38. Unexpected Meeting

68 4 2
                                    

Tandai typo, terimakasih.

Happy reading ❣️

•Kalau memang nantinya itu semua tentang kamu, biar waktu yang berperan untuk mengusir semua ragu•

***

Lelaki tampan itu terlihat menghela nafasnya berkali-kali. Oke, dirinya hanya perlu menolak. Tenang dan tampak biasa saja. Dirinya hanya perlu menolak, oke menolak. Marvel menarik nafasnya panjang dan membuangnya perlahan. Ia harus menuruti orangtuanya, setidaknya agar Mamanya tak menahan malu akibat ulahnya yang tak mau datang.

"Siap Marvel?" Tanya Mamanya yang sudah berpakaian rapi. Sama dengan dirinya yang sudah berpakaian casual. Tubuh dengan kaos tipis dan dibalut jaket denim oversize itu tampak menawan, apalagi celana bahan hitam yang membungkus kaki jenjangnya.

"Ayo, Papa nunggu diluar." Setidaknya Marvel harus bersyukur karena Mama Papanya sudah tak bertengkar lagi. Walau aura dingin kadang terpancar di diri Audi, setidaknya tidak ada acara debat dan saling menyalahkan. Marvel bahagia jika orang tuanya tak bertengkar lagi. Marvel ingin menjadi anak yang bahagia ditengah keluarga yang harmonis.

"Kalau aku nggak mau, aku bakal nolak, dan Mama jangan larang hubungan aku sama Bella."

Audi menghela nafasnya dan mengangguk. Soal Marvel berhubungan dengan gadis itu memang Audi mengizinkan, walau rasa tak ikhlas kadang bersarang dihatinya. Tapi keadaan Audi terdesak, setelah mengatakan bahwa Audi tak mengizinkan Marvel berhubungan dengan Bella, Marvel langsung mengacuhkannya dan selalu bilang ingin berbuat macam-macam dengan Bella.

Sisi brengsek Marvel bangun dan Audi tak akan pernah bisa menghentikannya. Jadi sebelum terlambat, Audi mengizinkan hubungan putranya dengan gadis yang masih ia benci. Ia akan berusaha menerima gadis itu, sesuai permintaan putranya. Audi juga sudah mendengar dari suaminya kalau putranya sudah mengambil ciuman pertama Bella. Kalau Bella memang jodoh Marvel, Audi tak akan bisa berbuat apapun.

"Ayo." Marvel mengangguk, pikirannya berkelana. Mengapa tak ada celah untuk dirinya mencari jati diri dan cinta sejati. Alam semesta seakan menentang Marvel untuk memilih. Lagi pula Marvel tak ada minat dengan gadis manapun selain kekasihnya. Mamanya seakan memutuskan agar dirinya bertunangan dengan gadis pilihannya nantinya.

Marvel menggelengkan kepalanya, ia tak boleh berfikir macam-macam. Tidak baik untuk pikirannya.

"Marvel, cepetan, ngapain sih kamu masih berdiri disitu?"

"Iya Pa." Lelaki itu langsung masuk ke mobil. Tangannya menari di atas ponsel. Ia perlu mengobati ketakutan ini dengan bertukar pesan dengan seseorang di seberang sana. Siapa lagi kalau bukan kekasihnya.

Bebel❤️

Bel

Aku nervous

Apa? Temuin aja nggk pp.
Klw nggk mau ya tolak.

Iya, aku udh bilang sama mama, bakal
macem-macemin kamu kalau aku nggak
boleh ada hubungan sama kamu.

Kamu ngomong gitu? Ish malu-maluin!

Kalau nggak ngomong gitu, nanti Mama
gak bolehin aku pacaran sama kamu.

Percuma dong aku nolak perjodohan
kalau akhirnya gak boleh hubungan sama
kamu. Cuma canda kok sayang.

Gadis Suruhan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang