Banyak cara membuat wanita jatuh cinta, yaitu buatlah dia tertawa. Tapi jika kamu tertawa, justru diriku yang semakin cinta.
***
Pagi ini Bella benar-benar ngantuk berat karena kurang tidur. Setelah pulang kerja, Bella langsung menuju rumah sakit karena ada panggilan dari rumah sakit. Neneknya yang sempat membaik kembali drop. Detak jantungnya melemah dan hampir berhenti. Mungkin tuhan masih ingin Bella menjaga Neneknya.
Bella menadahkan kepalanya di meja, ia memejamkan matanya sambil menunggu guru kesenian datang. Karena hari ini kelas 10 akan diajarkan membuat kerajinan dari tanah liat. Memang para siswa sangat malas jika masuk pelajaran seni. Selain karena praktek yang terus menerus, seni juga sangat menyiksa bagi yang tidak menyukainya.
"Bella." Dhila melambaikan tangannya di depan muka Bella yang masih tertidur. Ia tau Bella pasti mengantuk dan lelah. Tak ada istirahat untuk dirinya sekarang, pagi sampai sore sekolah dan malamnya langsung bekerja.
"Bel." Dhila mengguncang pelan bahu Bella agar sahabatnya cepat terbangun. Dhila tadi sempat melihat Bu Rita keluar dari kelas 12 menuju kesini. Dhila yang baru dari kantin langsung lari memasuki kelasnya.
"Bel! Ada Bu Rita!" Teriakan Dhila membuat Bella terkesiap dan langsung menegakkan badannya. Refleks tangannya mencengkram lengan Dhila karena kaget.
"Mana Bu Rita?!" Nada suara khas bangun tidur dan sedikit membentak itu menggema seantero kelas. Banyak yang menertawakan, ada juga yang bingung.
"Ada lagi jalan." Muka Bella memerah menahan malu, ia tak kuasa jadi tertawaan di kelasnya. Dhila menyebalkan, apa ia tak tau kalau kantuk masih menyerangnya.
"Kaget tau." Sungut Bella sebal, sahabatnya sangat menyebalkan hari ini. Ikut-ikutan ketawa juga seperti yang lainnnya
"Heh cupu! Ngigo lo?" Salsa berteriak sesekali tertawa iblis.
"Cantik begini dibilang cupu." Ujar Dhila seraya memegang bahu Bella. Tangan satunya menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Bella.
"Cantik juga gue!" Salsa membalas karena tak terima. Mungkin sebentar lagi akan ada pertunjukan.
"Muka kayak pantatnya panci aja sok lo." Cibir Dhila, gadis itu juga menertawakan Salsa. Salsa memang patut ditertawakan, putih karena krim dan itu hanya diwajah. Berbeda dengan Bella yang putih alami.
"Apa lo bilang?!"
"Pantat panci, budek lo?"
"Bangsat!" Salsa tak terima dirinya mirip pantat panci. Ia sudah dandan supaya kece badai malah dibilang pantat panci.
"Apa lo berane?!" Dhila maju mendekati Salsa, hampir saja sesi adu jambak terjadi, Bu Rita datang, Bella menghela nafas lega, Bu Rita sungguh penyelamat. Bella tadi bingung mau memisahkan dengan cara apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Suruhan (END)
Roman pour AdolescentsWARNING⚠️⚠️ •DILARANG KERAS PLAGIAT! •CERITA INI HANYA ADA SATU YAITU PUNYA SAYA. JIKA TIDAK PERCAYA, KALIAN BISA CARI JUDUL BAHKAN TAGS DARI CERITA SAYA. •KALAU ADA CERITA YANG PERSIS SEPERTI PUNYA SAYA, SILAHKAN DM SAYA. •Revisi bertahap *** Tak k...