Cinta punya dua makna
Bahagia dan luka
Setelah merasakan keduanya
Kamu akan berubah menjadi manusia dewasa***
Suasana ini, seperti suasana yang ada di bayangan gadis dengan rambut yang sudah tergerai rapi dan dress putih menawan. Keramaian membuat Bella merasa tak nyaman. Akankah dirinya diizinkan masuk? Dirinya hanya gadis desa yang bahkan tak diundang ke acara ini, kalau Marvel tak memaksanya juga ia tak mau repot-repot mempermalukan diri karena datang tak diundang.
Keluar dari mobil putih itu Bella langsung saja memasuki pintu belakang, Marvel sudah berdiri disana, menunggunya. Bella sengaja memberhentikan supirnya di belakang gedung karena memang titah dari Marvel, demi kebaikan bersama.
"Gak papa nih? Nanti Mama kamu marah." Raut wajah Bella pun sudah berubah. Wajahnya nampak khawatir, untung saja ia memakai celana jadi jalannya tidak susah, ia bahkan bisa lari kalau nanti kepergok datang kemari. Hanya ulang tahun biasa, tak perlu menggunakan gaun menurut Bella.
"Malam ini aja, sebelum aku pergi ke Prancis, aku cuman pengen dekat sama orang yang aku sayang Bel." Marvel menggenggam erat tangan mungil itu. Tangan yang selalu cekatan dalam menulis sesuatu. Tangan putih dingin yang bahkan sangat cocok masuk ke genggamannya.
"Ayo masuk, gedung ini besar dan banyak cctv. Jadi kamu harus sama aku terus." Ujar Marvel lagi, wajahnya sumringah dan tampak bahagia. Lelaki dengan setelan jas itu tampak sangat menawan dimata Bella.
"Itu sih mau kamu."
Lelaki remaja itu terkekeh "Tau aja." Gadis itu berjalan disamping Marvel seraya menenteng sebuah paperbag berisi box berpita. "Ini kamar siapa?" Tanya Bella. Jujur saja kamar ini sangat menarik, nuansanya berwarna putih dan banyaknya hiasan yang menempel. Sepertinya memang sudah disediakan untuk sang pemilik acara ulang tahun.
"Kita."
Bella berdecak, masih sempat-sempatnya bercanda. "Marvel serius." Matanya melotot ke arah Marvel.
"Setelah lulus SMA." Celetuk Marvel. Lelaki remaja itu berjalan ke arah ranjang dan mendudukkan dirinya, beberapa detik kemudian tubuhnya ia tumbangkan. Tangannya merentang dengan hembusan nafas teratur.
"Maksudnya?"
"Aku seriusin." Karena ucapan Marvel yang seenaknya inilah penyebab pipinya merah merona. Bella sudah merasa memanas hanya karena berdua dalam ruangan ini, dan dengan mudahnya Marvel mengucapkan hal itu? Hal yang belum tentu terjadi. Lucu sekali.
"Ini kamarku, untuk malam ini. Kamu mau nitip apa? Besok aku mau ke Prancis loh." Bella duduk disamping Marvel, tangannya terulur menarik tangan Marvel agar lelaki itu bangun dari sesi rebahannya. Ia merindukan momen berdua, walau kemarin sudah merasakannya, rasanya rindu itu tak akan hilang sampai kapanpun, mungkin.
Gadis itu tersenyum seraya meletakkan peperbag yang dibawanya tadi dibawah kasur. Apa bisa ia mengatakan ini sedangkan semuanya akan berakhir? "Kamu. Aku maunya kamu. Cepat pulang, baik-baik di sana, aku disini nungguin. Bukan cuman aku, banyak orang yang nunggu kamu." Keluar juga kalimat yang membuatnya kalut. Dia ingin Marvel? Bahkan malam ini sepertinya adalah malam terakhir pertemuannya dengan Marvel. Bella harusnya lebih sadar diri kalau dirinya hanyalah benalu bagi hidup Marvel.
Senyum kembali terbit, matanya menatap jauh bola mata hitam Marvel. Berenang menyelami dalamnya manik jelaga sang pemuda. "Happy birthday my love. I love you forever. Sorry for my bad treatment, but that's all I can do. I just want you to turn into a grown man, responsible, have a good personality, always be healthy, and make your parents happy." Jauh dilubuk hatinya, banyak doa yang ingin disampaikan, banyak kalimat yang ingin dilontarkan, tapi apa kabar hatinya nanti jika goresan luka itu kembali menganga? Baginya Marvel adalah luka. Luka yang mampu menggores kebagian paling dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Suruhan (END)
Novela JuvenilWARNING⚠️⚠️ •DILARANG KERAS PLAGIAT! •CERITA INI HANYA ADA SATU YAITU PUNYA SAYA. JIKA TIDAK PERCAYA, KALIAN BISA CARI JUDUL BAHKAN TAGS DARI CERITA SAYA. •KALAU ADA CERITA YANG PERSIS SEPERTI PUNYA SAYA, SILAHKAN DM SAYA. •Revisi bertahap *** Tak k...