Typo Tandai!
"Bel!"
"Bella!"
"Bel tunggu gue!" Rey teriak berkali-kali hanya untuk memanggil Bella, tapi sepertinya Bella sengaja tidak mendengarkan. Rey mempercepat jalannya hingga ia sampai di samping Bella dan langsung meraih tangan putih itu.
"Apa?"
Rey mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. "Tunggu Bel" ujarnya masih dengan kegiatannya. Nafasnya memburu padahal baru jalan cepat menyusul Bella.
"Iya"
"Lo kenapa mau banget sih di suruh sama Marvel? Dia tuh nggak punya hati." Muka Rey sudah memerah, Rey tak menyangka jika sahabatnya setega itu kepada perempuan.
"Nggak apa-apa kok." sanggah Bella, sebenarnya dia hanya ingin menyemangati dirinya dengan kalimat 'nggak apa-apa kok'
"Gue nggak mau lo sakit Bel. Gue nggak mau lo capek." Bella mengernyit mendengar penuturan Rey dan akhirnya tertawa pelan.
"Kok ketawa?"
"Rey makasih banget, tapi gue nggak apa-apa, cuman ke kantin kok." Ada desir bahagia dihatinya, Rey bagi Bella adalah sosok yang soft, dan ia begitu beruntung mengenal sosoknya.
"Ya udah okey, tapi gue temenin lo, setiap lo butuh bantuan tolong panggil gue."
"Oke." mereka pun akhirnya berjalan menuju kantin, tatapan siswa menuju ke arah Bella. Iya, gadis itu yang tak pernah menjadi bahan sorotan kini tengah merasakannya. Berjalan beriringan dengan Rey yang famous membuatmu pahan akan arti posisi. Disini Bella hanya gadis kampung, sedangkan Rey anak orang kaya raya. Jelas ia jadi bahan perbincangan sepanjang perjalanan menuju kantin.
Telinga Bella sudah memanas, sungguh ia tak kuat menahan semua ini. Rasanya Bella ingin menangis sekarang. Bella merasakan lega saat sepasang earphone terpasang indah di telinganya. Earphone yang sudah tersambung ponsel milik Rey itu memutar lagu uh huh milik Julia Michaels, Rey tahu Bella merasa tidak nyaman akan ocehan manusia tak berguna.
"Keren kan lagu gue" tanya Rey sambil mengangkat kedua alisnya berulang kali. Bella hanya mengangguk tanpa memperbanyak bicara. Saat ini ia masih sangat bersyukur bersama Rey, lelaki bagai malaikat yang selalu melindungi Bella.
"Beli pesanan Marvel trus titipin murid lain aja suruh nganterin, gue bakal ajak lo ke taman belakang." Bella mengangguk lagi. Mungkin taman belakang adalah tempat yang cocok untuk menenangkan pikirannya.
Bella mengantri membeli apa yang dipesan Marvel tadi, setelah selesai Bella memberhentikan cewek yang lewat di depannya.
"Misi, tolong anterin ini bisa nggak?" Tutur Bella sopan kepada cewek yang berhenti sambil menatapnya datar. Sepertinya Bella salah server, harusnya ia tak menuruti titah Ret.
"Nggak penting!" Tukasnya tajam. Bella lupa jika dirinya sedang menjadi bahan gosip karena jalan dengan Rey yang famous. Bella meringis mengingatnya. Lagipula jalan berdua dengan Rey saja dipermasalahkan, bagaimana jika ia menjalin hubungan dengan salah satu dari ketiganya, bisa habis.
Cewek itu mendelik kala mendengar suara bariton yang menggelegar, bukan hanya cewek tadi tapi seluruh siswa yang ada di kantin.
"Berani kalian semua ngomongin Bella, gue jeblosin kalian semua ke BP! Bahkan gue bisa keluarin kalian semua. Ini sekolah aja bisa gue beli!" Rey menginterupsi seluruh siswa di kantin tadi hingga semuanya menganga. Cewek tadi hanya kicep dan menunduk takut.
"Mungkin buat mereka semua, tapi nggak buat gue." Itu suara Salsa, ia bergumam pelan, hanya dia yang bisa mendengarnya karena jaraknya jauh dari seluruh siswa kantin, Salsa bersedekap dada memperhatikan Bella, kemudian ia berbalik menuju kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Suruhan (END)
Teen FictionWARNING⚠️⚠️ •DILARANG KERAS PLAGIAT! •CERITA INI HANYA ADA SATU YAITU PUNYA SAYA. JIKA TIDAK PERCAYA, KALIAN BISA CARI JUDUL BAHKAN TAGS DARI CERITA SAYA. •KALAU ADA CERITA YANG PERSIS SEPERTI PUNYA SAYA, SILAHKAN DM SAYA. •Revisi bertahap *** Tak k...