Tandai typo!
Siap ramaikan lapak Marvel?
***
Satu minggu, berlalu dengan cepat. Meninggalkan jejak berbeda di setiap harinya. Mendewasakan manusia di setiap detiknya. Memberi pelajaran dari setiap putaran waktu yang terlewat. Rasa lega dan bahagia menyelimuti seluruh keluarga kecil Bella karena anak perempuannya lulus melakukan semua ujian susulan. Ujian yang begitu banyak dan menguras pikiran itu berhasil Bella selesaikan dengan nilai memuaskan. Kiran dan Vero sudah tidak heran lagi. Bella itu berbeda dari yang lainnya, gadis itu memang punya gangguan psikis, tapi otaknya tak ada yang tau. Otak titisan mana bisa sampai sepintar itu. Padahal hanya mengandalkan guru privat selama beberapa minggu.
"Besok kita berangkat Ma?"
"Iya." Ujar Kiran seraya membantu putrinya memasukkan set baju sesuai musimnya. Karena pertengahan tahun seperti ini biasanya musim panas sedang di alami oleh negara yang punya empat musim. Memang kalau bulan Juni sampai September harga tiket pesawat dan hotel lebih mahal karena merupakan waktu peak season. Banyak turis lain dari Eropa yang berkunjung. Tapi itu tak akan mencegah Vero untuk mengajak putra-putrinya berlibur serta melepas putra sulungnya.
"Ma, Bella mau cerita. Boleh?"
"Boleh dong sayang, boleh banget." Wanita itu menarik sleting koper berwarna kuning itu dan beranjak duduk di samping putrinya. Ia sangat bersemangat kali ini.
"Kalau Bella nggak buat salah, apa harus minta maaf?"
Kiran tersenyum, ia bersyukur putrinya perlahan mulai terbuka padanya. "Minta maaf nggak selalu berarti mengaku salah. Kita hanya minta maaf karena telah membuat orang tersebut tersakiti oleh sikap kita. Pandangan setiap orang bisa berbeda. Apa yang Bella anggap biasa mungkin menyakitkan untuk orang lain. Minta maaf walau Bella nggak salah juga membuktikan bahwa Bella adalah orang yang rendah hati. Sampai sini paham?" Jelas Kiran panjang menuntaskan pemikiran buntu Bella. Meluruskan kembali jalan pikiran Bella. Meluruskan benang kusut yang hadir di kehidupan putrinya.
"Makasih ya Ma, Bella paham kok. Lega rasanya bisa berbagi cerita sama Mama."
"Kalau ada yang pengen kamu ceritain, Mama siap jadi temen cerita kamu." Bella sudah tidak kuat lagi, dengan segera ia menghambur ke pelukan Kiran. Wanita tengah baya itu hanya tersenyum dan mengelus punggung Bella. Inilah yang ia tunggu dari dulu, luluhnya sifat Bella. Sekarang juga gadis itu lebih bisa mengontrol emosinya. Walau rasa cemas seringkali hinggap.
"Kita beneran berangkat besok Ma?" Rasanya masih tidak percaya bahwa ia akan berlibur dengan keluarga yang lengkap. Makanya sedari tadi gadis itu terus bertanya.
"Iya besok siang. Bella semangat!" Gadis itu tersenyum dan mengangguk, bersyukur rasanya punya orang tua yang menyayangi dirinya. Tak peduli walau ia dan Kiran sudah berpisah cukup lama. Ikatan batin anak dan orang tuanya tak akan terputus sampai kapanpun.
***
Bella hanya bolak-balik bak setrika di balkon kamarnya. Pikirannya buyar dan kembali terbagi. Apa ia harus meminta maaf kepada Marvel? Mungkin benar kata Mamanya, semua manusia berbeda. Gadis itu takut kalau perkataan atau perbuatannya tanpa sadar membuat Marvel sakit hati. Ia juga merasa bersalah tak menjelaskan yang sebenarnya kepada Marvel. Ia memang harus benar-benar minta maaf kali ini. Jiwa Bella memberontak, ia bersalah jadi harus bahkan wajib untuk meminta maaf.
Ragu-ragu ia mengangkat ponselnya. Mencari kontak yang ia kasih nama paling singkat. Gadis itu takut kepergok Salsa bahwa dirinya punya nomor ponsel Marvel. Mengingat betapa bencinya Salsa kepadanya, bahkan sampai rela melakukan apa saja demi melihat dirinya hancur. Jadi lebih baik ia mengatasi sedikit kemungkinan buruk yang akan menimpanya. Contohnya nomor ponsel Marvel. Dengan diberi nama satu huruf saja, maka ia bisa setidaknya sedikit lebih aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Suruhan (END)
Ficção AdolescenteWARNING⚠️⚠️ •DILARANG KERAS PLAGIAT! •CERITA INI HANYA ADA SATU YAITU PUNYA SAYA. JIKA TIDAK PERCAYA, KALIAN BISA CARI JUDUL BAHKAN TAGS DARI CERITA SAYA. •KALAU ADA CERITA YANG PERSIS SEPERTI PUNYA SAYA, SILAHKAN DM SAYA. •Revisi bertahap *** Tak k...