Tandai typo!
--------------------Annyeong yeorobun tersayang!
Sehat-sehat dan tetap semangat.
***
Hari ini adalah hari dimana kelas 10 IPA melakukan praktek di Laboratorium. Seluruh murid dari jurusan IPA berada di laboratorium SMA Elementary. Laboratorium ini bisa menampung hingga 500 siswa dan alat-alatnya. Tak heran sih, sekolah mahal.
Marvel dan kedua temannya berjalan menyusuri koridor menuju lab. Dari arah berlawanan tiga orang gadis juga berjalan dari koridor ke arah laboratorium. Cewek dengan tingkah angkuhnya, cewek dengan kebengalannya dan kesenangannya melanggar aturan, siapa lagi kalau bukan Salsa. Cewek itu mempercepat langkahnya saat melihat Marvel berjalan menuju laboratorium pun tangannya dengan tak tau dirinya, memeluk lengan Marvel. "Gila lo!" Bentak Marvel sarkas dan langsung menyentak tangan Salsa.
"Marvel lo tuh nggak boleh judes sama gue. Kan Tante Audi yang nyuruh kita pacaran." Ujar Salsa manja yang membuat Marvel jijik dan geli. Ingin muntah kan jadinya. Sial! Salsa membuat dirinya hancur mood seketika. "Gue nggak suka sama lo!" Sarkas Marvel lagi, hidupnya sudah berat ya, kenapa malah cewek menyebalkan ini terus mengikutinya seperti perangko.
Rey dan Albert, dua orang itu saja bergidik ngeri melihatnya. Jujur, Rey yang hanya melihat saja merasa jijik, apalagi Marvel yang ketempelan. Mereka bertiga juga tahu kalau Salsa terobsesi dengan Marvel, sampai rela mendekati Audi hanya untuk dekat dengan Marvel. Tak sulit mendekati Audi karena Ibu dari Marvel itu punya proyek perusahaan bersama Ayah dari Salsa.
"Apa lo sirik." Tukas Salsa setelah melihat tatapan kedua teman Marvel yang menyebalkan itu.
"Gue suka banget sama lo gimana dong Vel." Ucap Salsa yang manjanya melebihi orang sakit. Ralat, manjanya seperti jalang. Dasar cewek tidak tau diri, pikir Marvel. Kelakuan hancur, masih aja cari muka di depan Marvel. Tampak sekali jika cewek ini kurang belaian.
"Tap-" Omongan Marvel terpotong saat tubuhnya terasa terhantam dari belakang. "Minggir!" Sentak Dhila arkas. Dhila yang membuka rangkulan tangan Salsa dan Marvel dan lewat bersama Bella di tengah-tengah mereka.
"Gila ya lo nenek lampir!" Salsa mulai tersulut emosi.
"Lo yang gila, pacaran di depan pintu lab, liat belakang lo. Banyak bocah ngantri bego, mereka mau masuk!" tukas Dhila. Ingin rasanya ia membunuh Salsa sekarang juga, dendam sebelumnya saja masih menumpuk, sudah bikin ulah lagi. Dosa apa yang orangtua Salsa perbuat sampai punya anak modelan begitu.
Tanpa disadari Albert sudah menarik bibirnya membentuk senyum tipis, nyaris tak terlihat. Rasa kagumnya muncul saat melihat Dhila yang berani melawan nenek lampir modelan Salsa. Jantungnya mendadak berdebar. Albert sangat menyukai gadis pemberani seperti Dhila, bukan gadis alay dan sok lemah seperti Salsa, ia lebih suka gadis layaknya Dhila. Tapi tak tau nanti, manusia berubah-ubah. Bisa saja Albert menyukai gadis manja nantinya.
Salsa langsung menoleh kebelakang dan melihat banyak kerumunan anak kelas 10 yang ingin masuk ke dalam Laboratorium. "Masuk sono, cepet gak pake lama!" Bentak Salsa sarkas. Siswa yang tadi melongo langsung berjalan masuk ke dalam laboratorium, dari pada kena omel mak lampir.
"Kita juga duluan ya Sal." Ujar Tiara dan langsung dianggukki Dian. Sahabatnya pun menyimpan rasa takut, tapi mau bagaimana. Mau salto sampai jungkir balik pun memang Salsa seperti itu. Darah nenek lampir melekat dalam dirinya. Mau memberikan wejangan juga percuma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Suruhan (END)
Teen FictionWARNING⚠️⚠️ •DILARANG KERAS PLAGIAT! •CERITA INI HANYA ADA SATU YAITU PUNYA SAYA. JIKA TIDAK PERCAYA, KALIAN BISA CARI JUDUL BAHKAN TAGS DARI CERITA SAYA. •KALAU ADA CERITA YANG PERSIS SEPERTI PUNYA SAYA, SILAHKAN DM SAYA. •Revisi bertahap *** Tak k...