja, tak menghiraukan Tiara sama sekali.

"Ayo ke kantin," ajak Tiara tak kenal lelah.

Esa mendengus keras, lalu membanting tumpukan buku yang dipegangnya sampai mengagetkan beberapa orang yang masih di sana. Cowok dengan tahi lalat di dagu itu berdecak sebal, menatap Tiara dengan tajam. "Kenapa harus sama gue? Lo kan bisa pergi sendiri," tolaknya dengan nada dingin.

Tiara terdiam, menatap Esa tak percaya. Keduanya jadi pusat perhatian di kelas, ada yang menatap dengan penuh tanda tanya ada pula yang hanya merasa terganggu saja. Tiara memberanikan diri menatap mata pemuda itu, tak menyerah meski sudah ditolak dengan jelas.

"Saaaa, ayo dong, lo kenapa sih biasanya juga kalo diajak mau-mau aja," kata Tiara gemas sendiri.

"Lo bisa pergi sendiri Tiara, kenapa lo selalu ngerusuhin hidup gue?" tanya Esa datar.

Tiara menggigit bibir, "maksud gue baik, sebagai temen gue nggak mau lo sakit, gue cuma sekedar peduli," jawabnya lirih, sambil menunduk tak berani menatap wajah Esa.

"Mana ada temen yang perduli sampai segininya, Ra. Lo itu terlalu berlebihan," ujar Esa sarkas.

Tiara terbelalak saat mendengarnya, "ma-maksud lo apa?" tanyanya ragu-ragu.

Sebelum Esa menjawab, Malvin lebih dulu menarik Tiara pergi dari sana, disusul oleh Juno yang mengikuti keduanya.

Tiara cuma bisa menurut karena tenaga Malvin lebih kuat darinya, sampai dia terseret di koridor karena langkah besar Malvin tak sebanding dengan kaki kecilnya.

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang