Yang diam bukan berarti tak perduli. Dia hanya tak ingin banyak orang tahu betapa besar rasa khawatir yang dimilikinya.
——
Hari yang lain
Jangan katakan sesuatu yang menyedihkan
Begitu jauh
Jangan katakan apapun
Seperti itulah cinta
Itu begitu sulit bagiku
Seperti itulah hati ini
Itu hanya mencarimuDalam angin nan dingin
Aku merasakanmu
Aku menutup ke dua mataku dan teringat dirimu
Kenangan yang indah itu
Aku akan menjaganya
Terkadang aku akan mencoba meluapkannya
Meskipun terasa begitu menyetap tak bisa melihatmu
Bahkan hari ini, seperti ini
Saat aku ingin melihatmu, apa yang harus ku lakukan?Now Playing| Another Day—Monday Kiz ft. Punch
---
"Ngapain sih anjir pake segala jemput ke kelas gue?" tanya Dopi, gemas sendiri melihat Jia yang sedang membuka gembok pintu ruang jurnalistik.
Jia mendengus keras, "dijemput salah, nggak dijemput ngomel-ngomel, maunya apa deh, Ibu Peri?" tanyanya heran.
Dopi mendelik, "prince ini, bukan ibu peri," sahutnya tak terima.
Jia mencibir, kemudian memasuki ruang jurnalistik diikuti Dopi. "Lebih mirip ibu tiri," celetuknya asal.
"Medusa sirik aja," balas Dopi tak mau kalah.
"MEDUSA APA SIH, ANJIR!? LO NGGAK TAU GUE UDAH CATOKAN, MASIH AJA LO KATA MIRIP MEDUSA!"
Dopi kicep, hampir melempar mic ke muka Jia karena gadis itu tiba-tiba teriak sampai meledak begitu. Kaget. Pertama kali seorang Jia ketahuan meledak padahal cuma disenggol pakai candaan Medusa.
"Aih, santuy Ji, santuy," kata Dopi menenangkan, soalnya takut kena imbas dari kemarahan Jia. Kan serem.
Jia mengelus dadanya, berusaha menetralkan emosi yang selalu saja meledak setiap bahas rambut. Kadang dia heran, memangnya ada yang salah apa ya sama rambutnya ini, kenapa banyak banget orang yang menjadikan itu candaan. Padahal cuma karena sebuah kejadian dimana, Kezia Syalomita tidak sisiran satu kali pas pertemuan pertama ekskul jurnalistik, tapi rentetan candaannya masih aja kekal sampai sekarang. Jia jadi kayak punya meme sendiri, tentang rambut medusanya.
"Maap maap, Dop, nggak sengaja ngegas, soalnya gue pake kopling," kata Jia memelas.
Dopi mendelik melihatnya, "lo kata motor apa ya, pake kopling segala. Nggak bener emang otak lo, kusut kayak rambut medu—"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA
Teen Fiction"Jangan suka sama gue, Ra. Pergi, lupain gue."-Mahesa. "Sekali aja, gue mau jadi apa yang Esa harapkan. Gue mau jadi dunianya Esa."-Mutiara. ****** Tidak semua cinta bisa digenggam. Ada cinta yang hanya bisa dipendam dalam diam. Dan kisah ini akan m...