안녕하세요 여러분!
잘 지내고 있나요? 괜찮지 않아?
항상 건강하시고 정신차리세요.
***
Seorang gadis yang dilanda bingung itu terus jalan bolak balik layaknya setrika. Banyak pasang mata yang melihatnya tapi gadis itu tak peduli. Sekarang dia berada di depan ruangan rawat neneknya. Gadis itu tampak seperti orang linglung.
Bella bingung apakah dia akan menyetujui ajakan Dhila atau tidak. Pasalnya Dhila seperti serius dengan ajakannya. Dia jadi bingung, tak mungkin ia meninggalkan pekerjaannya karena harus segera membayar biaya administrasi neneknya. Tapi ia juga tak mau membuat sahabatnya kecewa.
Deringan ponselnya berbunyi berulang-ulang menampilkan nama seseorang. Mengganggu sekali dia menelfon saat Bella tengah bingung seperti ini. Menghancurkan pikirannya saja.
"Hai Bebel." Suara itu langsung Bella dengar saat ia mengangkat telponnya.
"Apa? Ganggu aja!" Ketus gadis itu. Pikirannya yang penuh juga hatinya yang benar-benar lelah membuatnya tak badmood kali ini.
"Jangan bilang lo lagi sama Rey yang gila itu." Marvel berujar tak jelas. Membuat Bella semakin malas berbicara dengan manusia satu ini. Rey dibawa-bawa, memangnya ia siapa harus bersama dengan Rey tiap saat.
"Apa sih!" Ketusnya lagi.
"Lo dimana?"
"Lo harus tau?"
"Bebel kok jutek sih."
"Suka-suka gue." Bella mengakhiri teleponnya dengan manusia aneh di seberang sana. Manusia yang mengklaim dirinya menjadi babu. Manusia nggak jelas.
"Dasar aneh." Gumamnya menatap ponselnya yang sudah menghitam. Bella akhirnya masuk ke dalam ruang inap dan menemukan neneknya sedang tertidur pulas. Ia berlalu meninggalkan neneknya keluar dari area rumah sakit. Ia akan menemui Dhila besok saja seperti yang Dhila katakan sebelumnya. Ia menghampiri pangkalan ojek dan pergi menuju tempat kerjanya.
Gadis itu memberikan uang sepuluh ribuan untuk membayar ojek tadi. Ia langsung masuk toko roti yang mulai ramai.
"Kok lama Bel?" Pertanyaan pertama yang Bella dapat dari teman kerjanya.
"Iya tadi ada urusan. Gue ganti baju dulu." Bella bergegas menuju kamar ganti untuk mengganti bajunya menjadi baju khas toko tersebut.
Selesai mengganti bajunya, Bella langsung menuju depan etalase berisikan roti dan melayani pengunjungnya satu persatu. Ia harus semangat dengan kerja paruh waktunya, neneknya harus segera ditangani sebelum Kiran tau dan berakhir Bella kembali merepotkan wanita itu.
"Roti lapisnya mbak, 3 kotak." Ujar seorang gadis yang sibuk menunduk memainkan ponselnya. Bella mulai membungkus 3 kotak roti lapis itu. Mata si pembeli melotot saat ia akan memberikan uangnya.
"B-bella."
"Lo ngapain disini Bel?" Bella mulai dibanjiri pertanyaan oleh gadis itu. Bella yang tau situasi langsung menyuruh si gadis duduk.
"Mbak, tolong gantiin dulu. Ada urusan bentar." Ujar Bella pada temannya sebelum pergi meninggalkan etalase yang sudah dikerumuni banyak orang.
"Jadi ini alasan lo nggak mau gue ajak keluar malem ini?" Dhila langsung menyodorkan beberapa pertanyaan pada Bella. Bella tak menyangka jika Dhila bisa bertemu dengannya disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Suruhan (END)
Novela JuvenilWARNING⚠️⚠️ •DILARANG KERAS PLAGIAT! •CERITA INI HANYA ADA SATU YAITU PUNYA SAYA. JIKA TIDAK PERCAYA, KALIAN BISA CARI JUDUL BAHKAN TAGS DARI CERITA SAYA. •KALAU ADA CERITA YANG PERSIS SEPERTI PUNYA SAYA, SILAHKAN DM SAYA. •Revisi bertahap *** Tak k...