28. I love you, but I can't

50 6 0
                                    

Kamu harus tau kalau aku masih sangat mencintaimu

Kamu harus tau kalau aku masih sangat mencintaimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama bangga sama kamu." Kiran tak henti-hentinya tersenyum, lagi dan lagi Bella meraih peringkat pertama di kelasnya, itu sudah berlaku dari Bella sekolah dasar. Gadis yang mempunyai gangguan psikis itu sangat pintar dalam bidang akademik ataupun non-akademik.

"Ini cuman satu-satunya cara Bella bahagiakan Mama, Papa sama Bunda Elia, Ayah, juga Nenek." Kiran tak tahan lagi, secepat kilat wanita paruh baya itu mencium kedua pipi anak gadis satu-satunya. Bahkan setelah disakiti begitu hebatnya, Bella masih menunjukkan rasa bakti dan sayang terhadap Ayah angkatnya.

"Kak Alvin mana Ma?" Gadis itu melirik kesana-kemari mencari keberadaan Kakaknya.

"Nyari Aura."

Gadis itu kaget, ia tak menyangka ternyata Kakaknya masuk ke jajaran cowok gercep, "Beneran?" Tanyanya dengan mata berbinar. Ia senang Kakaknya menemukan hal baru, daripada harus terus di rumah lebih tepatnya di ruang game dan seharian bermain bersama komputer.

"Liat aja, sok akrab banget Kakak kamu Bel." Tunjuk Kiran begitu menemukan Alvin menuju ke arahnya dengan Aura yang ada di sampingnya, yang tidak tahu diri lagi cowok itu malah menggandeng tangan Aura sembarangan.

"Halo Mama, kenalin."

"Udah tau, Aura kan?" Gadis itu hanya tersenyum, ia malu dan kikuk. "Kenapa nggak dipukul aja kalau anak Tante kurang ajar sama kamu?" Kiran mengusap rambut hitam Aura. Alvin hanya mendesis kesal, kenapa Mamanya tak pernah berpihak padanya?

"Ra, kita lihat-lihat, gue kan belum tau sekolah lo."

"Tapi Tan-"

"Ayo Ra." Alvin menarik tangan Aura dan berlalu meninggalkan Kiran juga Bella yang menganga. "Bye..." Alvin melambaikan tangannya, benar-benar tidak tau diri.

"Ayo Ma." Kini Bella yang mengajak Mamanya pergi, biarkan saja Kakaknya bermain dengan dunianya sendiri.

***

"Kamu yakin Bella? Kalau ada masalah sama temen-temen cerita sama saya. Tidak apa-apa." Guru perempuan yang notabenenya adalah kepala sekolah itu merasa agak sedikit aneh, pasalnya baru ada satu siswa yang mengajukan permintaan seperti itu sejak lima tahun terakhir.

"Yakin Bu. Saya nggak ada masalah."

"Siang." Suara itu menginterupsi ketiga orang di dalam. Vero datang dengan pakaian formalnya. Lelaki itu meninggalkan kantornya sebentar untuk menyempatkan waktu tentang sekolah Bella.

Gadis Suruhan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang