Aku akan memegang payung
Aku akan selalu berada di sisimu
Seperti biasa, kamu tahu
Setiap kali aku melihatmu
Kamu yang tercantik saat tertawa———
Now Playing | Like Always—X1
———
"Tiara absen kelas pagi kenapa?" tanya Malvin ketika mereka ada di kantin.
Dopi dan Abun menoleh, meminta penjelasan pada Juno yang jadi satu-satunya orang yang mengerti.
"Kepalanya sakit, abis kebentur dinding, kemaren misahin orang berantem," jelas Juno seadanya, kembali menikmati soto ayam yang dipesannya tadi.
Abun berdecak sebal, "kebiasaan ya tu anak, selalu aja tangannya gatel nolong orang, jadinya gini kan," kesalnya yang kemudian dilampiaskan pada potongan batagor.
"Gara-gara April, ya?" tanya Malvin penasaran.
Juno mengangguk, "iya kemaren jambak-jambakan sama anak kelas 10 IPS 3, Ovy namanya," jawabnya.
Esa cuma mendengarkan, sambil memakan nasi goreng di piringnya yang belum habis.
"Gila berantem di sekolah?" tanya Dopi tak percaya.
"Ya tapi kan udah pulsek itu, pas jadwal eskul. Lagian April yang diserang terus, kelihatan banget cuma ngindar," ujar Juno menjelaskan. "Kayaknya masalah cowok, Dio Agam itu loh," lanjutnya kemudian.
Malvin mendesis tak suka, rasanya ingin mengomeli April karena hal ini. Kenapa sih dia punya adik yang kelakuannya bar-bar dan suka berantem gitu?
"Tuh ada Esa juga, dia yang nolongin April," tunjuk Juno pada Esa dengan sinis.
Merasa diperhatikan Esa mengangkat kepalanya, lalu menaikkan alis pura-pura tak paham apa-apa.
"Lah dia nolongin April nggak bantuin Tiara? Gila bucinnya Esa nggak nahan," sindir Dopi dengan gaya ceplas-ceplosnya.
Esa memutar bola matanya malas, "ya emangnya kenapa? Kan ada Juno, lagian posisinya itu April luka, Tiara nggak," jelasnya membela diri.
"Udah gue duga, Esa itu makin beda, cuma gara-gara cewek," timpal Abun.
"Jangankan bantu, ngelirik Tiara aja nggak, padahal yang bantu ceweknya juga Tiara," kata Juno tak suka.
Esa melengos malas, berusaha mengabaikan sindiran teman-temannya.
"Ceweknya nggak salah sih, April mah biasa aja, emang Esanya yang makin nggak tahu diri," ujar Dopi makin menjadi.
Malvin melirik Esa yang mulai tak nyaman, tapi dia pun tak bisa membela Esa karena dia merasa apa yang dilakukan cowok itu berlebihan. Tentu saja Malvin peduli dengan April, tapi dia tahu permasalahan utamanya ada di Esa karena terlalu membela April itu tidak baik. Bahkan Esa sampai bolos english debating cuma buat menemani April kemarin, padahal di sana sudah ada Dio. Malvin tahu cerita ini dari April.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA
Teen Fiction"Jangan suka sama gue, Ra. Pergi, lupain gue."-Mahesa. "Sekali aja, gue mau jadi apa yang Esa harapkan. Gue mau jadi dunianya Esa."-Mutiara. ****** Tidak semua cinta bisa digenggam. Ada cinta yang hanya bisa dipendam dalam diam. Dan kisah ini akan m...