26-Feel So Bad

560 53 2
                                    

Kalau memang merasa bersalah dan jahat, harusnya minta maaf bukan cuma merasa sedih, karena kesedihan itu sama sekali tidak merubah keadaan.

———

Hatiku kosong dan kosongSekalipun hatiku dingin ditiup angin dinginTidak jauh,saya sudah diam-diam mengatakan cintaJangan terlalu sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hatiku kosong dan kosong
Sekalipun hatiku dingin ditiup angin dingin
Tidak jauh,
saya sudah diam-diam mengatakan cinta
Jangan terlalu sedih


Tolong jangan menangis
Bahkan jika kegelapan datang, jangan runtuh
Air matamu menyakitiku

Tolong Jangan Menangis
Waktu berlalu
Saya akan kembali kepadamu ketika saatnya tiba
Tolong Jangan Menangis

Setelah aku meninggalkanmu, waktuku mengalir tanpa makna
Secepatnya,
jika aku bisa kembali padamu

aku akan melakukan apa saja

Now Playing| Please Don't Cry—Davichi ost. The King: Eternal Monarch

———

"Catatan fisika lo belum lengkap, kan?Nih, pinjem punya gue aja dulu," Tiara menyerahkan buku catatan fisika miliknya kepada Esa sambil tersenyum lebar.

Sementara Esa hanya melirik singkat buku itu, tak mengindahkan Tiara sama sekali, pemuda dengan tahi lalat di dekat dagu itu kembali sibuk memainkan ponselnya.

Tiara menghela nafas pelan, raut wajahnya menurun melihat bagaimana dinginnya sikap Esa akhir-akhir ini. Tapi, gadis itu tetap memaksakan senyum, berusaha memaklumi, tak membiarkan orang-orang tahu kalau dia semakin terluka.

Perasaannya yang tak berbalas saja sudah membuatnya sakit, apa lagi semakin ke sini Esa malah bersikap dingin seperti memberi jarak entah karena apa. Hati Tiara rasanya semakin tidak beraturan.

"Bawa aja, gue bisa pinjem punya yang lain," tolak Esa dengan nada datar.

Tiara mengesah pelan, penolakan Esa membuatnya kecewa. "Kenapa nyari yang lain sedangkan di sini lo tinggal nerima aja?" tanya Tiara sedih kentara dengan nada suaranya yang sedikit serak.

Esa melirik kecil ke arah Tiara yang berdiri di samping kursinya, "ambil buku lo, gue lagi nggak perlu," tolaknya lagi.

"Sa, minggu depan ulangan fisika, tapi catatan lo nggak lengkap karena sibuk persiapan NSDC," kata Tiara agak memaksa. Bukan apa-apa, dia tahu betul bagaimana kerasnya hidup di IPA 1, semua orang di kelas ini berlomba-lomba mendapatkan nilai yang sempurna, membuat mereka apatis, meminjam catatan di minggu-minggu ulangan pasti rasanya akan sulit.

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang