Kecewa atau benci? Aku rasa kecewa sudah mendeskripsikan semuanya.
*
*Milky Queen Faradhila
***
Bugh!!
Satu pukulan keras mengenai wajah Marvel yang tampak pasrah. Cowok itu hanya diam tak menanggapi, ujung bibirnya perih dan mengeluarkan darah, kemarahan seorang di depannya ini pantas untuk ia terima mengingat dirinya yang penuh dosa.
"Jangan lo pikir, lo bisa seenaknya mainin cewek!" Teriakan itu meluncur tegas tepat di depan wajah Marvel. Lelaki itu sadar perbuatannya pada Bella keterlaluan, ia menyakiti gadis itu lebih dari yang ia pikirkan.
"Stop! Ke ruangan kita sekarang." Albert meninggalkan Rey dan Marvel yang saling tatap menyeruakan aura permusuhan. Mereka berjalan melewati koridor, matanya menangkap seorang gadis yang berjalan menunduk, gadis itu tampak kembali seperti dulu, selalu menunduk, diam dan tak berani melawan. Mereka tak tau saja jika wajahnya ia tundukkan karena buliran air mata menetes deras.
"Jelasin!" Pernyataan itu tak kunjung mendapat jawaban membuat cowok yang duduk di sebelahnya mengumpat, "jelasin bangsat!"
"Gue diancam Salsa." Lirih Marvel, air matanya mengalir. Sungguh melihat Bella yang wajahnya tampak tak baik-baik saja saat di kantin tadi membuatnya terpukul telak hingga ulu hati.
"Gue bakal maju di garda depan buat dapetin hati Bella. Awalnya gue udah relain lo sama Bella, tapi ngelihat sikap lo gini. Gue jadi jijik!" Lanjut Rey tegas menembus relung hati Marvel, rasa sakit dan tersinggung menggerogoti hatinya.
"Gue diancam Salsa! Lo ngerti nggak?!" Marvel meninggikan suaranya, sahabatnya tak mengerti apa yang dirasakannya. Ia seperti ditikam, ia seperti di tali dan tak dibiarkan lepas. Ia seperti hewan peliharaan yang disiksa oleh majikannya, ia ingin bebas, benar-benar ingin bebas.
"Lo takut sama Salsa? Cemen lo." Cibir Rey.
"Lo nggak tau posisi gue! Gue saranin lo diem dan nggak usah ikut campur!"
"Kita sahabat! Lo harusnya ngomong dari awal bukan malah diem kayak gini. Sekarang Bella sakit hati, dia nangis, dia bahkan nggak mau sepasang sama lo nanti pas ujian seni!" Marvel tercekat, dadanya berdetak tak karuan. Bella pasti salah paham dan marah besar. Ia tahu Bella mulai mencintainya dan dengan mudahnya dirinya membuat ragu akan kasih sayang Bella yang sudah tertuang untuknya.
"Balik kelas!" Perintah Albert setelah melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah 15 menit ia meninggalkan kelas yang sedang UKK apalagi ini ujian seni. Masalah Marvel bisa ia selesaikan setelah pulang sekolah. Mereka berjalan menuju ruangan tempat dilangsungkannya ujian seni khusus kelas 10 IPA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Suruhan (END)
Novela JuvenilWARNING⚠️⚠️ •DILARANG KERAS PLAGIAT! •CERITA INI HANYA ADA SATU YAITU PUNYA SAYA. JIKA TIDAK PERCAYA, KALIAN BISA CARI JUDUL BAHKAN TAGS DARI CERITA SAYA. •KALAU ADA CERITA YANG PERSIS SEPERTI PUNYA SAYA, SILAHKAN DM SAYA. •Revisi bertahap *** Tak k...