22-Love Effect

490 54 30
                                    

Biasanya kita akan berbuat hal di luar nalar saat mencintai seseorang, ini semacam love effect.

———

Bisakah kau melihat hatiku ini?Hanya dirimulah yang ku punya Aku akan berada di belakangmu Satu langkah di belakangmu 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisakah kau melihat hatiku ini?
Hanya dirimulah yang ku punya
Aku akan berada di belakangmu 
Satu langkah di belakangmu 


Kau tak tahu akan isi hatiku 
Air mataku ini berlinang 
Saat aku melihatmu, hatiku terasa begitu sakit 
Cinta yang hanya bertepuk sebelah tangan 

Aku akan berjalan ke tempat di mana
aku harus kembali seorang diri 
Karna itulah aku merasa sedih 
Apakah kau hanya berpura-pura tak tahu?
Diriku yang ada di sisimu ini
Aku bahkan mencoba tuk berteriak sekuat tenaga 
Apakah kau mendengar suara hatiku ini? 


Now Playing|Can You See My Heart—Heize ost. Hotel Del Luna

———








Entah sudah berapa kali Esa mengobrak-abrik tas, mencari kartu perpustakaan miliknya. Di dalam kotak pensil, di laci, di loker bahkan di dompetnya juga tidak kunjung ketemu.

Apa masih di laci meja belajar di rumah, ya?

Esa mengesah pelan, baru teringat kalau benda pipih itu dia simpan di laci meja belajarnya karena kemarin tertinggal di saku celana sekolah, belum sempat dimasukkan kembali ke dalam tas.

Kenapa baru ingat setelah isi tasnya berantakan begini?

Jadi, dia harus bagaimana? Tugasnya tidak akan selesai kalau belum ada buku referensi dari perpustakaan. Dan dia tidak punya kartu sebagai akses peminjaman buku.

Juno dan Malvin juga sedang tidak di kelas, dua-duanya sibuk eskul. Juno sedang rapat osis sedangkan Malvin juga ada rapat struktur baru anak basket.

Sial.

"Ada yang bawa kartu perpus, nggak?" tanya Esa pada teman sekelasnya, berharap ada yang mau meminjamkannya untuk beberapa hari saja.

"Punya gue udah di perpus, buat minjem buku juga tadi bareng Mario," jawab Shadam, merasa tak enak karena tidak bisa membantu.

Esa tersenyum tipis, berusaha memaklumkan.

Sonya meliriknya sekilas, "ini gue bawa sih, cuma juga mau dipake minjem buku juga, berdua Hani, dia lupa bawa kartu," katanya. Memang, satu kartu perpustakaan hanya bisa meminjam dua buku, tidak bisa lebih, maka dari itu Sonya tidak bisa meminjamkan kartunya.

"Oh iya, nggak papa, masalahnya gue juga lupa bawa kartu perpus," kata Esa sambil menarik senyum.

Yang lain juga sama, sudah dipakai untuk meminjam buku di perpustakaan sebagai referensi tugas bahasa indonesia. Karena memang sedang ada tugas menganalisis buku non fiksi.

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang