36. Lelah

50 4 0
                                    

Tandai typo!

Happy Reading 💗

**

Bella. Satu nama yang menjadikan Marvel seharian tersenyum. Hubungannya dan Bella kembali lagi, kembali hangat dalam pelukan semesta, dan sekarang ia bahagia. Walau rintangan itu masih ada di depannya nanti, ia yakin semua akan bisa terlewati. Yang jadi pikirannya saat ini, bagaimana bisa ia menahan rindu selama seminggu lagi. Begitu sulit untuk dilakukan, apalagi dari tadi gadis yang ada dipikirannya sulit dihubungi. Bella pasti sudah landing, tapi dari kemarin tetap saja sulit dihubungi.

Sekarang dia sudah berada di Charles de Gaulle Airport. Bandar udara internasional di Prancis. Ia akan pulang kerumahnya, ia ingin bertemu orang tuanya. Seperti apapun orang tuanya, Marvel benar-benar merindukan keduanya. Sekarang pukul 06.45 pagi di Paris itu artinya sudah pukul 12.45 siang di Indonesia. Keadaan masih gelap gulita, berbeda dengan Indonesia yang pukul enam pagi sudah terang.

***

"Makan dulu Bel, masih capek?" Kiran membawa nampan berisi makanan untuk anak gadisnya. Wajar saja jika Bella masih asik tertidur. Mereka landing pukul 4 pagi dan putrinya baru tidur pukul 5 pagi karena harus membereskan kamarnya yang akan ia tinggali selama seminggu kedepan. Sekarang sudah pukul 8 pagi. Waktu Belanda dan Paris sama, lebih lambat 6 jam dari indonesia.

"Capek banget Ma. Nanti ya..." Ujarnya seraya menaruh nampan di atas nakas. Wanita itu beranjak dan membuka tirai jendela putrinya.

"Makan dulu, kamu belum makan."

"10 menit lagi ya Ma." Gadis itu berujar dengan kondisi mata yang masih tertutup rapat. Hanya menggeliat kecil karena cahaya matahari yang malu-malu masuk ke kamarnya.

"Oke, tapi dimakan ya." Gadis itu hanya mengangguk lemah dan kembali menenggelamkan dirinya dibawah selimut agar cahaya matahari yang masuk tak mengusik tidurnya. Kiran membuka selimut yang menutupi wajah putrinya dan mengecup pipi putrinya sebelum keluar dan menutup kembali pintu kamar Bella.

Hal yang sama terjadi juga pada kedua putranya yang masih setia bergelung dibawah selimut. Entah bagaimana bisa, Candra yang tidur bersama Vero kini berpindah bersama Alvin. Kiran jadi berpikir kalau Candra tidur berjalan. Anak kecil itu bahkan tidur diatas Kakak laki-lakinya. Posisi Alvin yang tidur tengkurap dan Candra diatasnya juga tengkurap. Tak ada yang terganggu sama sekali, bahkan suara ribut Kiran yang sedang memasak juga aroma masakan tak membuat ketiga anaknya dan suaminya bangun.

"Kak, bangun yuk. Makan dulu, kamu mau ke Universitas kan hari ini?"

"Nanti ya Mama. Aku ngantuk banget."

"Wake up now."

"Candra, wake up." Percuma saja, suaminya yang tadi dibangunkan lebih awal pun malah tidur lagi. Setiap dibangunkan pasti menjawab 10 menit lagi. Tapi tetap saja masih tidur sampai sekarang. Sudahlah, tak ada yang bisa wanita itu lakukan selain duduk dengan sepiring pancake.

"Ma, bagi dong, kurang rotinya." Kiran tersenyum mendapati putrinya keluar dengan piring dan gelas kosong di tangannya. Tak biasanya Bella makan banyak, tapi itulah yang Kiran inginkan. Kiran rela menyiapkan banyak makanan kalau putrinya makan banyak begini, asal jangan berlebihan saja.

"Sini sayang."

"Kita mau jalan-jalan kemana habis dari Universitas Kakak?"

"Keliling aja, kita cari kuliner khas Belanda Ma." Ujar Bella antusias. Entah kenapa sekarang dipikiran Bella hanya berisi makanan. Gadis itu juga belum membuka ponselnya dari kemarin. Segera gadis itu masuk kembali ke kamarnya untuk mengambil ponselnya. Pasti banyak pesan WhatsApp atau Line yang masuk. Atau yang lebih parah, Marvel menelpon.

Gadis Suruhan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang