WARNING⚠️⚠️
•DILARANG KERAS PLAGIAT!
•CERITA INI HANYA ADA SATU YAITU PUNYA SAYA. JIKA TIDAK PERCAYA, KALIAN BISA CARI JUDUL BAHKAN TAGS DARI CERITA SAYA.
•KALAU ADA CERITA YANG PERSIS SEPERTI PUNYA SAYA, SILAHKAN DM SAYA.
•Revisi bertahap
***
Tak k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Marvel Airlangga
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hujan deras mengguyur kota Jakarta dengan membabi buta. Mengeluarkan rintik-rintik yang tajam jika bersentuhan dengan muka. Angin kencang juga mendominasi, membuat lelaki yang sedang asyik bermain game terlihat bahagia. Mobilnya sudah dibawa supirnya pulang, itu artinya ia bisa berlama-lama dengan Bella. Sementara Bella sudah mencak-mencak karena Marvel malah mengganggunya belajar. Mamanya tak tau jika Marvel masuk kamar Bella bukan untuk belajar tapi untuk mengganggunya.
"Vel apasih? Pulang sana." Usir gadis itu, malas sekali rasanya mendengar ocehan Marvel. Satu kata yang mendiskripsikan Marvel saat ini adalah 'cerewet' ternyata dibalik sikap dingin dan cuek yang ia tunjukkan kepada orang lain seketika akan luntur jika bersama Bella. Bella bahagia jika Marvel hanya terbuka padanya, tapi ia juga pusing mendengarkan segala ocehan tak penting Marvel.
"Kamu mau jalan-jalan nggak yang?" Tawar Marvel. Ia membayangkan jika ia terjebak hujan bersama orang yang disayang, ia akan memeluknya, menciumnya. Sungguh pemikiran yang konyol.
"Nggak!" Desis gadis itu tajam. Sedari tadi ia membolak-balikkan bukunya karena tak paham dengan pelajaran yang biasanya ia anggap mudah. Semuanya karena Marvel yang terus saja mengoceh, mulutnya minta disumpal memang.
"Kamu diem atau aku ngambek?" Hening seketika. Marvel sudah diam mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Tak mungkin ia mau gadisnya marah. Bella bangkit dari duduknya mengambil kursi yang ada di sudut ruangan, ia taruh kursi itu disamping kursi belajarnya dan menarik Marvel untuk duduk disana.
"Sekarang kamu belajar sama aku, manfaatin waktu yang kamu punya. Menyesal itu datang di akhir." Gadis itu mengeluarkan semua buku-bukunya mulai dari buku paket sampai buku tulisnya, yang tadinya hanya dua buku sekarang bertambah. Ia yakin Marvel dirumah juga malas-malasan. Walaupun cuek gadis itu masih tetap perduli, apalagi pada Marvel orang yang disayanginya. Walaupun banyak badai yang menyuruhnya menjauhi Marvel, nyatanya itu tidak bisa membuatnya jauh. Semakin ia menjauh dari Marvel maka cowok itu akan semakin mendekat dan semakin nempel.