One step, two steps, catch your breath and keep walking
The faster you try to go, it’ll seem far away
When tomorrow scares you, you can lean against my shoulder
I’ll be right beside you, I’ll comfort youIt’s okay it’s okay
I’m here for youNo one knows how I feel
All those days you tried to comfort yourself
Just one step, no two steps
Come a little closer
I’ll be a shoulder to cry on, I’ll walk beside you from now onFrom X1, I'm here for you english vers.
———
"Kalau lelah, boleh istirahat, tapi jangan berhenti. Semua baik-baik aja, I'm here for you." —Mutiara Wijaya.
Now Playing | I'm here for you—X1
———
"Dop, gue tuh baper tau nggak sih," Tiara merengek, menarik-narik lengan Dopi, mencari perhatian temannya yang sedang sibuk melihat laptop, masih pusing menentukan konten youtube sekolah untuk episode mendatang.
"Dopi aduh, liat gue dulu sini," katanya makin menjadi karena tidak adanya respon dari pemuda kurus itu. "Dop, gue baper," sambungnya.
Dopi mendecak sebal, menoleh sepenuhnya ke arah Tiara, "dari dulu lo baper sama dia, Ra. Dari dulu, sejak kelas sepuluh," semburnya tak berperasaan.
"Waktu itu dia ngobatin gue, pelan-pelan, kayak takut banget gue kenapa-napa. Gue jadi baper, hati gue nggak munafik kalau gue suka perlakuan Esa waktu dia perduli," kata Tiara menceritakan semua yang dirasakannya.
Abun bergabung, ikut duduk di karpet berbulu bersama Dopi dan Tiara. Tadi dia ke dapur lebih dulu, membuatkan minum untuk Dopi dan Tiara yang tiba-tiba bertamu sehabis pulang sekolah.
Tiara merengut, tak lagi menganggu Dopi, kali ini Abunlah yang jadi sasarannya. Gadis itu menatap Abun sambil mencuatkan bibirnya, "Buunnn, hati gue lemah banget masa," katanya sambil memeluk lengan Abun gemas, berusaha meluapkan perasaannya, antara senang, kesal juga sedih yang bercampur jadi satu.
Abun menepuk-nepuk puncak rambut Tiara, seperti mengerti perasaan gadis itu, "hati lo kuat kok, udah selama ini lo cuma berani suka dia lewat bayangan, lo nggak pernah nunjukkin itu di depan dia secara langsung," katanya menguatkan.
"Esa baik banget ya, Bun," katanya lirih. "Gue bingung, hati gue makin hari makin suka sama dia, dan karena itu juga gue makin merasa sakit," lanjutnya sedih.
Dopi menghentikan kegiatannya, jadi melihat Tiara yang wajahnya berubah murung, seperti menahan tangis. Kadang dia merasa kasihan melihat Tiara terus-terusan membantu Esa untuk mendekati adik kelas yang ditaksir cowok itu tanpa memikirkan perasaannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA
Teen Fiction"Jangan suka sama gue, Ra. Pergi, lupain gue."-Mahesa. "Sekali aja, gue mau jadi apa yang Esa harapkan. Gue mau jadi dunianya Esa."-Mutiara. ****** Tidak semua cinta bisa digenggam. Ada cinta yang hanya bisa dipendam dalam diam. Dan kisah ini akan m...