Aku tidak tahu, bahkan sama sekali tidak mengerti tentang alasanmu tiba-tiba menjauh, lalu pergi. Aku hanya merasa aneh, salahku apa? Tolong, jawab aku, katakan sesuatu.
---
At that time, if you held me
At that time, if you warmly covered my shoulder
I wouldn't hate you as much
I wouldn't be as lonelyBaby I'm so lonely
I was so lonely
The times you didn't get to know
Were truly harsh to meAt that time, if your eyes were looking at me
At that time, if I had heard your answer
I wouldn't hate you as much
I wouldn't be as lonelyNow Playing|Alone—Bolbbalgan
---
Juno berdecak sebal ketika melihat Esa dan Tiara yang saling diam dan terasa canggung begini. Lebih tepatnya ini karena Esa, cowok itu kelihatan aneh sejak beberapa hari lalu, bersikap lebih dingin terutama ke Tiara.
Mereka berdua sebenernya kenapa? Ada apa?
Rasanya Juno yang lelah sendiri berada di antara dua orang ini. Mereka sama sekali tidak beranjak dari kursinya, padahal bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu.
Sebenarnya jadi kerja kelompok tidak, sih?
Sonya yang juga satu kelompok dengannya menghilang entah kemana. Bikin Juno bertambah pusing. Apalagi dia mau buru-buru mengerjakan proposal osis, makanya mau cepat-cepat mengerjakan tugas sekolah.
"Ayo-ayo, ngapain pada bengong?" Itu suara Malvin, merusuhi teman satu kelompoknya—Hani, Shadam dan Depika—untuk bergegas.
Depika mendelik, "ya ayo buruan, lo yang bikin lama, pake acara tidur di jam terakhir," katanya ngegas.
"Santuy dong, Dep, gue capek tau habis latihan basket. Gue latihan buat apa? Buat banggain sekolah kita, kalo sekolah kita menang, lo juga yang bangga," Malvin malah berceramah, membuat panas telinga orang-orang yang masih bertahan di sana.
"Bacot, urusan sama gue apa anjir," balas Depika dengan tampang songongnya.
"Ya udah sih, ayo buruan, kalo kalian adu bacot mulu nggak kelar-kelar nanti," Shadam menginterupsi, membuat Malvin dan Depika yang saling melempar tatapan tak suka jadi diam dan mulai beranjak.
Esa tiba-tiba berdiri, membuat Juno dan Tiara jadi melirik. "Dep, ayo tukeran kelompok," ucap Esa tanpa alasan.
Semua orang yang masih tersisa di kelas terkejut, lalu mengernyit heran.
"Kenapa tuker kelompok?" tanya Depika bingung.
Esa nampak berpikir, melirik-lirik kecil ke arah teman-temannya yang menanti jawaban. "Tukeran aja buruan," jawabnya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESA
Teen Fiction"Jangan suka sama gue, Ra. Pergi, lupain gue."-Mahesa. "Sekali aja, gue mau jadi apa yang Esa harapkan. Gue mau jadi dunianya Esa."-Mutiara. ****** Tidak semua cinta bisa digenggam. Ada cinta yang hanya bisa dipendam dalam diam. Dan kisah ini akan m...