15. Kiran Kenapa?

73 6 0
                                    

2021년 9월 1일

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2021년 9월 1일

Tandai typo!

***

Gadis berambut sebahu itu kini sedang menghangatkan badannya dengan meminum susu hangat di cafetaria rumah sakit. Berharap hanya dengan segelas susu saja badannya bisa diajak kompromi. Demam yang menyerangnya tadi pagi tak ada rasanya bagi Bella yang sudah terbiasa membawa beban kemana-mana dipunggungnya.

Setelah mengetahui bahwa keadaan neneknya semakin memburuk membuat Bella menjadi lebih pendiam. Kadang dia menangis dan tertawa, mentalnya saat ini benar-benar tidak sehat. Akhir-akhir ini memang sudah jarang, tapi kali ini ia kembali terguncang.

Di cafetaria rumah sakit yang sepi, gadis itu meneguk sedikit demi sedikit susu hangat yang dipesannya. Matanya meneliti setiap sudut tempat yang kini ia singgahi, entah apa yang ada dipikirannya.

Firasat buruk selalu menghantuinya akhir-akhir ini. Mengganggu belajarnya, mengganggu fisiknya, menganggu tidurnya. Semuanya terganggu oleh firasat buruk yang sedang menancap dihatinya. Apalagi hatinya selalu dibuat was-was kala kabar tak terduga dari pihak rumah sakit selalu memasuki telinganya, menembus rongga dadanya dan menyerang ulu hatinya.

Luka lama yang sudah tertutup mungkin akan segera kembali terbuka. Luka saat ia ditinggalkan oleh sang bunda dan ayahnya dulu. Ia harus bisa melupakan bundanya. Ia harus menatap masa depan yang sedang menantinya. Sampai saat inipun kata ikhlas belum sepenuhnya bertahta dihatinya. Bundanya adalah orang yang amat penyayang.

Setelah berdiam di cafetaria rumah sakit seorang diri, akhirnya Bella beranjak menuju ruang rawat neneknya. Berharap neneknya sudah membaik. Jantung neneknya sudah sangat lemah. Kondisinya juga semakin parah. Bella hanya bisa menangis setiap malam jika mengingat neneknya. Akan pergi bekerja pun ia tak sanggup.

Perlahan ia mengusap tangan neneknya. Nenek yang selalu merawatnya. Air mata yang tadi terbendung luruh berjatuhan dibarengi isakan yang sedari tadi tersekat di tenggorokkan.

Ingin rasanya ia mengabari tantenya tapi ia tak bisa. Ia tak mau merepotkan orang lain. Jika tantenya telfon pun ia akan menjawab semua baik-baik saja. Kali ini Bella memberanikan diri menelfon tantenya. Dicarinya dengan teliti nomor Kiran.

"Halo sayang kenapa?

"Emm, i-tu tan-tante hiks"

"Lho. Kamu nangis? Kamu kenapa Bella?"

"Nenek Bella hiks... Dirumah sakit."

"Astaghfirullah! Kenapa nggak ngasih tau Bella kalo ibu di rumah sakit. Sekarang Bella share location, ntar tante langsung datang."

"Iya tante. Hati-hati."

Tut ...

***

Gadis Suruhan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang