Tandai typo!!!
Siap ramein lagi?
Siap mengarungi kisah percintaan Bella dan Marvel lagi?
Siap mengulik rahasia dibalik kehidupan mereka berdua? Ikuti terus ceritanya.
Happy reading ❤️
***
Cahaya terik menerpa wajah seorang lelaki yang sedang duduk di balkon apartemen. Termenung seorang diri di temani sinar matahari kota Paris pada akhir bulan Juni. Pemandangan indah di hadapannya tak ia nikmati. Menara yang menjulang tinggi dihadapannya pun tak membuatnya mempunyai sedikitpun mood. Sekarang pukul 10 pagi di Paris berarti di Indonesia sudah pukul 3 sore. Mendadak ia rindu momen sekolahnya, ia bisa bertemu dengan gadisnya.
Dasar Marvel, masih saja dipikirkan. Marvel gamon, dia sama sekali tak bisa melupakan Bella sedikitpun. Sudah satu minggu ia berada di Prancis dan ia masih gagal move on dari gadis itu. Bella, liat saja nanti, sepulangnya Marvel dari Prancis ia akan menculik gadis itu. Memang dirinya belum sempat bicara empat mata dengan Bella. Marvel akui bahwa dirinya salah karena langsung ambil kesimpulan. Tapi lelaki itu benar-benar marah. Bagaimanapun ia harus membicarakan ini dengan Bella. Jika memang gadis itu mencintai orang lain, maka dirinya akan mundur. Ia tak akan menghancurkan persahabatannya, lelaki itu juga tak akan menyakiti Bella dengan jalur memaksakan perasaan.
Berada di apartemen seorang diri membuatnya berubah menjadi kepribadiannya yang dulu sebelum bertemu Bella. Dingin nan cuek. Papanya sudah kembali ke Indonesia 4 jam setelah ia sampai di apartemennya, karena hanya mengantar. Harusnya saat itu Papa Marvel menginap terlebih dahulu, tapi malah hanya istirahat 4 jam dan langsung ambil penerbangan lagi. Dirinya hanya diberi wejangan terkait sikapnya.
Kali ini Marvel sudah yakin akan membicarakannya dengan Bella. Ini juga berkat Altair yang menyuruhnya. Kalau Papanya tidak memberinya pencerahan untuk ia renungkan setiap harinya, mungkin sangat mustahil jika hubungannya akan membaik dengan Bella. Lelaki itu menghela nafas dan beranjak, mendekati meja makan yang sudah tersedia makanan. Lelaki remaja itu sengaja menyewa asisten rumah tangga, karena waktunya yang cukup sibuk. Kalau pagi sibuk melamun, siang sibuk dengan berkas-berkas kantornya, sore juga sibuk di kantor, dan malam sibuk melamun lagi.
"Merci." Ujarnya kala asistennya meletakkan sepotong sandwich di piringnya. Asisten yang Marvel sewa bisa dibilang muda. Mungkin 25 tahunan dilihat dari penampilannya yang masih terlihat casual ala anak muda.
"as-tu un autre travail?"(apakah kamu punya pekerjaan lain?) Tanya Marvel. Lelaki itu penasaran, dilihat usianya masih muda, banyak yang mau menerima seorang wanita muda bekerja, tapi kenapa malah menjadi asisten rumah tangga.
"Je travaille au supermarché, je suis ici juste pour aider le travail de ma mère." (Saya bekerja di supermarket, saya di sini hanya untuk membantu pekerjaan ibu saya.) Marvel hanya menganggukkan kepalanya. Lelaki itu kembali disibukkan dengan sandwich dihadapannya. Rasanya enak, seperti sandwich restoran bintang lima.
"Es-tu encore à l'école?" (Apakah kamu masih di sekolah?) Marvel menatap asistennya seraya mengangguk, ia tak mungkin menjawab disaat mulutnya penuh makanan.
Marvel menelan kunyahannya, lelaki itu menyuruh asistennya duduk dan makan. "Can you speak English?" Tanyanya. Ia benar-benar merasa asing saat hari-harinya dipenuhi oleh bahasa Prancis. "What is your name?" Lanjutnya. Ia yakin asistennya bisa berbahasa Inggris karena bekerja di supermarket. Apalagi banyak turis yang berkunjung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Suruhan (END)
Novela JuvenilWARNING⚠️⚠️ •DILARANG KERAS PLAGIAT! •CERITA INI HANYA ADA SATU YAITU PUNYA SAYA. JIKA TIDAK PERCAYA, KALIAN BISA CARI JUDUL BAHKAN TAGS DARI CERITA SAYA. •KALAU ADA CERITA YANG PERSIS SEPERTI PUNYA SAYA, SILAHKAN DM SAYA. •Revisi bertahap *** Tak k...